Bukan bermaksud mensejajarkannya dengan hadits, adagium ini pun perlu ditelisik mengenai nilai atau keutamaannya. Namun, barang kali kita juga sering berpikir bahwa ujar-ujar atau perkataan-perkataan tertentu perlu digali makna dan keutamaanya.
Mafhum kita ketahui, manusia adalah mahluk sosial yang tidak dapat menafikan orang lain sama sekali. Memang kepentingan pribadi yang implisit dalam kata 'mangan' tidak salah sepenuhnya dan tidak benar sepenuhnya. Karena untuk bertahan hidup pun, manusia memerlukan orang lain atau pun entitas lain.
Sederhananya kata 'kumpul' adalah aktivitas bersama-sama, bebarengan, gotong-royong. Akan tetapi, aktivitas ini harus memiliki arah dan gerak yang jelas. Sehingga memunculkan kepentingan atau keputusan bersama yang bernilai bukan bersama-sama secara serampangan melakukan hal yang tak bernilai.
Jika ditelisik lebih dalam Majmu`ah Isytiharat (1892) Mirza Ghulam Ahmad membeberkan tujuan Jalsah Salanah yakni agar para hadirin dapat tulus, ikhlas, memeroleh pengalaman kerohanian, menambah ilmu, dan mendapatkan berkah. Bahwa pertemuan tahunan ini juga dapat menjadi ladang untuk saling berkenalan, bertukar gagasan, dan tentunya menguatkan jalinan persaudaraan.
Lantas di mana letak ketidakmanfaatannya? dengan tujuan yang positif itu sangat aneh jika dinilai tidak bermanfaat. Kehadiran Jemaah Ahmadiyah yang berasal dari seluruh wilayah negara kita ini justru malah mempererat persaudaraan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H