Mohon tunggu...
Satria Rifma P
Satria Rifma P Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

konten akan berkaitan seputar kajian isu hubungan internsional

Selanjutnya

Tutup

Book

Izinkan Aku untuk Selalu Mekar di Hatimu

2 Juli 2023   11:32 Diperbarui: 2 Juli 2023   11:37 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Book. Sumber ilustrasi: Freepik

Pada bagian awal novel ini, penulis akan berfokus kepada salah satu tokoh. Sesuai dengan sub judul yang ada pada halaman pertama, penulis akan banyak mengambil sudut pandang dari tokoh bernama Chaq. Pada bagian ini penulis mencoba untuk menceritakan secara tersirat bagaimana karakter dan kehidupan yang dimiliki oleh tokoh Chaq. Penulis memang tidak memaparkan secara langsung bagaimana karakter chaq dalam cerita. Namun, jika dibaca dengan teliti, setidaknya saya telah mengenal Chaq lebih dalam melalui kebiasaan dan cara berlaku tokoh Chaq yang disampaikan oleh penulis. Sedikitnya, ada beberapa informasi mengenai tokoh Chaq yang bisa pembaca dapatkan pada halaman awal novel ini. Informasi tersirat maupun tersurat ini, akan membantu pembaca dalam memahami dan mengenal lebih dalam tokoh Chaq dan tentunya alur cerita.

Pertama, kita bisa mengetahui bahwa tokoh Chaq sering mengunjungi toilet. Hal ini dibuktikan dengan Chaq yang mengetahui dengan detail alasan mengapa tidak ada cermin di toilet. Kedua, Chaq bukanlah sosok muslim yang religius. Halaman 2 tepatnya pada paragraph 2 Chaq mengatakan, "Sudah 2 bulan terakhir aku enggan untuk memasangkan mukena ke tubuhku" Ketiga, saya menyukai cara penulis menyampaikan tentang penampilan yang dimilki oleh Chaq. Tidak terlalu detail, namun cukup mengarahkan. Membuat pembaca memiliki ruang untuk berimajinasi tentang bagaimana perawakan yang dimiliki Chaq. Informasi yang disampaikan penulis seperti, Chaq yang seorang perempuan memiliki wajah pucat dengan rambut seperti sapu ijuk, keras, dan bercabang. Ketiga, Chaq memiliki keluarga yang lengkap dengan satu saudari bernama Tenri. Lebih detail diterangkan penulis, bahwa Chaq lebih dekat dengan sang ayah. Berbeda dengan saudarinya yang cenderung dekat dengan sang ibu. Keempat, Chaq memiliki tertertarikan mendalami dunia Tarik suara. Chaq dan Tenri, keduanya memiliki kegemaran dalam bernyanyi. Namun, Tenri dianggap memiliki prospek lebih baik dibandingkan dengan Chaq yang lebih berbakat dalam bidang menari.

Kelima, Chaq berasal dari keluarga yang berkecukupan bahkan terbilang lebih. Penulis secara tersirat menyampaikan latar belakang keluarga Chaq yang terbilang berkecukupan. Dengan penulis yang memberikan cerita tentang keluarga Chaq yang memiliki supir pribadi dan seorang pembantu. Keenam, karakter Chaq yang telah memiliki pasangan. Dengan minatnya pada dunia musik yang tidak bisa terealisasikan, mendorong Chaq untuk berpacaran dengan anak band di kotanya, Aries namanya. Antusias penulis pada halaman awal adalah dengan menerangkan kepada pembaca mengenai latar belakang dan kehidupan Chaq. Sudut pandang Chaq membawa kita menerka-nerka jalannya alur cerita. Adanya tokoh lain yang juga berperan dalam pengembangan alur dan sudut pandang cerita, seolah membuat pembacanya memiliki alternatif dalam memandang maksud dari yang coba penulis sampaikan.

Pada bagian kedua kita akan disajikan sudut pandang dari tokoh Tenri. penulis memulai bagian ini dengan menceritakan sosok Tenri lebih mendalam. Seperti halnya pada bagian pertama saat penulis berfokus pada sudut pandang dari Chaq.  Latar belakang, karakter hingga kehidupan Tenri berhasil penulis kupas dengan tuntas. Di bagian ini pula saya cukup terkejut dengan teknik yang dipakai oleh penulis. Penulis tidak melanjutkan cerita dari sudut pandang Chaq. Melainkan mengubahnya menggunakan latar belakang dan kehidupan dari sudut pandang Tenri. Meskipun begitu, alur ceritanya tetap terhubung dengan baik. Pada akhir bagian ini, awal mula konflik mulai terungkap oleh Tenri.

Pada bagian-bagian selanjutnya dalam buku ini akan terus berpindah dari sudut pandang satu ke yang lain. Seperti halnya sudut pandang dari Nuraeda, ibu dari Chaq dan Tenri. sudut pandang dari Ajhi, mantan kekasih Chaq yang terpaut usia 5 tahun. Sudut pandang  Nana, seorang asisten rumah tangga yang dimiliki keluarga Nuraeda. Terakhir, sudut pandang Aries, pacar yang sangat disayangi oleh Chaq. Dalam berjalannya cerita setidaknya akan ada tiga sudut pandang yang mendominasi jalannya cerita. Sudut pandang dari Chaq, Tenri, dan Nuraeda akan menggiring pembacanya menikmati konflik yang terjadi didalamnya.

