Mohon tunggu...
Satria
Satria Mohon Tunggu... Lainnya - Catatan Perjalanan Makna

Catatan Perjalanan Makna

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Berasumsi dengan Realita Kehidupan

25 September 2022   10:05 Diperbarui: 25 September 2022   10:10 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Selama proses itu mungkin kita akan beranggapan bahwa pemahaman - pemahaman yang kita dapet ini semuanya bikin bingung, Ada hal yang mungkin masuk akal dan ada juga yang ga bisa kita terjemahin ke dalam logika kita. Yah mungkin emang manusia di takdirkan untuk bingung.

Itachi sendiri ngucapin kalimat ini hanya untuk memainkan pikiran adiknya untuk menjelaskan bahwa Madara masih hidup sebagai realita, sedangkan selama ini dunia shinobi tahu bahwa madara udah mati sebagai asumsi. Bahkan kita sendiri di  dunia nyata pun sering ketipu sama asumsi masyarakat yang udah melekat dan di wariskan scara turun temurun. Sebut aja itu Mitos.

Yah, kita memang sering terjebak asumsi masyarakat yang udah di wariskan turun temurun tanpa kita tahu apa sih dasarnya dan asal usulnya, . Kita cuma disuru percaya bahwa hal itu baik dan orang2 disekitar kita memang percaya itu. Ditambah kurangnya wawasan  kita terhadap dunia luar yang bisa jadi penyebab persepsi kita terhadap asumsi itu ga pernah berubah. 

Memang ada banyak dari kita mungkin memiliki prinsip hidup itu seperti air aja, mengalir apa adanya. Apapun fakta yang ada di dunia ini, yah yang penting gw hanya harus jadi orang baik. Yah ngga ada yang salah dengan itu.

Kadang gw juga mikir bahwa itu prinsip paling sederhana untuk jalanin hidup. Setuju kan.

Tapi gw juga percaya bahwa setiap manusia yang lahir ke dunia punya perannya masing2, Baik itu hanya penonton, protagonis, figuran, produser, dan lain-lain. Ngga ada peran yang salah selama yang kita lakukan itu adalah hal baik dan berguna untuk orang lain. Yang harus kita lakukan yah cukup memilih peran dan berusaha sebaik mungkin untuk menjadi peran yang sempurna meskipun kita tahu kesempurnaan adalah fana.

Zaman dulu mungkin kita akan mudah untuk terlalu percaya akan suatu hal karena minimnya akses untuk kita mendapatkan informasi, sekarang informasi bisa kita akses dimana-mana, semua informasi bisa cari meskipun kita lagi di toilet yang penting buka handphone.

 Tapi masalah baru muncul ketika kita paham bahwa membludaknya sumber iinformasi memicu banyaknya informasi - informasi palsu yang jumlahnya pun ga sedikit atau kita sebut HOAX.

Jadi tidak ada yang berubah antara zaman dulu dan sekarang. Hanya tantangannya aja yang berubah. Dulu kita sulit dapet informasi karena kurangnya akses dunia luar, tapi sekarang kita kesulitan untuk memfilter informasi yang tepat dari jutaaan informasi yang kita terima.

Kesimpulannya,  tidak mudah bagi kita untuk memahami kehidupan hanya dengan tahu banyak hal tanpa memfilter informasi yang kita terima. Kita hanya akan terjebak dengan kebingungan dari realita yang ada. 

Akhirnya kita hidup dengan kumpulan asumsi - asumsi yang bahkan kita tuh ga tau mana yang benar. Tapi kita hanya bisa belajar - belajar - dan belajar. Ngga perlu terobsesi dengan sebuah kebenaran, karena mungkin cuma waktu aja yang nggga pas untuk kita tahu kebenaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun