Sebagaimana layaknya bisnis swasta pada umumnya, pengembang properti milik negara ini -- beserta anak cucu perusahaannya - juga memiliki niat ingsun untuk mengejar pertumbuhan penjualan dan berekspansi.
Setiap tahunnya para pengembang BUMN ini menargetikan penjualan pemasaran (marketing sales) hingga belasan triliun rupiah.
Beberapa di antaranya:
1. Perum Perumnas
Berfokus pada segmen masyarakat penghasilan rendah (MBR).
Bentuk proyek: Penyediaan perumahan di sekitar sepanjang jalur kereta misalnya, dengan konsep TOD-nya (Transit Oriented Development)
2. PT WIKA (Wijaya Karya) Realty
Setelah go public (menggelar IPO), perusahaan ini menyasar pada proyek-proyek di Jawa maupun luar Jawa. berupa apartemen, hotel, convention center, sekolah, kawasan industri plus huniannya, dan sebagainya.
3. PT PP Properti Tbk
4. PT PP Urban
Mengkhususkan diri pada hunian murah dengan total marketing sales yang jumlahnya lebih kecil dibanding saudara-saudaranya yang lain.
5. PT Jasa Marga Properti
Salah satu bentuk proyeknya: Mengemban tugas atas pembangunan kawasan di sekitar jalan tol buatan sang induk.
Misi perusahaan-perusahaan di atas di dalam menyuplai perumahan, ternyata didukung pula oleh cara pembayaran yang bersifat amat meringankan bagi masyarakat berpenghasilan rendah, yakni:
a. Suku bunga spesial
b. DP (Down Payment) yang ringan
c. Tenor panjang
Selain perusahaan pelat merah yang tersebut di atas, juga masih ada Angkasa Pura Properti, Brantas Abipraya Properti, Pos Properti Indonesia, Taspen Properti, Telkom Properti, Kereta Api Properti, Patra Jasa, dan lain-lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H