Apa yang di katakan Cobra itu menurut gw adalah konteks nyata yang mungkin setiap orang bakal ngerasain momen itu, tanpa terkecuali mau itu orang baik atau orang ga bener sekalipun. Beberapa dari kita mungkin pernah atau memang lagi ngerasain bahwa saat ini kita ada dalam fase itu.Â
Mulai terbesit di pikiran bahwa sebentar lagi gw akan dewasa, cerita kemarin tuh udah jadi coretan pena yang mesti kita simpen dalam lemari untuk suatu saat kita buka lagi sebagai kenangan saat kita udah dewasa.
Kelam atau enggaknya masa lalu kita, yah itu udah gak penting. Saat kita udah berusaha nyoba untuk tutup buku yang isinya coretan masa lalu kita.Â
Artinya hidup kita mungkin aja baru dimulai. Kita bisa anggap bahwa semua kejadian yang kita alami dan dampak yang kita rasain sekarang akibat perilaku kita dulu sebagai Kata Pengantar dalam Buku. Berpengaruh tapi belum tentu menentukan masa depan lu secara mutlak.
Setelah Kata Pengantar sudah selesai, yaudah kita akan akan memulai BAB baru dengan gaya coretan yang mungkin aja akan berbeda. Semua akibat dari kesalahan-kesalahan yang pernah kita buat, kita bisa jadiin itu sebagai kekuatan untuk melangkah lebih hati-hati.Â
Dengan kita menyadari itu semua, dan terus melangkah untuk berjuang dengan coretan baru. Kita tuh udah menghargai hidup kita sendiri. Selangkah lebih maju dibandingkan orang-orang yang nggak pernah menyadari kesalahan2 mereka dan terlalu percaya diri bahwa hidup mereka tuh udah sempurna.
Seperti dalam film, kalo serial hidup kalian yang berwarna mungkin sudah mendekati Injury Time (Menit menit akhir). Saatnya berganti episode dengan warna yang lebih solid. Kalo sebelumnya episode kehidupan kalian lebih fokus dengan dunia tongkrongan, persahabatan, kenakalan dan santai. Ya Mungkin episode berikutnya akan lebih fokus dengan karir dan nyari jodoh.
Sudut pandang kita pun mungkin akan berubah tentang kehidupan. Bukan berarti kita meninggalkan dunia itu. Inget, kita cuma merubah fokus dan sudut pandang. Dan kita pun harus sadar bahwa, ini memang siklus yang harus terjadi.
Kalian bisa perhatiin Satu per satu baik kita ataupun temen kita pasti akan berada momen itu, jadi jarang nongkrong, lebih sibuk, atau perilakunya mulai berubah.Â
Dan ketika teman kita sedang ada di posisi itu kita harus paham kalo dia lagi nyoba untuk melangkah ke episode berikutnya. Begitupun sebaliknya saat kita lagi ada di fase itu, kita pun pasti berharap bahwa temen2 kita paham sama kondisi kita. Tanpa harus ada sindiran "we sombong amat jarang nongkorng".
 Jadi yang kita lakukan di masa muda itu sebetulnya salah atau benar yah hanya diri kita di masa depan yang tau jawabannya. Paling ngga kita bisa simulasi sekarang dan coba luangin waktu setidaknya 1 jam  lihat beranda kita di tahun2 lalu.