Terdapat beberapa konflik yang diceritakan  pada buku ini. Setidaknya, sebuah konflik yang menurut saya menjadi puncak utama alur cerita. Konflik tentang tokoh  Chaq yang pada akhirnya tertangkap basah sedang berbadan dua. Konflik yang di bagian awal buku ini sempat di singgung oleh penulis melalui Tenri. Disaat Tenri membuka folder yang berisi Diary milik Chaq, disitu dia menyadari ada yang janggal dari tulisan adiknya tersebut. Ada beberapa momen penulis mencoba membangun kembali konflik. Seperti saat keluarga ini berlibur ke Yogyakarta. Disana Chaq mulai merasakan mual, bahkan setelah dirinya kembali ke Jakarta, kondisi tubuhnya semakin melemah.

Puncak konflik ini terjadi ketika pada akhirnya Chaq ketahuan sedang hamil oleh kakaknya yang ternyata sudah mendatangi rumah Aries. Dilanjutkan dengan Nuraeda yang juga mengetahui anaknya sedang mengandung. Tidak sampai disitu, ternyata kehamilan ini merupakan yang kedua bagi Chaq. Pada kehamilan pertamanya, Chaq menggugurkan kandungannya. Sampai disini saya mengerti apa yang dimaksud penulis melalui kejadian yang dialami Chaq pada halaman awal buku ini. Konflik diperkeruh dengan Aries yang meragukan bayi dalam kandungan Chaq merupakan darah dagingnya. Diteruskan dengan Sang Ayah yang enggan merestui rencana Chaq untuk menikah dengan Aries. Konflik kemudian berkembang ketika hal-hal besar mulai terjadi. Aries yang melakukan pengancaman kepada Tenri, hingga  video hubungan badan yang diduga dilakukan Chaq dan Aries tersebar ke media. Sejenak saya menyadari bahwasannya fokus konflik telah bergeser. Bukan lagi tentang Chaq yang hamil, melainkan perang yang terjadi antara Aries dan Keluarga Chaq. Konflik mereda ketika Chaq tidak lagi berhubungan dengan Aries. Namun, dia juga harus rela kandungannya kembali keguguran.  Dalam rangkaian menuju akhir cerita terdapat banyak kebenaran yang terungkap. Mulai dari Tenri yang berpacaran dengan Ajhi, hingga pemerkosaan yang terjadi pada Chaq. Cerita dibuku ini ditutup dengan sebuah perpisahan yang manis.

Fantastis, sebuah kata yang menggambarkan keberhasilan penulis mengemas cerita dalam novel ini. Novel yang sangat menguras emosi ketika kita membacanya. Penulis mampu menyampaikan sisi emosional dalam cerita dengan baik kepada pembaca. Teknik yang penulis pakai dengan menggunakan berbagai sudut pandang dari tokoh, memberikan pengalaman baru bagi pembacanya. Penulis seperti sedang memaksa pembaca untuk melihat dari berbagai macam sudut pandang dalam satu alur cerita.

Berhasil, saya sangat terkesan dengan apa yang penulis suguhkan. Terlepas dari isi ceritanya yang berjalan lambat, penyisipan cerita yang berbeda ke dalam alur utama membuat pembaca menjajal cara baru dalam membaca sebuah novel. Satu hal yang kemudian saya sadari, ternayat tidak seburuk itu. Pada awal saya mulai membacanya, saya tidak yakin akan menikmati novel ini. Kebingungan yang saya alami karena ketidakbiasaan dengan cerita yang menggunakan banyak sudut pandang, setidaknya telah menghambat saya memahami bagian awal cerita ini. Adanya banyak tokoh berperan dalam pengembangan alur dan sudut pandang cerita, seolah membuat pembacanya memiliki alternatif dalam memandang maksud yang coba penulis sampaikan. Penolakan yang terjadi akibat dari sisipan cerita, ketidakbiasaan itu telah membawa saya menuju penolakan untuk memahami teknik yang penulis gunakan. Novel ini mungkin tidak akan cocok bagi seseorang yang suka dengan alur yang praktis dan to the point. Novel ini tepat untuk dibaca dengan santai oleh seseorang yang memiliki waktu luang.

Dari segi bahasa yang digunakan.  Novel ini menggunakan bahasa yang dekat dengan kita. Meskipun terdapat beberapa tambahan kosakata Bugis seperti "Putarki"dan "Mauki" yang membuat saya berpikir lebih keras untuk mengetahui maksudnya. Tidak adanya sipnosis dalam novel ini merupakan hal yang sangat disayangkan. Setidaknya penulis perlu untuk menggambarkan garis besar dari isi cerita kepada pembaca. Saya juga tidak menemukan kesesuaian antara judul novel dengan isi ceritanya. Bagi saya, judul pada novel ini terlalu sendu untuk mewadahi kompleksnya konflik yang terjadi. Akan lebih cocok jika judul novel ini dibuat lebih atraktif.

Novel Aku Ingin Selalu Mekar di Hatimu karya Windah Makkarodda secara keseluruhan sangat layak untuk dibaca. Novel yang akan membangkitkan sisi emosional anda dengan penggambaran tokoh oleh penulis. Bagaimana penulis menghidupkan tokoh pada novel ini membuat pembaca secara tidak sadar akan memiliki tokoh yang dibenci maupun disukai. Dengan banyaknya sudut pandang yang ada, novel ini akan menambah cara anda dalam menikmati sebuah alur cerita. Aku Ingin Selalu Mekar di Hatimu merupakan novel yang masuk dan cocok dibaca oleh semua kalangan. Namun, saya rasa pemuda akan lebih cocok dengan kisah percintaan dan persoalannya. Banyak hal yang bisa diambil dari kisah Chaq, Tantri, dan semua tokoh didalamnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun