Mohon tunggu...
Satria Widyan
Satria Widyan Mohon Tunggu... Foto/Videografer - mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memahami Kesetaraan melalui Perspektif Standpoint Theory

9 November 2024   17:45 Diperbarui: 9 November 2024   18:51 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Konsep kesetaraan telah menjadi semakin penting dalam banyak bidang, termasuk sosial, politik, ekonomi, dan gender, dalam beberapa dekade terakhir. Para pemikir feminis dari tahun 1970-an, seperti Sandra Harding dan Nancy Hartsock, mengembangkan teori sudut pandang, juga dikenal sebagai teori titik pandang. Teori ini memberikan wawasan penting bahwa pandangan seseorang, kelompok, atau individu tertentu terhadap dunia dibentuk oleh pengalaman mereka sendiri. Dalam konteks kesetaraan, sudut pandang teori memberikan pemahaman yang mendalam tentang kesetaraan.

Apa Itu Standpoint Theory?

Fokus dari perspektif teori adalah bagaimana posisi sosial seseorang---yang dibentuk oleh identitas, latar belakang, dan status sosial mereka---mempengaruhi cara mereka melihat dunia. Menurut teori ini, orang-orang yang berada di posisi marjinal atau terpinggirkan memiliki perspektif yang berbeda daripada orang-orang yang berada di posisi dominan. Sebagai contoh, pengalaman hidup seorang perempuan yang tinggal di daerah pedesaan tidak selalu sama dengan pengalaman seorang perempuan yang tinggal di kota-kota besar; atau perspektif seorang buruh migran tidak selalu sama dengan perspektif pengusaha besar.

Inti dari teori perspektif adalah bahwa mereka yang berada dalam posisi marjinal memiliki "standpoint", atau perspektif, yang memungkinkan mereka untuk melihat ketidakadilan dan ketimpangan secara lebih jelas. Perspektif ini sangat penting untuk memahami dinamika kekuasaan dan ketidaksetaraan yang sering kali tidak terlihat oleh mereka yang berada dalam posisi yang lebih menguntungkan.

Kesetaraan dan Standpoint Theory

Teori Standpoint menunjukkan bahwa pendekatan yang seragam tidak dapat digunakan untuk mencapai kesetaraan dalam konteks kesetaraan. Tidak mungkin untuk mencapai kesetaraan yang adil tanpa mempertimbangkan berbagai perspektif dari berbagai latar belakang dan posisi sosial individu. Misalnya, undang-undang yang bertujuan untuk meningkatkan kesetaraan gender harus mempertimbangkan perspektif perempuan, terutama mereka yang berasal dari kelompok yang lebih rentan seperti perempuan miskin, perempuan desa, atau perempuan yang bekerja di sektor informal.

Selain itu, perspektif theory menekankan fakta bahwa setiap kelompok memiliki pengalaman yang berbeda yang dapat meningkatkan pemahaman kita tentang ketidakadilan sosial. Perspektif ini bukan hanya memberikan gambaran yang lebih luas tentang ketidaksetaraan, tetapi juga menunjukkan bahwa pengetahuan dan pengalaman orang-orang yang paling terdampak oleh ketidaksetaraan seringkali merupakan sumber solusi untuk ketidaksetaraan.

Contoh Penggunaan Teori Posisi dalam Mencapai Kesetaraan Kebijakan Gender: Banyak kebijakan yang mendukung kesetaraan gender menggunakan Teori Posisi. Pemerintahan dan organisasi yang melibatkan perempuan dari berbagai latar belakang dalam proses pengambilan keputusan menghormati kebutuhan perempuan secara keseluruhan dan menghormati perspektif masing-masing kelompok. Kebijakan yang melindungi tenaga kerja perempuan di sektor informal, seperti pekerja rumah tangga atau buruh pabrik, adalah contohnya.

Pendidikan Inklusif: Teori Standpoint dalam pendidikan mendorong kurikulum yang lebih inklusif. Ini berarti bahwa pendidikan harus mempertimbangkan kebutuhan, kesulitan, dan pengalaman anak-anak dari berbagai latar belakang, termasuk gender, etnis, dan status sosial-ekonomi. Dengan melibatkan siswa dari berbagai kelompok dalam perencanaan kurikulum, institusi pendidikan dapat membuat lingkungan belajar yang lebih inklusif dan adil bagi semua anak.

