Mohon tunggu...
Sagin Suka
Sagin Suka Mohon Tunggu... -

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Filosofi Sebuah Bahasa

3 Mei 2013   10:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:12 1421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mejuah-juah!
Pada dasarnya, bahasa memiliki fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan kebutuhan seseorang atau kelompok tertentu, yaitu sebagai alat untuk berkomunikasi, mengekspresikan perasaan dan beradaptasi dalam lingkungan sosial.

Bahasa Indonesia merupakan alat pemersatu bangsa Indonesia yang memiliki banyak perbedaan baik dari segi agama, suku, ras, adat istiadat dan budaya dimana masing-masing daerah memiliki bahasa daerah sendiri.

Terkhusus kepada Suku Karo yang merupakan salah satu suku dari berbagai suku bangsa di Nusantara. Suku Karo juga memiliki bahasa daerah tersendiri yang disebut Cakap Karo. Suku Karo ini berasal dari Sumatra Utara termasuk sebagian dari wilayah Aceh dan telah menyebar ke berbagai belahan dunia.

Bahasa Karo biasanya digunakan di dalam kehidupan sehari-hari seperti interaksi sosial, kegiatan keagamaan, upacara adat sampai dengan ritual tertentu.

Tapi sayang, sebagian generasi muda Karo saat ini sepertinya enggan mempelajari dan menggunakan bahasa nenek moyangnya yang juga merupakan bahasanya sendiri sebagai seorang Karo di dalam kehidupan sehari-hari.
Sangat menyedihkan memang. Tapi inilah kenyataan. Generasi muda sekarang jauh lebih mementingkan bahasa Inggris yang notabene berasal dari luar untuk dipelajari daripada bahasa nenek moyangnya yang juga merupakan bahasanya sendiri.

Dalam hal ini, kita juga tidak bisa menyalahkan mereka seutuhnya karena hal ini terjadi mungkin karena faktor lingkungan, kurangnya perhatian orang tua dalam mengajarkan bahasa daerahnya sendiri, dan lain-lain.
Tapi, apakah mereka para generasi muda juga punya niat untuk mempelajari bahasa nenek moyang mereka yang juga merupakan bahasa mereka sendiri untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Apa jadinya jika hal ini terus berlanjut ke generasi-generasi mendatang. Mungkin 100 atau 200 tahun lagi bahasa Karo ini akan hilang ditelan zaman yang secara otomatis juga jati diri dari suku Karo ini akan hilang.
Hal ini juga akan berpengaruh bagi Indonesia secara umum dimana salah satu aset Nusantara berupa bahasa daerah Karo akan hilang.
Karo tak bisa berbuat apa-apa selain berharap akan kesadaran dari generasi muda Karo itu sendiri untuk peduli dan ingin melestarikan warisan budaya dari sukunya.
Adi la kita ise nari?
Bujur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun