Mohon tunggu...
Satria Sukmanegara
Satria Sukmanegara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Bohongan

Larangan adalah perintah, bercerita tanpa batas

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen "Rektor Sibuk, Mahasiswa Cemas" Karya Satria Sukmanegara

2 September 2024   20:19 Diperbarui: 2 September 2024   20:24 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rektor Prof. Dr. Ir. H.  Agung Wibowo, M.Sc.,  adalah sosok yang sangat sibuk. Sejak pagi hingga malam, agenda Rektor Agung dipenuhi dengan rapat, seminar, dan kunjungan ke berbagai instansi.  Kalimat "Sibuk demi kemajuan kampus" selalu meluncur dengan mantap dari bibirnya, diiringi senyum lebar yang terkadang tampak sedikit tegang.

"Sibuk? Ya, tentu saja saya sibuk! Ini semua demi kemajuan universitas," ujar Rektor Agung kepada dekan Fakultas Ekonomi saat sedang menikmati makan siang. Dekan tampak mengangguk setuju, matanya sesekali melirik ke jam tangannya yang menunjukkan pukul 13.15. Rapat dekan selanjutnya akan dimulai pukul 13.30.

"Tapi, Pak Rektor," sahut Dekan, "Saya dengar banyak mahasiswa yang mengeluhkan sulitnya bertemu dengan Bapak. Bahkan untuk urusan penting seperti beasiswa, mereka kesulitan untuk mendapatkan waktu bertemu."

Rektor Agung mendekatkan sendoknya ke mulut, raut wajahnya berubah serius. "Ah, itu urusan mahasiswa. Mereka kan punya dosen pembimbing. Biarlah dosen yang mengurus hal-hal seperti itu. Saya punya tanggung jawab yang jauh lebih besar, urusan nasional dan internasional."

"Baiklah, Pak Rektor. Tapi, bagaimana dengan janji Bapak untuk memberikan ruang diskusi bagi mahasiswa? Sudah dua minggu ini, ruang diskusi mahasiswa masih kosong." Dekan bertanya dengan hati-hati, mencoba menahan sarkasme dalam suaranya.

Rektor Agung tertawa renyah. "Ah, ruang diskusi? Itu akan segera diresmikan. Saya sedang sibuk mencari desain interior yang tepat, agar ruangannya berkelas dan nyaman. Tidak boleh sembarangan, kan?"

Dekan hanya tersenyum kecut. Dia tahu persis bahwa ruang diskusi itu hanyalah janji kampanye yang tak kunjung terealisasi.

Di luar ruangan, para mahasiswa sibuk berdemonstrasi. Mereka menuntut agar Rektor Agung meluangkan waktunya untuk mendengarkan aspirasi mereka.

"Rektor Agung, mana janji-janjimu? Kapan kamu mau dengar suara kami?" teriak salah seorang mahasiswa.

Rektor Agung, yang sedang sibuk melakukan video call dengan rektor dari universitas luar negeri, menoleh sebentar sambil tersenyum.

"Saya sibuk membangun universitas ini, anak-anak. Kalian harus belajar bersabar dan mendukung program-program yang saya jalankan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun