Mohon tunggu...
DewantoArt
DewantoArt Mohon Tunggu... Tentara - Seniman

Melestariakan Seni Pewayangan Jawa

Selanjutnya

Tutup

Seni

Kumbakarna Gugur

18 November 2024   13:18 Diperbarui: 18 November 2024   13:32 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Prabu Ramawijaya memperingatkan jangan maju lagi, tetapi Kumbakarna tetap melangkah maju. Akhirnya Prabu Ramawijaya melepaskan anak panahnya yang ke dua dan putuslah bahu kanan Kumbakarna. Kematian pasukan kera pun bertambah lagi terkena timpahan lengan kanannya Kumbakarna.

Prabu Ramawijaya sekali lagi mengingatkan Kumbakarna, tetapi Kumbakarna tetap melangkah lagi. Prabu Ramawijaya melepaskan anak panahnya yang ke tiga dan ke empat kearah kedua kaki Kumbakarna dan putuslah kaki kanan dan kirinya sehingga tubuhnya Kumbakarna ambruk dan menjatuhi ribuan pasukan kera yang di bawahnya. Kini Kumbakarna tinggal tubuh dan kepalanya saja, dan wajahnya pun hancur tidak berwujud lagi. Kedua mata, hidung, mulut, dan kedua daun telinganya sudah habis di cabik-cabik oleh sisa pasukan kera.

Kumbakarna merintih kesakitan, Ia hanya bisa menggulingkan badannya dan menahan rasa sakit, dan tanpa sengaja banyak pasukan kera yang terlindas oleh badannya.

Wibisana tidak tega melihat keadaan kakaknya. Ia segera berlari menuju Prabu Ramawijaya dan bersujud di kakinya, Wibasana memohon agar Prabu Ramawijaya menyempurnakan kematian kakaknya.

Prabu Ramawijaya melepas anak panahnya yang ke lima kalinya kearah leher Kumbaharna. Kepala dan tubuhnya pun terpisah. Kumbakarna pun gugur dan selesai sudah kewajibannya menjadi senapati. Kumbakarna merelakan jiwa raganya untuk bangsa dan negaranya, bukan untuk membela kakanya Dasamuka yang angkara murka.

Kematian Kumbakarna pun harum bagaikan bunga melati. Tubuh Kumbakarna yang semulanya terpotong, tercecer dimana mana, akhirnya menyatu menjadi utuh kembali wujud Kumbakarna yang berpakaian brahmana serba putih. Kumbakarna pun bangkit kembali, memandang adiknya Wibisanya sambil tersenyum. Tetapi seketika lenyap dari pandangan mata Wibisana. Kumbakarna pun Moksha, dan ia di tempatkan oleh dewa di Sawarga Pangrantunan. Berakhirlah kisah perjalanan hidup Kumbakarna.

Jayapura, 18 November 2024

DewantoArt

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun