Mohon tunggu...
Satrio Nuswantoro
Satrio Nuswantoro Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon

Hobi saya bersepeda dan saya menyukai olahraga

Selanjutnya

Tutup

Music

Band for Revenge: Ungkap Luka Batin lewat Single "Penyangkalan"

3 November 2024   13:36 Diperbarui: 3 November 2024   13:36 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Band rock asal Bandung, For Revenge, siap menggebrak dengan single terbaru mereka yang berjudul 'Penyangkalan', yang menjadi bagian dari album kelima mereka, Perayaan Patah Hati Babak 2. Lagu ini tidak hanya menandai kehadiran mereka di bawah naungan label Sony Music Entertainment Indonesia (SMEI), tetapi juga mengangkat isu yang dalam mengenai hubungan toxic.

Grup musik for Revenge dibentuk oleh Archims Pribadi (drum), Abie Nugraha (bas) dan Hagie Juliandri (gitar) pada 18 April 2006. Semasa SMA mereka memainkan lagu-lagu pop punk kala itu, seperti Blink 182 dan Sum 41. Nama "for Revenge" dipilih sebagai bentuk pembalasan atas kepedihan atau kekecewaan yang dialami setiap personelnya ke dalam sebuah karya musik.

Penyangkalan' ditulis oleh Boniex (vokal) dan Arief (gitar), sesuai dengan judulnya, makna lagu Penyangkalan For Revenge menggambarkan kisah seseorang yang sedang menyangkal suatu perasaan. Lagu ini menggambarkan seseorang yang berjuang menghadapi trauma, rasa sakit, dan ketidakmampuan untuk menghadapi kenyataan.

“Lagu yang berjudul PENYANGKALAN ini mencerminkan fase pertama dari alur cerita yang suram, di mana seseorang cenderung menyangkal bahwa hubungan mereka tidak sehat meskipun konflik dan siklusmenyakitkan sering terjadi,” ujar Boniex.dalam proses penggarapannya 'Penyangkalan' memakan waktu sekitar satu bulan, For Revenge mencoba menggabungkan musik modern rock dan nuansa retro dari era 90-an. 

Dari sisi musik, Arief mengambil referensi dari band-band modern rock yang ramai akhir-akhir ini. Sementara, untuk pengerjaan liriknya, Boniex menghadapi tantangan tersendiri. Tidak hanya sekadar menuangkan kata-kata ke dalam lagu, ia harus berdiskusi panjang, menggali pengalaman seseorang yang pernah mengalaminya, hingga melakukan riset mendalam untuk mencari teori-teori yang membedah hal tersebut, seperti teori Tahapan Berduka (Stages of Grief) sampai tentang toxic relationship. Semua dilakukan Boniex untuk menciptakan lirik yang tepat dalam Penyangkalan.

Band ini berharap bahwa lagu ini tidak hanya menjadi sebuah lagu, tetapi juga sebuah pesan untuk para pendengarnya untuk lebih berani mengakui dan bertindak ketika berada dalam hubungan yang tidak sehat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun