Jakarta - Pada hari Selasa (9/6/2024), Gedung Bawaslu Kota Administrasi Jakarta Timur menjadi saksi pertemuan yang hangat antara Komisioner Bawaslu Taufik Hidayatullah beserta jajaran pengurus Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Jakarta Timur. Kunjungan ini bertujuan untuk mempererat kolaborasi dalam upaya meningkatkan transparansi dan integritas dalam proses demokrasi, khususnya terkait pemilihan umum.
Dalam pertemuan yang berlangsung di ruang rapat Ketua Bawaslu, Taufik Hidayatullah, yang menjabat sebagai Koordinator Divisi Pencegahan, Partisipasi Masyarakat, dan Hubungan Masyarakat, menyambut baik kehadiran SMSI. Ia menegaskan pentingnya peran media dalam menyosialisasikan tugas pengawasan Bawaslu, yang tidak terlepas dari kerjasama yang erat dengan organisasi media.
Prayogo Bekti Utomo, Komisioner Bawaslu Jakarta Timur yang juga Kordinator Divisi Hukum dan Penyelesaian Sengketa, menyampaikan harapannya untuk memperkuat kerjasama dengan SMSI dalam membangun konsep-konsep terkait keterbukaan informasi dan pemberitaan yang akurat.
"Kami mengundang SMSI untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan-kegiatan kami, sehingga informasi yang disampaikan kepada masyarakat dapat lebih terpercaya," ujar Prayogo.
Dalam konteks yang sama, Kepala Sekretariat Bawaslu Jakarta Timur, Faradilla, menyoroti potensi peningkatan kapasitas dalam publikasi resmi Bawaslu yang dapat dikolaborasikan dengan keahlian dan jaringan SMSI.
Dari pihak SMSI, Ketua SMSI Jakarta Timur, Wisnu Wicaksana, didampingi Sekretaris Mahar Prastowo dan Kehumasan Topan Abdi, menegaskan komitmen organisasinya untuk mendukung proses demokrasi yang transparan dan jujur.
"Kami siap bekerja sama dengan Bawaslu dalam menyebarkan informasi yang akurat kepada masyarakat, agar Pilkada berjalan sesuai dengan aturan dan masyarakat dapat berpartisipasi dengan penuh pemahaman," kata Wisnu.
SMSI juga menegaskan kesiapannya dalam menghadapi tantangan hoaks dan disinformasi, yang kini semakin merajalela di era digital.
Wisnu menekankan pentingnya menjaga integritas pemilu dari serbuan berita palsu yang dapat mempengaruhi opini publik.
"Kami juga terbuka untuk menerima kritik dan siap menjaga standar etika jurnalistik dalam meliput Pilkada," tambahnya.