Mohon tunggu...
Dilan Imam Adilan
Dilan Imam Adilan Mohon Tunggu... Dosen - Lelaki Biasa

Suka menulis dan minat membaca. Dosen di Fakultas Ilmu Sosial-Politik Universitas Nurtanio Bandung. Founder Lajnah Intelektual Muda Persis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

KH M Romli Kyai Kharismatik, dari Tjibegal (Cibegol)

10 April 2023   02:00 Diperbarui: 20 Desember 2023   04:10 2515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jeda menghafal Al Qur'an di bulan Ramadan, tepat di hari ke 17 Ramadan 1444 H. Tidak seperti biasanya, kerinduan begitu kuat datang tiba-tiba. ... 

Teringat pada sosok ustadz Romli, seorang kyai kharismatik dari Pesantren Persis Cibegol Soreang di Kabupaten Bandung. Kerinduan itu lahir karena ada kenangan dalam sejarah yang terbentuk dari kumpulan memori (peristiwa  terekam dalam otak). Terakhir, bertemu dengan Ustadz Romli (sering juga dipanggil Apa/Akeh) di hari wafatnya putra beliau Ustadz Idris Asy Syafi'I Allahu Yarham di tahun 2022 lalu. .Semoga sehat Selalu Ustadz..Aamiin

Begitu banyak sekali hikmah dan pembelajaran penting  didapatkan dari Pesantren Persis Cibegol sebagai bekal mengarungi kehidupan ini.

 Setidaknya, ada sedikit banyak cerita untuk mengenalkan sosok KH Muhammad Romli berdasarkan pengalaman dan cerita-cerita dari asatidz, senior di Pesantren, maupun cerita yang pernah beliau sampaikan pada kami, santri Muallimin.

Pada saat pembagian ijazah, beliau KH M Romli seperti biasa turut mengantar kami di gerbang perpisahan.. setelah sekian lama hidup dalam pendidikan disebuah altar miniatur peradaban kecil bernama pesantren cibegol .. menuju gerbang baru bernama khidmat  jamiyyah dan dakwah. 

Sebagai santri Cibegol yang senantiasa bersarung dan kopiah, lalu menanggalkan nya selesai dari asrama pesantren. Hari Imtihan dan pembagian Ijazah III Muallimin terakhir kalinya adalah saat-saat yang teramat melelahkan karena harus mempacking baju, kitab, dan barang2 lain dalam koper yg begitu berat hehe

Meninggalkan segenap aktivitas asrama dan pamit untuk pulang ke kampung masing-masing. Tentunya, bersilaturahmi ke rumah Ustadz Romli terakhir kali adalah tradisi. 

Sebagai ex-santri kami meminta pada beliau taujih dan nasihat, seperti biasa ditengah2 obrolan kami lebih asyik dan terpana dengan koleksi-koleksi kitab Beliau yang berjejalan di rumahnya suaking banyaknya. Hee

Beliau terkadang menyelipkan riwayat dan hikmah dari hadis-hadis yang beliau hafal saat ngobrol dengan kami. Dan bagi santri 'pilihan' senior perjumpaan dengan beliau (bahkan selepas menjadi santri; alumni) juga berpusar pada obrolan-obrolan keilmuan. 

Topik2 perbincangan khas Kyai dan Santri yang bergizi; hadis, fiqih, ataupun bahts materi-materi Sidang Dewan Hisbah. Beliau kira2 kalau tidak lupa, sering ngebahas itu. Tentulah agar diskusi tersebut berjalan khidmat dan mengasyikan. Pastinya, membuat sebagian santri atau alumni mempersiapkan diri terlebih dahulu bahan2 diskusi (biar nyambung dan ga bikin malu sendiri wkwk) , karena beliau kemungkinan memberikan pertanyaan.

 Relasi Kyai dan murid, atau diluar itu beliau begitu welcome sepanjang sehat dan memungkinkan untuk bersilaturahmi. Namun, dalam satu kesempatan beliau mengutarakan, 'Saat ini banyak yang mengaku murid ana', padahal ana tidak mengenalnya'. 

Makna tersiratnya mungkin sebagian orang memahaminya.

 Ketika dipesantren beliau mengampu mata pelajaran Tafsir Ahkam, dan diakhir ujian (pada waktu itu) belum ada yang mampu berhasil mendapatkan nilai dari beliau. Selain itu, beliau pernah mengajar les sore Nubdzatul Aqidah karangan Syeikh Utsaimin (yang akan libur ketika Persib Bandung bertanding ) dan Kajian Umum Tafsir Al Qur'an Al Adzhim Ibnu Katsir pada hari Selasa Pagi di masjid Pesantren.

Kebersahajaan beliau, dan sikap ramah beliau lantas tidak menghilangkan ke kharismatikan serta sima' beliau sebagai seorang Ulama besar dan Ketua Umum Dewan Hisbah Pimpinan Pusat Persis. Beliau merupakan anak seorang Kyai (Ajengan) murid Mama Uyeh Yamisa, yang hafal kitab-kitab Fiqih klasik, kitab hadis, dan menguasai perangkat-perangkat Ilmu alat (Nahwu dan Sharaf,Matan Jurumiyyah dan lain-lain). 

Salah seorang asatidz juga pernah menerangkan, bahwa beliau sejak kecil hafal Bulughul Maram' karangan Ibnu Hajar di tingkat Tsanawiyyah, dan qadarullah meskipun dalam kondisi sakit sekalipun beliau mampu menalar hadis-hadis Bulugul Maram tersebut ketika di Rumah Sakit. Pun begitu juga beliau (Ustadz Romli) menghafal kitab-kitab diatas diantaranya Kitab Al Umm karangan Imam Syafi'I diluar kepala, selain itu beliau juga merupakan Hafidzh Al Qur'an (Dalam suatu kesempatan, ada yang mengetahui bahwa beliau senantiasa muroja'ah hafalan Al Qur'an nya 30 Juz pada shalat Tarawih di Bulan Ramadan, dan pada shalat Malam). 

Beliau memiliki hafalan matan hadis beserta sanadnya bersumber dari Kutubu Sunnah disertai dengan pengetahuan terkait Rijaal Hadis, Tarikh Ruwath, dan Jarh Ta'dilnya. Kami para santri, mengetahui hal tersebut karena beliau senantiasa men tahdis satu hadis beserta sanad nya ketika ba'iat santri pada hari Kamis pagi dengan hafalannya (diluar kepala). Pernah pada saat itu, ada seorang santri (adik kelas) datang kepada beliau untuk melakukan koreksi terhadap salah satu rawi dari rangkaian sanad hadis yang beliau sebutkan di sesi baiat tersebut. 

Ketika itu, Ustadz Romli menerima koreksi tersebut dan semua santri takjub. Karena beliau, menunjukan pada semua santri akan nilai ketawadhu'an dan keluhuran akhlaq beliau. 

Aktivitas sebagai Ulama dari kebiasaan beliau yang diketahui diantaranya muthola'ah pada berbagai jenis kitab hadis ataupun fiqih baik riwayat maupun dirayah. Pernah beliau dahulu berkelakar, bahwa karena beliau memiliki kebiasaan untuk Itibar dan Tathbiq terhadap kasus-kasus hadis pelik untuk memastikan status keshahihan sebuah hadis atau memutuskan hukum untuk satu permasalahan.

Ada kisah menarik..

Suatu saat, ketika Sidang Dewan Hisbah ada beberapa anggota Dewan Hisbah fokus dengan laptopnya (sedang menggunakan software aplikasi hadis) beliau dengan gurauan dan santainya. "Ana sudah selesai", dengan beberapa lembar kertas hasil coretan tangan nya berdasarkan penelusuran secara langsung pada pustaka kitab milik beliau yang terpajang disetiap sudut ruangan rumah beliau. Hal tersebut, menunjukan tidak hanya dhabt shadr sebagai bukti dari kapasitas keilmuan beliau, namun juga dhabt kitab.

Selain itu, dalam hafalan Al Qur'an nya beliau membacakan Surat-surat panjang seperti Surat Shaa'd, Az Zumar, Hud, dan surat-surat panjang lainnya ketika Shalat Gerhana (di Pesantren) ataupun Shalat Wajib seperti Shalat Jum'at. Kebetulan, sejak kecil menyaksikan beliau menjadi Khatib Jum'at di Pimpinan Cabang Banjaran. Beliau merupakan khatib tetap di masjid Persis Banjaran ketika itu.  Durasi shalat Jum'at, lazimnya setengah jam namun beliau bisa lebih dari hal tersebut. Pada umumnya seorang khatib Jum'at menyampaikan beberapa ayat Al Qur'an dan hadis sedangkan beliau hanya menyampaikan satu hadis; menjelaskan satu persatu profil rawi, kedudukan hadis serta hikmah dan fiqh hadisnya. 

Beliau sangat fasih dan menguasai 'undak-usuk basa' (aturan/kaidah) Bahasa Sunda, dan beliau suatu ketika pernah berujar pada santri, "Pelajari dan kuasailah Bahasa Sunda, karena Bahasa Sunda adalah bahasa kaum kalian".

Ustadz Romli merupakan Ulama otentik yang lahir dari Rahim pesantren Persis dengan basic keilmuan tradisionalis (diantaranya pemahaman terkait Ilmu Alat, dan Madzhab Syafi'i). Namun dengan kemampuan tersebut, kapasitas keilmuan beliau menjadi paripurna karena memiliki guru dari dua kutub yang berbeda (aliran Islam tradisionalis di lingkungan keluarganya nya dan aliran Islam modernis dari Pesantren Persis pajagalan murid dari KH.E.Abdurrahman). Keteguhan dan prinsip hidup sebagai seorang muslim sejati (memegang teguh Al Qur'an dan As Sunnah) terepresentasi dalam keilmuan dan akhlaqnya sehari-hari. Pun pada kebijakan-kebijakan beliau sebagai Mudir' Am di Pesantren Persis Cibegol dalam kurikulum pesantren, aturan, dan etika dan prinsip pondok Pesantren Persis Cibegol memberikan warna bagi santri untuk berkiprah di masyarakat bermodalkan Ilmu dan Akhlaq. Karya-karya beliau, yang sempat dijadikan diktat di Pesantren Persis Cibegol diantaranya ialah Ulumul Hadis (Ikhtisar Kitab Ushul Hadis karangan Ajjaj Al Khatib) dan Tafsir Ahkam (Ikhtisar Kitab Tafsir Rhawa'iul Bayan karangan Muhamad Ali As Shabuni) dan lain-lain.

Dengan keilmuan yang beliau miliki melahirkan banyak alumni, asatidz yang beliau ajar, tersebar luas di berbagai daerah dan provinsi di Indonesia. Meskipun lahir dari kultur Sunda, beliau merupakan Ulama lintas daerah karena murid-murid beliau di daerah mampu menyampaikan dakwah Islam dan Ilmu yang didapat ketika di pesantren di berbagai bidang dan profesi.***

***Wallahu A'lam, bila ada kesalahan informasi mohon dimaafkan dan diperbolehkan dikoreksi serta ditambahkan.

Dilan Imam Adilan (Angkatan 12, Muallimin PPI 34 Cibegol).

bkkvw4zw-643313dfeb51ce76890bfc64.png
bkkvw4zw-643313dfeb51ce76890bfc64.png

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun