Fakta empiris menampilkan kalau kenaikan kebebasan ekonomi, globalisasi, serta tingkatan pemasukan rata- rata sudah kurangi korupsi di negara- negara tersebut. Tetapi tingkatan korupsi di negeri tumbuh bertambah bersamaan dengan tingkatan pembelajaran. Distribusi pemasukan tidak secara signifikan menarangkan perbandingan tingkatan korupsi di segala negeri yang diteliti.
Model ditaksir aspek latar balik non- ekonomi menampilkan kalau faktor- faktor ini bersama- sama tidak sukses kurangi korupsi di negara- negara tersebut. Namun pada tingkatan orang, sebagian koefisien signifikan serta bertanda negatif bagi riset lebih dahulu; semacam kebebasan pers serta demokrasi. Terakhir, kami pula berupaya memperkirakan kedua model secara bertepatan. Hasilnya nyaris sama dengan model lebih dahulu.
Interprestasi Hasil
Riset ini menciptakan kalau aspek ekonomi lebih berarti daripada aspek non ekonomi dalam kurangi anggapan tingkatan korupsi di negeri tumbuh. Agama tidak mempunyai pengaruh terhadap nilai- nilai sosial budaya. Jadi pengaruh agama terhadap korupsi tidak signifikan.Â
Standar demokrasi di negara- negara ini pula masih sangat lemah ataupun masih dalam sesi dini, ialah dalam kedudukan demokrasi yang terus menjadi menurun. Teruntuk tingkatan korupsi tidak nampak; Kebalikannya, dia mempunyai ikatan positif dengan korupsi di negara- negara tersebut. Terakhir, namun tidak kalah berarti; Aspek ekonomi berhubungan negatif dengan tingkatan korupsi di negeri tumbuh yang diteliti dalam riset ini.
Simpulan dan Saran
Bersumber pada hasil riset ini, kami menganjurkan hal- hal selaku berikut:
Pemerintah wajib fokus pada aspek ekonomi korupsi; paling utama kebijakan kebebasan ekonomi( ekonomi pasar leluasa) buat mengatur tingkatan korupsi yang dialami.
Kebijakan globalisasi wajib didukung sebab sudah secara signifikan kurangi tingkatan korupsi publik. Pemerintah pula wajib fokus pada perkembangan ekonomi yang hendak tingkatkan pemasukan rata- rata serta dampaknya kurangi korupsi di negeri ini. Kebijakan kebebasan pers wajib didukung penuh buat kurangi paparan korupsi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H