Advokasi Hak-Hak Kelompok Marginal: Standpoint Theory sangat penting untuk mendukung hak-hak kelompok marginal seperti masyarakat adat atau komunitas LGBTQ+. Kebijakan yang dibuat akan lebih relevan dan efektif jika perspektif mereka yang terdampak langsung oleh diskriminasi diprioritaskan. Ini dapat dilihat dalam gerakan sosial yang mengangkat suara minoritas ke pusat perhatian dan menjamin bahwa mereka didengar dan dihargai.

Tantangan dalam Menerapkan Standpoint Theory

Meskipun Standpoint Theory memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang kesetaraan, ada beberapa masalah saat menerapkannya. Salah satunya adalah kecenderungan masyarakat untuk tetap memprioritaskan perspektif dominan, atau "normal", dan mengabaikan suara kelompok marginal. Selain itu, seringkali ada orang yang menentang Standpoint Theory karena mereka menganggap metode ini terlalu fokus pada pengalaman individual dan mengabaikan prinsip-prinsip umum yang dianggap universal.

Perspektif yang berbeda di antara kelompok marjinal juga menantang Standpoint Theory. Perempuan dari kelas menengah di perkotaan mungkin memiliki perspektif yang berbeda tentang kesetaraan gender dibandingkan dengan perempuan dari kelas bawah di pedesaan. Oleh karena itu, upaya untuk mencapai kesetaraan berdasarkan Standpoint Theory memerlukan pemahaman mendalam tentang perbedaan yang ada di antara kelompok tersebut dan menghormati perbedaan pengalaman yang ada di antara mereka.

Mengapa Standpoint Theory Relevan dalam Mencapai Kesetaraan?

Standpoint Theory memberikan perspektif yang sangat relevan dalam mengejar kesetaraan di masyarakat modern. Dengan mengakui bahwa pengalaman dan sudut pandang dari kelompok terpinggirkan memiliki nilai yang unik, Standpoint Theory mendorong masyarakat untuk mendengarkan suara-suara yang sebelumnya mungkin diabaikan. Hal ini tidak hanya memperkaya pemahaman kita tentang ketidakadilan, tetapi juga membantu menciptakan solusi yang lebih adil dan inklusif.

Selain itu, Standpoint Theory juga mengajarkan pentingnya empati dan keterbukaan terhadap pengalaman orang lain. Dalam konteks ini, kesetaraan bukan hanya soal memberikan hak yang sama, tetapi juga soal menghormati keunikan masing-masing individu dan kelompok dalam memperjuangkan hak mereka. Dengan demikian, Standpoint Theory menekankan bahwa kesetaraan sejati harus melibatkan pemahaman yang mendalam dan pengakuan atas keberagaman pengalaman hidup setiap orang.

Kesimpulan

Standpoint Theory memberikan pandangan yang kuat tentang bagaimana perspektif individu, terutama dari mereka yang berada dalam posisi marginal, sangat penting dalam upaya mencapai kesetaraan. Dalam penerapannya, Standpoint Theory mengajarkan bahwa untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil, kita perlu memahami dan menghargai sudut pandang yang berbeda dari berbagai kelompok. Dengan cara ini, upaya mencapai kesetaraan tidak hanya akan lebih inklusif tetapi juga lebih adil dan efektif.

Kesetaraan tidak hanya tentang memberikan kesempatan yang sama bagi semua orang, tetapi juga tentang memahami kebutuhan dan tantangan unik setiap kelompok. Standpoint Theory menunjukkan bahwa suara-suara dari mereka yang sering kali diabaikan justru bisa menjadi kunci dalam memahami dan mengatasi ketidakadilan yang ada dalam masyarakat.

Saya Satria Widyan P, selaku mahasiswa Ilmu komunikasi UNTAG Surabaya sedang mengampu mata kuliah Komunikasi dan Gender

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun