Mohon tunggu...
Satria Ilham Hadiwinata
Satria Ilham Hadiwinata Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa aktif yang mempunyai hobi dalam bidang fotografi dan videografi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Masa Depan

15 Juni 2023   13:14 Diperbarui: 15 Juni 2023   13:24 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Masa depan?
Lagi ngejar apasih? Ko buru-buru banget?

Ingin berlomba-lomba dalam mengejar kesuksesan? Istirahat, kita tuh engga harus loh buat ngikutin pacenya orang lain. Engga semua orang sukanya lari, ada juga yang lebih suka buat jalan. Kenapa sih buru-buru? Pada akhirnya kita akan menuju garis finis yang sama. Iyasih kalau lari sampainya lebih cepat, tapi lebih lelah. Gimana kalau kamu lebih cocok buat jalan? Memang sih lebih lama, tapi kan akhirnya juga akan sampai juga. Selain engga lelah, kamu bisa nikmatin perjalanannya, selama kamu jalan.

Ada yang lagi istirahat , tapi engga bikin lelahnya hilang. Karena pikirannya yang lelah. Ada yang sedang tidur, tapi engga beneran lagi tidur. Cape kan? Tapi gapapa, lelahnya kita akan terbayar suatu saat nanti. Makin dewasa makin sering ya bilang kata “Gapapa”. Sampai kita engga sadar kalau orang lain makin main-main nyakitin perasaan kita.

Istirahat kalau memang butuh istirahat. Walau iya memang benar engga semua ekspetasi sesuai dengan keinginan kita. Walau iya memang benar kita pengen cepat berhasil seperti orang-orang. Kita juga pengen kerja keras kita di apresiasi. Lagi-lagi “Gapapa”, kata yang terus kita ucap yang mungkin hampir disetiap harinya.

Apalagi setelah menginjak umur yang semakin tua, apalagi menginjak umur dikepala dua, kita makin berfikir buat kedepannya. “Besok kita bakal jadi apa ya?’. Ucap seseorang yang khawatir akan sosok dirinya di masa depan.

Saya, Ilham. Anak ke dua dari dua bersaudara. Yang alhamdulillah lahir dikeluarga yang lengkap. Dan berada di dalam keluarga yang ekonominya berkecukupan. Kaya engga, tapi susah juga engga. Ada engga sih yang hidupnya dihantui dengan kalimat “Besok bakal jadi apa ya?”, apa cuman aku aja yang sering kepikiran dengan ini?

Pasti diantara kalian yang membaca ini juga ada yang berfikir demikian. Tapi engga papa kalian engga sendiri, hal ini wajar kok di usia remaja menuju dewasa. Justru kalau engga terfikirkan hal ini aneh engga sih? Masa iya ada seseorang engga terfikirkan akan masa depannya.

Iya sih buat menghilangkan rasa cemas ini susah. Apalagi kita yang mungkin “mohon maaf” berada dalam keluarga yang biasa-biasa saja. Pasti terfikirkan untuk membahagiakan orang tua, punya masa depan yang cerah dll. Lahir dalam keluarga yang ekonominya jauh diatas kita adalah hal yang kadang membuat kita berandai-andai bisa dilahirkan dikerluarga seperti itu. Bukan berarti tidak bersyukur dengan yang sekarang. Kadang berfikir juga kalau lahir di keluarga kaya, punya start duluan untuk menggapai masa depan. Hahaha lucu ya. Tapi sebenarnya kita memiliki start yang sama kok. Orang yang memiliki ekonomi yang tinggi juga memiliki jerih payahnya sendiri, kita berfikir demikian karena kita melihat hanya enaknya saja, tidak tahu bagaimana prosesnya. Memang berat untuk mewujudkan cita-cita. Tapi yang namanya masa depan engga ada yang tau. Mungkin kamu bakal jadi pak pres misalnya, mungkin kamu bisa jadi insinyut misalnya. Tapi jangan hanya berfikir akan masa depan yang seperti ini. Jadilah anak yang dapat membuat bangga bukan hanya di dunia, tetapi juga jadi kebanggaan Allah di akhirat.

Jangan larut dalam hal ini ya, gelisah hanya karna ini buat apa juga? Cukup jalani dengan serius kegiatan saat ini dengan semaksimal mungkin. Dan lakukan kegiatan-kegiatan positif lainnya yang dapat bermanfaat bagi kita.

Kata ustadz Adi Hidayat dalam ceramahnya, yang intinya seperti ini:

Masa engkau merasa cemas gelisah dan berlebihan hanya karena masalah yang sekarang kita hadapi? Bukankah dulu banyak ratusan ribuan masalah yang telah kita selesaikan? Jangan sampai larut sedih dengan masalah yang sekarang. Yakin dulu pun banyak masalah yang selesai juga. Lalu apa yang harus kita lakukan? Kata Allah seberat-beratnya beban, tanamkan pada jiwa kita “innama’al ‘usriyusra” semua ini pasti selesai, pasti ada solusinya, pasti tuntas. Yakin Allah sudah jamin pasti tuntas. Engga mungkin Allah titipkan, kalau kita tidak sanggup menjalaninya.

Engga perlu cemas akan masa depan, yakin pada diri sendiri bahwa Allah telah memberikan kita masa depan yang baik, yang cerah, yang tidak menjauhkan kita dari Allah, dan tidak menjerumuskan kita dalam kegiatan yang maksiat.

Jika kita memiliki permohonan yang rumit, maka cari amalan-amalan yang tidak biasa, yang tidak mudah dikerjakan. Bangun malam untuk sholat tahajud yang biasa orang tidak bangun. Puasa saat orang makan, puasa puasa sunnah. Ketika orang membaca novel, Koran, dll kita membaca Al-Qur’an. Jadikan ini wasilah untuk mengabulkan doa kita. Itu rumusnya ada di Qur’an Surah ke-5 ayat 35, yang isinya, hai orang-orang yang punya iman, tingkatkan taqwa mu kepada Allah, dengan taqwa itu cari wasilah untuk mengabulkan harapanmu.

Jangan buru-buru yaa, nikmati proses mu dalam menempuh kesuksesan. GANBATTE!!!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun