Mohon tunggu...
Satria Adhika Nur Ilham
Satria Adhika Nur Ilham Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nominasi Best in Spesific Interest Kompasiana Awards 2022 dan 2023 | Movie Enthusiast of KOMiK 2022

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review "Don't Come Home", Serial Horor Misteri Thailand yang Penuh Kejutan

22 November 2024   13:42 Diperbarui: 22 November 2024   13:56 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Don't Come Home", film horor misteri yang mengambil latar rumah lama. (Sumber: Netflix)

Bagaimana jadinya bila rumah lama yang kamu datangi menyimpan segudang misteri dan membuat orang yang kamu cintai menghilang?

Belum lama ini, Netflix merilis serial bergenre horor misteri yang mengambil latar di sebuah rumah tua Thailand yang menyimpan segudang misteri. Series tersebut berjudul "Don't Come Home" dan disutradarai oleh Ton Woottidanai Intarakaset. Series ini merupakan karya kedua sang sutradara setelah sebelumnya pernah menyutradarai "#Hatetag".


"Don't Come Home" bercerita tentang Varee (Woranuch BhiromBhakdi) yang mengajak anaknya, Min (Ploypaphas Fonkaewsiwaporn) untuk pergi ke rumah lama ibunya yang sudah lama tak ditempati. Bukan tanpa alasan, mereka berdua pergi ke rumah tersebut untuk menjauh dari sang suami yang melakukan KDRT.

Mereka berdua mulai tinggal di rumah lama ibunya, dan mereka menemukan kejanggalan-kejanggalan yang ada di rumah tersebut. Min kerap melihat penampakan hantu, dan Varee melihat ada anak perempuan yang tidak ia kenali sedang berlari-lari di tangga. Selain itu, ada ruangan milik ibunya yang terkunci dan tak ada yang pernah masuk ke ruangan tersebut.

Hari demi hari berlalu, sebuah peristiwa tak terduga terjadi di rumah tersebut. Varee dikagetkan dengan suara teriakan Min di dalam kamarnya, dan ia tak bisa masuk ke kamar tersebut karena terkunci dari dalam. Di kamar, kasur Min melayang dan Min melihat sosok hantu yang membuatnya terpaksa bersembunyi di dalam lemari. Tatkala Varee masuk, kamar tersebut terlihat berantakan dan Min hilang tanpa jejak.

Varee dibantu dengan polisi wanita bernama Fah (Pitchapa Phanthumchinda) yang tengah hamil muda. Pihak kepolisian melakukan penyelidikan dan menemukan berbagai macam hal janggal yang membuat mereka mempertanyakan kebenaran dari hilangnya Min. Akankah Varee berhasil menemukan anaknya? Apa yang sebenarnya sedang terjadi?

Jawabannya dapat kamu temukan dengan menonton serial ini di Netflix. "Don't Come Home" disutradarai dan ditulis oleh Ton Woottidanai Intarakaset. Serial ini memiliki 6 episode, dengan durasi kurang lebih 40 menit per-episode. Tayang di Netflix, apa yang membuat serial Thailand ini menarik untuk ditonton? Ini ulasannya!

Bukan Horor Medioker yang Penuh Penampakan

Karakter-karakter dalam serial Don't Come Home. (Sumber: Netflix)
Karakter-karakter dalam serial Don't Come Home. (Sumber: Netflix)

Pada awalnya, saya mengira series "Don't Come Home" tampil bak serial-serial horor pada umumnya, yakni dengan membawa cerita medioker tentang hantu yang berada di rumah lama. Namun ternyata, series ini memiliki cerita yang lebih kompleks dan bukan sekadar horor biasa.

Episode awal mampu membangun pondasi cerita yang solid. Dimana penonton diajak untuk menjelajahi tiap sudut rumah lama tersebut, sembari memperlihatkan kejanggalan-kejanggalan yang didapati oleh karakter-karakternya. Mulai dari Varee yang melihat anak kecil yang mirip dengan anaknya, Min yang melihat penampakan, hingga peninggalan-peninggalan aneh di rumah tersebut yang penuh pertanyaan.

Alhasil, setelah episode pertama selesai, penonton dipenuhi rasa penasaran mengenai apa yang sebenarnya sedang terjadi. Apalagi setelah melihat Min yang tiba-tiba menghilang dari dalam lemari. Timbul berbagai spekulasi mengenai hilangnya Min. Apakah ini ulah hantu atau justru ada hal yang yang penonton tak tahu? Lalu tatkala polisi melakukan penyelidikan, penonton semakin dibuat penasaran, apakah Min benar-benar ada atau hanya khayalan saja?

Ton Woottidanai menjawab pertanyaan penonton secara perlahan dengan memberikan hint-hint kecil di setiap episode. Seperti menyebar beberapa gambar dan barang yang nantinya kelak akan menjadi jawaban.

Ia juga mampu memainkan narasi ceritanya dengan apik, dari yang tadinya horor, lalu beralih ke penyelidikan, kemudian semakin berkembang dengan menghadirkan time travel, hal tersebut dihadirkan dengan rapih dengan latar belakang cerita yang logis, sehingga penonton tak akan mampu menebak bagaimana ending dari serial ini. Bisa dikatakan bahwa serial ini memiliki kerumitan cerita seperti serial "Dark", hanya saja serial ini versi lebih sederhana dan punya nilai-nilai Asia.

Mengangkat isu-isu kekeluargaan

Salah satu scene dalam serial Don't Come Home. (Sumber: Netflix)
Salah satu scene dalam serial Don't Come Home. (Sumber: Netflix)

Berbicara soal nilai-nilai Asia, saya merasa bahwa keunikan serial ini dibandingkan dengan serial-serial barat adalah unsur ceritanya yang kental dengan nilai-nilai kekeluargaan dan adanya kekuatan dalam hal drama. Meskipun serial ini merupakan serial misteri dan horor, namun serial ini mampu membawa isu mengenai keluarga, mulai dari ketidaksiapan menjadi orang-tua, dampak KDRT, hingga perihal peran ibu dan anak.

Menariknya, isu tersebut menjadi poin inti dalam cerita di serial "Don't Come Home". Ton Woottidanai piawai dalam meramu cerita, sehingga walaupun serialnya bergenre misteri, penonton tetap merasa relate dengan ceritanya.

Sinematografi yang Mencekam 

Salah satu scene serial Don't Come Home. (Sumber: Netflix)
Salah satu scene serial Don't Come Home. (Sumber: Netflix)

Salah satu yang menjadi keunggulan dari serial "Don't Come Home" adalah sinematografi-nya yang mampu membangun atmosfer yang mencekam. Tata kamera yang dihadirkan berhasil menyorot adegan dengan pengambilan gambar yang tepat, seperti tatkala karakternya sedang merasa terindimidasi, sorotan kamera perlahan mendekat menyorot wajah karakternya. Hal ini tentu menambah perasaan dag dig dug tatkala menonton.

Akting Pemain yang Mengundang Rasa Penasaran

Salah satu scene serial Don't Come Home. (Sumber: Netflix)
Salah satu scene serial Don't Come Home. (Sumber: Netflix)

"Don't Come Home" tidak hanya didukung oleh cerita dan sinematografinya yang apik, melainkan juga didukung dengan akting para pemeran yang berkualitas. Woranut Bhirombhakdi sebagai Varee amat piawai dalam berekspresi, membuat penonton penasaran apa yang sebenarnya karakternya alami karena gerak-gerik karakternya yang mengundang pertanyaan.

Tak hanya itu, Min yang diperankan oleh Japan Ploypaphat juga mampu memerankan karakternya dengan sangat baik, terutama tatkala ia sedang ketakutan melihat penampakan. Pear Pitchapa yang berperan sebagai Fah, polisi wanita yang sedang hamil, juga menambah keseruan dalam film ini. Ia mampu menghadirkan akting yang totalitas.

Salah satu scene serial Don't Come Home. (Sumber: Netflix)
Salah satu scene serial Don't Come Home. (Sumber: Netflix)

Itulah review saya mengenai serial "Don't Come Home". Apakah kamu tertarik untuk menontonnya?

Overall, "Don't Come Home" mampu menjadi serial horor misteri Thailand yang melampaui ekspektasi saya. Serial ini mampu menghadirkan cerita yang solid dan tak biasa, dan mampu menggabungkan elemen horor, misteri, dan time travel dengan benang merah cerita yang rapih. Isu yang diangkat mengenai hubungan anak dan orang-tua juga menjadi keunggulan dalam film ini.

Dengan sinematografi-nya yang mencekam dan kualitas akting para pemeran yang totalitas, membuat serial horor misteri asal Thailand ini sangat direkomendasikan untuk ditonton. Kamu tak akan dapat menebak alur ceritanya akan seperti apa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun