Mohon tunggu...
Wisnu Wicaksana
Wisnu Wicaksana Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Jurnalis Pilar ke 4 Demokrasi

Selanjutnya

Tutup

Politik

Wacana Dudung Masuk Bursa Caketum PPP, Putra Mantan Ketum PPP Angkat Bicara: "Siapa Dia, Kami tidak Kenal"

24 Januari 2025   13:08 Diperbarui: 24 Januari 2025   13:08 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Lambang PPP. Sumber: Dokpri

Jakarta - Partai Persatuan Pembangunan kembali mengalami polemik, wacana Dudung Abdurachman masuk bursa Calon Ketua Umum (Caketum) menjadi perbincangan hangat internal. Jumat, 24 Januari 2025.

Menguatnya wacana Dudung Abdurachman akan masuk bursa pemilihan kursi Ketum PPP mendapat banyak kecaman dari internal PPP.

Salah satu kecaman tersebut datang dari Gemuruh Akbar, putra Emron Pangkapi mantan Plt. Ketum PPP.

Dalam keterangannya, Gemuruh menyampaikan bahwa Dudung Abdurachman bukan dari unsur pengurus partai dan belum pernah menjadi pengurus Harian.

"Dudung Abdurachman bukan bagian pengurus partai dan jika mengacu pada ADRT partai, jelas Dudung tidak layak, karena dia belum pernah menjadi pengurus harian pusat PPP," ujarnya.

Selain itu, tegasnya, image dia (Dudung-red) dikenal dengan mantan jenderal baliho dan sudah membuat kecewa banyak umat.

"Kami menilai wacana Dudung masuk bursa Caketum sangatlah kocak, Partai kami adalah Partai warisan dari para Ulama dan dibentuk oleh para Ulama, karena itu kami sangat patuh terhadap perintah Ulama. Artinya yang bersangkutan tidak mengerti tentang PPP," paparnya.

"PPP juga tidak mengenal Dudung, karena dia belum pernah berbuat apa-apa untuk PPP, hargailah yang sudah berproses" ungkapnya.

(Red)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun