Mohon tunggu...
satria putra penarosa
satria putra penarosa Mohon Tunggu... -

sekedar ingin mengejar kesempurnaan dan kebesaran jiwa...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

From Makassar, with Love…

6 April 2014   23:39 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:59 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kau mungkin masih ingat saat pertama kau kulihat…

Ada perasaan asing yang merasuk, mengalir ke amigdala dalam otak..

Mengacaukan emosi, membuatku merasakan euforia tak terhenti.

Perasaan indah, tapi mungkin kau tak peka.

Kau Mungkin masih ingat saat pertama tanganmu kujabat..

Ada seuntai nada dari gesekan biola yang terdengar di telinga..

Lagu indah, tapi mungkin kau tak mendengarnya.

Beberapa nada masih jelas terdengar, pun saat jarimu kulepas..

Kau mungkin masih ingat saat pertama kau kusapa…

Tutur katamu lembut, membuatku hati terbanjiri asa..

Nada kalimatmu indah, tapi mungkin kau tak sadar..

Ada seseorang yang jantungnya sedang kencang terdebar…

Mereka berkata aku sedang jatuh cinta..

Mereka bertanya sejak kapan aku terkena virus merah muda.

Mereka bergumam mengapa harus kau tempatnya.

Tapi, siapa yang peduli dengan mereka..

Bagaimana Semesta berkonspirasi mempertemukan kita memang ajaib…

Bagaimana jiwaku terkungkung di perasaan ini memang tak terdeskripsikan…

Bagaimana raga tak berfungsi dengan baik saat didekatmu memang tak terkendalikan..

Bagaimana seseorang yang awalnya asing menjadi org yg paling diinginkan memang tak tertampikkan…

Dan, Terlalu banyak kata ‘bagaimana’ yang jawabannya tak terdefinisikan.

Ahh.. Apa pedulimu dengan semua ini..

Cinta sepihak memang tak butuh kepedulian..

Bagaikan racun yang mematikan dan candu yang menyembuhkan..

Dalam dosis yang teramat berlebihan..

From Makassar, with love…

Apapun itu, aku telah jatuh…

Aku rela, aku menyerah sepenuhnya…

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun