Di Negeri Sentosa, ketua partai politik, Pak Surya, dan anak presiden, Bambang, terlibat dalam perselisihan kocak yang tak terduga. Perselisihan ini dimulai saat mereka berdua bertemu secara tidak sengaja di sebuah acara publik.
Pak Surya adalah seorang politikus yang vokal dan ambisius, selalu ingin mempengaruhi kebijakan negara sesuai dengan visinya. Di sisi lain, Bambang adalah seorang pemuda muda yang tidak terlalu tertarik dalam hal politik dan lebih suka melakukan kegiatan yang menyenangkan.
Ketika Pak Surya melihat Bambang, ia merasa ada kesempatan untuk memiliki sekutu yang kuat untuk meningkatkan posisinya di arena politik. Namun, Bambang tidak tertarik sama sekali dengan politik dan lebih suka bermain game dan memamerkan koleksi mainan action figure-nya.
Perselisihan mereka dimulai ketika Pak Surya mencoba meyakinkan Bambang bahwa politik adalah hal yang penting dan harus dipahami. Bambang hanya membalas dengan menganggapnya sebagai "kebosanan" dan berkata, "Saya lebih tertarik dalam menyelesaikan level-game saya daripada menyaksikan rapat-rapat membosankan di parlemen!"
Perselisihan itu semakin memanas ketika Pak Surya mengajak Bambang untuk mengunjungi rapat partainya. Namun, di tengah rapat, Bambang malah terlelap dan mulai mendengkur keras. Ini membuat semua orang tertawa dan merasa terhibur, sementara Pak Surya semakin frustrasi dengan sikap anak presiden yang tidak serius.
Ketegangan semakin meningkat ketika Bambang mengajak Pak Surya untuk bermain game bersama teman-temannya. Pak Surya alami kesulitan mengendalikan karakter dalam game dan justru membuat kekacauan di tengah pertandingan, memancing gelak tawa Bambang dan teman-temannya.
Pada akhirnya, mereka berdua menyadari betapa pentingnya memiliki kesenangan dan menikmati hidup, terlepas dari perbedaan keyakinan mereka mengenai politik. Mereka mendapatkan pemahaman yang lebih baik satu sama lain dan menyadari bahwa perselisihan mereka sebenarnya hanyalah perbedaan yang bisa dilihat dari sisi yang lucu.
Perselisihan kocak ini membuktikan bahwa terkadang, perbedaan dalam pandangan politik dan kehidupan bisa dihadapi dengan humor dan keberanian untuk menerima perbedaan. Selama kita bisa tertawa bersama dan memahami satu sama lain, perselisihan dapat menjadi sumber kebahagiaan dan kebersamaan yang tak terduga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H