Mohon tunggu...
DewantoArt
DewantoArt Mohon Tunggu... Tentara - Seniman

Melestariakan Seni Pewayangan Jawa

Selanjutnya

Tutup

Seni

Kresna Duta

9 Januari 2025   13:53 Diperbarui: 9 Januari 2025   13:53 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Logo DewantoArt (sumber gambar : DewantoArt))

Surat persetujuan pun telah selesai di tanda tangi oleh Prabu Duryudana, Bhatara narada sebagai wakil para Dewa pun turun dari Kreta dan memasuki Aula Kerajaan, bahwasanya serah terima tersebut telah di saksikan langsung oleh para dewa secara damai, perang Bharatayuda Jaya Binangun gagal. Batara narada segera meninggalkan aula dan kembali ke Suralaya untuk menyampaikan pesan tersebut ke Bhatara Guru.

Belum lama Narada pergi, Gendari memasuki aula istana dengan menggenggam pisau menuju kehadapan anaknya Prabu Duryudana, Ia mengatakan kepada Duryudana apabila Indraprasta di kasihkan kepada Pandawa sia-sia tanpa ada pertaruhan Jiwa dan Raga, maka ia akan bunuh diri, menusukkan pisau ke dirinya sendiri. "Jangan Ibu.........." Sontak Prabu Duryudana Turun dari dampar kencana dan merebut pisau yang di genggam ibunya. Duryudana mengatakan janji kepada ibunya, bahwa ia tidak akan menyerahkan Indraprstha ke tangan Pandawa. Ia langsung menyobek-nyobek surat persetujuan yang telah di tandatanganinya dihadapan ibunya, yang di saksikan langsung oleh seluruh tetua dan pembesar astina, dan utamanya Sri Kresna.

Prabu Duryudana dengan penuh amarahnya, ia mengusir Kresna dari Asitinapura, dan ia berkata kepada Kresna bahwa tak semudah itu untuk mendapatkan Indraprastha, sebelum bisa memecahkn kepala Duryudana.

Sri Kresna menanyakan keputusan terakhir kalinya kepada Prabu Duryudana, apakah Duryudana akan membalikan hak Indraprastha kepada pandawa atau tidak.

Mendengar ucapan Duryudana, Eyangnya Bisma berusaha membujuknya, namun usahanya sia-sia. Duryudana justru menganggap bahwa Eyang Bisma memang lebih memilih Pandawa dari pada Kurawa.

Sri Kresna manyakan keputusan Duryudana untuk terkhir kalinya, apakah Duryudana akan mengembalikan hak Indraprastha kepada pandawa atau tidak
"Bangsat....., kamu emang raja budek, kamu tidak mendengar apa kata ku tadi?. Aku tidak akan mengembalikan Indraprasta kepada Pandawa, sebelum  mereka bisa memecahkan kepala Duryudana.."

Jawaban itu membuat Sri Kresna kesal dan ia berkata, "Duryudana kamu emang raja tak punya hati, haus akan kekuasaan, dengar Duryudana, para tetua disini akan menjadi saksi atas perkataanmu, kamu akan mempertanggungjawabkan perkataanmu itu di kemudian hari. Aku akan memberi tahukan keputusanmu kepada Pandawa!!".

Sebelum ia keluar dari aula kerajaan Kresna mengeluarkan ajian Triwikrama di depan matanya Prabu Duryudana, tetapi tidak semua orang melihat kejadian itu. Seakan akan Prabu Duryudana melihat, di sisi kanan Sri Kresna ada Werkudara seribu membawa gada yang siap memecahkan kepalanya, dan sisi kiri Sri Kresna ada Harjuna seribu mengarahkan anak panahnya yang siap lepas mencap ke tubuhnya. Akhirnya Prabu Duyudana lari terbirit-birit keluar dari Aula kerajaan. Semua tetua dan pembesar Astina pun juga meninggalkan aula kerajaan hanya saja Prabu Salya yang masih berdiam diri dan menghampiri Sri Kresna.

Prabu Salya meminta maaf kepada Kresna atas kejadian itu, ia merasa malu mempunyai menantu seperti Duryudana. Namun Kresna sudah mengira bahwa hal itu akan terjadi. "Raja seperti apa mantuku ini? di pasewakan  belum selesai dan masih di hadiri banyak orang malah di tinggal kabur. Maafkan dia, Prabu Kresna" Ujarnya Salya.

Kresna menyadari tentang kelakuan Duryudana, sebab ia adalah manusia yang haus akan kekuasaan, serta gila hormat dan pujian.

Salya bertanya "Lalu apa yang selanjutnya akan terjadi atas kejadian ini ngger cucu Prabu?" Kresna menjelaskan, "Begini kanjeng eyang, saya ini adalah duta pamungkas Pandawa , yang mana bila yayi Duryudana tetap mengukuhi Astina, maka jalan satu-satunya adalah perang demi merebut kemerdekaan. Entah nanti siapa yang sirna, Pandawa atau Kurawa, di persiapkan saja eyang untuk kekuatan Astina, karena setelah ini Perang Baratayuda akan segera terjadi". Setelah mendengarkan kabar itu Salya segera berpamitan untuk kembali ke Wirata dan menyampaikan kabar bahwa Perang Baratayuda sudah di depan mata. Sri Kresna pun juga keluar meninggalkan aula kerajaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun