Praktikum  dalam mata kuliah dasar agronomi merupakan salah satu kegiatan penting untuk memperkenalkan mahasiswa pada teknik bercocok tanam yang efektif dan berkelanjutan. Melalui praktikum ini, mahasiswa diajarkan prinsip-prinsip agronomi yang meliputi perencanaan, penanaman, pemeliharaan, hingga panen tanaman. Dalam proses ini, berbagai langkah dilakukan, seperti penggemburan tanah yang dilakukan untuk meningkatkan aerasi, penanaman benih yang dipilih berdasarkan kualitas, serta pemberian pupuk yang ditambahkan untuk menunjang pertumbuhan tanaman. Kali ini kami dari kelompok 3 Pratikum Dasar Agronomi akan membagikan pengalaman kami yang menyenangkan dalam berkebun di Science Techno Park Salaran.
Kami dari kelompok 3 yang beranggotakan 6 orang terdiri dari Arga, Syehan, Ratih, Tasya, Yosua, dan Agung. Kami adalah mahasiswa dari Fakultas Pertanian dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana (FPB UKSW). Kegiatan berkebun yang kami lakukan ini merupakan bagian dari praktikum mata kuliah Dasar Agronomi.Â
Sebelum kami mulai praktikum di lahan, para mahasiswa yang mengikuti praktikum dibagi ke dalam beberapa kelompok dan masing-masing kelompok diberikan komoditas yang berbeda untuk ditanam. Dalam pembagian ini, kami tergabung dalam kelompok 3 dan diberikan tiga komoditas tanaman, yaitu kangkung sebagai tanaman utama, jagung sebagai tanaman tumpangsari, dan rosella yang akan ditanam sebagai tanaman pinggir.
Menurut materi yang kami pelajari tanaman tumpang sari berfungsi untuk meningkatkan hasil pertanian dengan memaksimalkan penggunaan lahan. Selain itu, tanaman tumpangsari juga dapat membantu dalam pengendalian hama dan penyakit, karena beberapa tanaman dapat mengusir hama atau menarik predator alami. Tanaman ini juga berfungsi untuk meningkatkan keanekaragaman hayati dan mencegah erosi tanah, sedangkan tanaman pinggir berfungsi untuk memberikan perlindungan kepada tanaman utama dari erosi tanah serta untuk meningkatkan estetika lahan pertanian. Tanaman pinggir juga dapat berfungsi sebagai pembatas atau penanda, serta sering kali berperan dalam menarik serangga penyerbuk yang bermanfaat bagi tanaman utama.Â
Sekarang kita lanjut di proses praktikumnya, pada minggu pertama, kedua, dan ketiga kami fokus untuk membersihkan ladang dan membentuk bedengan untuk menanam kangkung, jagung, dan rosela. Kami menggunakan cangkul untuk membersihkan lahan dan juga membalik tanah. Kami juga menggunakan tongkat agar bedengan yang dibuat menjadi rapi. Proses ini berfungsi untuk menghilangkan gulma yang tumbuh di lahan serta mengurangi tekanan air pada tanah.
Setelah membersihkan ladang dan membentuk bedengan, kami memberinya pupuk kandang yang sudah diolah lalu menutupinya dengan mulsa. Pemasangan mulsa sendiri bertujuan untuk menjaga kelembapan tanah, dengan mengurangi penguapan air, sehingga tanaman tetap terhidrasi, terutama pada musim kemarau. Mulsa juga efektif dalam mengendalikan gulma, karena dapat menutupi permukaan tanah dan menghambat pertumbuhan gulma yang bersaing dengan tanaman utama. Selain itu, mulsa berperan dalam menjaga suhu tanah, dengan memberikan perlindungan dari suhu ekstrem, yang dapat mendukung pertumbuhan tanaman. Tidak kalah penting, mulsa juga berfungsi untuk mengurangi erosi tanah dengan melindungi permukaan tanah dari pengaruh hujan dan angin. Setelah pemasangan mulsa kami mulai melubangi mulsa tersebut. Kami melubangi mulsa menggunakan alat khusus yang memang di buat untuk melubangi mulsa. Kami  melubangi mulsa dengan jarak yang telah ditentukan sesuai dengan jarak tanam tanaman yang akan ditanam. Pelubangan ini akan menjadi tempat untuk menanam benih kangkung dan jagung.
Setelah menyelesaikan berbagai tahapan sebelumnya, kami melanjutkan ke proses penanaman. Proses penanaman ini dilakukan dengan cara yang relatif sederhana, seperti yang umumnya dilakukan dalam praktik pertanian. Proses penanaman dimulai dengan menempatkan benih kangkung dan jagung ke dalam lubang yang telah disiapkan pada mulsa. Penanaman dilakukan dengan memastikan kedalaman benih sesuai agar pertumbuhannya dapat berlangsung secara optimal. Setelah proses penanaman, perawatan tanaman merupakan langkah penting yang harus dilakukan secara rutin. Penyiraman dilakukan sehari satu kali, pada sore hari, untuk memastikan tanaman memperoleh kebutuhan air yang memadai. Konsistensi dalam penyiraman sangat diperlukan, terutama pada tahap awal pertumbuhan, guna mendukung perkembangan akar dan pertumbuhan daun yang optimal. Selain melakukan penyiraman kami juga melakukan perawatan dengan pemberian pupuk secara berkala, pencabutan rumput, dan lain sebagainya.
Setelah melakukan berbagai upaya perawatan dan pemeliharaan kurang lebih selama 2 bulanan, saatnya kita masuk ke tahap pemanenan. Kami mulai memanen kangkung terlebih dahulu karena kangkung proses pertumbuhannya lebih cepat dibanding jagung. Proses pemanenan dimulai dengan memilih tanaman yang sudah cukup dewasa, ditandai dengan batang yang kokoh dan daun yang lebat serta hijau segar. Kangkung dapat dipanen dengan cara mencabut seluruh tanaman dari akar. Proses pemanenan dilakukan dengan penuh kehati-hatian untuk memastikan tanaman tetap utuh dan kualitas hasil panen terjaga. Kangkung dipanen dengan cermat guna mempertahankan kesegaran serta mutu hasil panen.Â
Tahap terakhir dalam praktikum ini adalah penjualan hasil panen yang telah kami kumpulkan. Penjualan dilakukan melalui media sosial, kepada sesama mahasiswa, warga setempat, serta berbagai pihak lainnya di lokasi yang berbeda. Hasil panen perlu dikemas dengan rapi dan menarik guna meningkatkan daya tarik bagi calon pembeli.Â
Lahan Tertutup "Green House"
Bersambung dari lahan terbuka, kini kita menuju ke lahan tertutup "Green House" untuk melakukan proses menanam benih kangkung menggunakan media tanam rockwool di sistem hidroponik NFT. Guys ada yang tau gak sih? Bahwa Green House yang terdapat di STP (Science Techno Park) Salaran ini persembahan dari seorang dermawan loh, beliau bernama Bapak Drs. O. Tjahjakartana, M.Sc. Bangunan ini diresmikan pada tanggal 13 Maret 2023 untuk riset dan penelitian mahasiswa/i Fakultas Pertanian dan Bisnis UKSW, patut berterima kasih kepada beliau guys!
Green House? Hidroponik? Rockwool? NFT? Apa sih itu?
Singkatnya Green House merupakan bangunan yang dirancang untuk menciptakan lindkungan terkendali bagi pertumbuhan tanaman. Hidroponik yaitu sistem bercocok tanam tanpa tanah, penggantinya berupa rockwool, cocopeat, pecahan genteng, maupun busa yang dialiri air bercampur nutrisi AB Mix (nutrisi makro & mikro). Rockwool terbuat dari batuan mineral yang dipanaskan dengan suhu tertentu, sehingga terbentuk menyerupai kapas yang mudah menyerap dan menahan air, sedangkan kepanjangan dari NFT yakni Nutrient Film Technique, instalasi ini menerapkan prinsip mengalirkan nutrisi seperti Film (aliran tipis) yang memungkinkan akar tanaman tercukupi air, nutrisi maupun oksigen. Sehingga pertumbuhan tanaman lebih cepat dan seragam. Tak hanya itu, kemiringan pada gully/talang NFT juga perlu diperhatikan juga loh! Menurut PT. Arana Agroteknologi Indonesia menyatakan bahwa untuk dataran tinggi kemiringan gully bisa memakai 2 derajat (2 cm). Paham ya teman-teman!
Perwakilan kelompok 3 praktikum Dasar-dasar Agronomi yang bertugas di Green House ada Mas Syehan dan Koko Yosua, kami berdua ditugaskan untuk menyemai benih kangkung dan perawatan berkala yang ada di dalam Green House. Aktivitas ini dimulai pada hari Sabtu, 5 Oktober 2024 untuk menyemai benih kangkung menggunakan media tanam rockwool. Sebelum menyemai, setiap perwakilan kelompok gotong royong membersihkan instalasi NFT hingga bersih.
Alat yang dipersiapkan menyemai benih kangkung: pisau dan pelubang, sedangkan bahan: benih kangkung dan rockwool. Caranya potong slab rockwool ketebalan 2 cm, lalu dibagi tiga bagian dengan jarak antar bagian 3 cm. Siapkan benih kangkung kualitas unggul lalu lubangi berjumlah 6, isi benih kangkung sesuai lubang. Terakhir letakkan semaian di instalasi NFT. Benih mulai berkecambah di usia 7 HSS (Hari Setelah Semai) dan mulai pindah tanam 26 Oktober 2024. Dikarenakan sebagian perkecambahan kangkung tidak maksimal, kami menyemai lagi di hari tersebut, pindah tanam dilakukan tanggal 2 November 2024. Setiap harinya kami melakukan perawatan dan di tanggal 23 November 2024 perwakilan kelompok berjibaku membersihkan area dalam green house untuk penyambutan acara Pengabdian Masyarakat yang diselenggarakan 29 November 2024.
Pengabdian Masyarakat "Dolan STP" Â
Tak hanya paham teori saat proses KBM di kelas, diselenggarakannya kegiatan Pengabdian Masyarakat pada tanggal 15 dan 29 November 2024 dapat melatih soft skill mahasiswa untuk public speaking dihadapan orang banyak dan sharing ilmu tentang pertanian kepada siswa, pelajar dan masyarakat. Visitor diajak berkeliling di lahan seluas 3,4 Ha yang terbagi menjadi plot tanaman semusim, sayur mayur, gandum, insectarium, arsitektur lanskap, produk olahan pertanian, dan promosi FPB. Kegiatan 15 November 2024 dihadiri oleh pelajar SMK Bansari, SMK Pertanian Bawen, SMK-SPP Kanisius Ambarawa, dan SMP Arunika, sedangkan tanggal 29 November 2024 dihadiri siswa/i SD LAB UKSW berjumlah 49 orang. Wah seru dan menambah ilmu pengetahuan nihh. Ku tunggu teman-teman bergabung di FPB UKSW... uhuuy!Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H