Mohon tunggu...
Satrio YogaPratama
Satrio YogaPratama Mohon Tunggu... Lainnya - Universitas Mercubuana

42321010086 - Dosen pengampu : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak - Desain Komunikasi Visual

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

TB2_Pencegahan Korupsi, dan Kejahatan Pendekatan Paideia

8 November 2022   12:55 Diperbarui: 8 November 2022   14:29 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Awal, kata" humanismus" diciptakan pada 1908 oleh pakar pembelajaran Jerman, F. J. Niethammer buat menampilkan tekanan pengajaran yang diberikan pada karya- karya klasik berbahasa Latin serta Yunani di sekolah- sekolah menengah selaku lawan dari tuntutan dunia pembelajaran pada masa itu yang pengajarannya lebih berorientasi pada ilmu pengetahuan serta sains serta bertabiat instan. lstilah humanismus ini diturunkan dari sebutan yang kedua, ialah humanista( humanists).

lstilah humanista sesungguhnya diciptakan pada puncak kejayaan era Renaisans buat menampilkan pada kelompok yang menyebut diri mereka umanisti( para penerjemah, guru- guru serta spesialnya para prof humanisme di universitas- universitas ltalia). Kata" humanista" sesungguhnya diturunkan dari sebutan klasik ketiga, ialah humanitas( humanity) ataupun studia humanitatis, sebutan yang buat awal kalinya diperkenalkan oleh Aulus Gellius serta Varro.

Bagi Gellius sebutan Studia Humanitatis menunjuk pada gerakan paideia dalam kultur Yunani Klasik* 7 serta berkaitan erat dengan artes liberates( pembelajaran buat orangorang merdeka), ialah sistem pembelajaran yang dibesarkan pada Abad Pertengahan. Aulus Gellius sendiri menyebut sistem pembelajaran itu selaku" eruditionem instiutionemque in bonos artes" ataupun" education and training in the liberal arts"

Dalam praksisnya, artes liberates ini, sembari mengacu ke kerangka budaya Yunani, mengenakan pula karya- karya pengarang Romawi klasik, spesialnya Cicero serta Aulus Gellius, selaku bahan pengajarannya. Tujuan pembelajaran artes liberales secara universal merupakan melepaskan partisipan didik dari kebodohan serta kepic: ikan lewat pengembangan intelektual sehingga partisipan didik jadi manusia yang rasional, kritis, berwawasan luas,

sanggup berteman secara manusiawi, pintar serta arif dalam membuat keputusan yang adil. Dengan demikian, partisipan didik menciptakan wujud kemanusiaannya yang benar, kodrat manusia yang real serta asli. Jadi secara historis, kalangan umanisti( para penerjemah literatur klasik serta guru- guru/ profesor- profesor) merupakan orang- orang yang ditatap selaku pioneer yang meningkatkan gerakan pemahaman intelektual dengan kembali bersandar pada visi humanisme Yunani Klasik, paideia. Mereka mendapatkan inspirasi tentang kemanusiaan sempurna dari literatur- literatur klasik lewat studia humanitatis itu. Dengan kata lain, pangkal purba humanisme merupakan paideia. Paideia dimaksudkan buat membingkai seluruh iktikad serta usaha manusia dalam rangka merengkuh cita- cita man umur sempurna selaku makhluk individual serta sosial.

SUMBER :

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun