Episode awal mampu membangun pondasi cerita yang solid. Dimana penonton diajak untuk menjelajahi tiap sudut rumah lama tersebut, sembari memperlihatkan kejanggalan-kejanggalan yang didapati oleh karakter-karakternya. Mulai dari Varee yang melihat anak kecil yang mirip dengan anaknya, Min yang melihat penampakan, hingga peninggalan-peninggalan aneh di rumah tersebut yang penuh pertanyaan.
Alhasil, setelah episode pertama selesai, penonton dipenuhi rasa penasaran mengenai apa yang sebenarnya sedang terjadi. Apalagi setelah melihat Min yang tiba-tiba menghilang dari dalam lemari. Timbul berbagai spekulasi mengenai hilangnya Min. Apakah ini ulah hantu atau justru ada hal yang yang penonton tak tahu? Lalu tatkala polisi melakukan penyelidikan, penonton semakin dibuat penasaran, apakah Min benar-benar ada atau hanya khayalan saja?
Ton Woottidanai menjawab pertanyaan penonton secara perlahan dengan memberikan hint-hint kecil di setiap episode. Seperti menyebar beberapa gambar dan barang yang nantinya kelak akan menjadi jawaban.
Ia juga mampu memainkan narasi ceritanya dengan apik, dari yang tadinya horor, lalu beralih ke penyelidikan, kemudian semakin berkembang dengan menghadirkan time travel, hal tersebut dihadirkan dengan rapih dengan latar belakang cerita yang logis, sehingga penonton tak akan mampu menebak bagaimana ending dari serial ini. Bisa dikatakan bahwa serial ini memiliki kerumitan cerita seperti serial "Dark", hanya saja serial ini versi lebih sederhana dan punya nilai-nilai Asia.
Mengangkat isu-isu kekeluargaan
Berbicara soal nilai-nilai Asia, saya merasa bahwa keunikan serial ini dibandingkan dengan serial-serial barat adalah unsur ceritanya yang kental dengan nilai-nilai kekeluargaan dan adanya kekuatan dalam hal drama. Meskipun serial ini merupakan serial misteri dan horor, namun serial ini mampu membawa isu mengenai keluarga, mulai dari ketidaksiapan menjadi orang-tua, dampak KDRT, hingga perihal peran ibu dan anak.
Menariknya, isu tersebut menjadi poin inti dalam cerita di serial "Don't Come Home". Ton Woottidanai piawai dalam meramu cerita, sehingga walaupun serialnya bergenre misteri, penonton tetap merasa relate dengan ceritanya.
Sinematografi yang MencekamÂ
Salah satu yang menjadi keunggulan dari serial "Don't Come Home" adalah sinematografi-nya yang mampu membangun atmosfer yang mencekam. Tata kamera yang dihadirkan berhasil menyorot adegan dengan pengambilan gambar yang tepat, seperti tatkala karakternya sedang merasa terindimidasi, sorotan kamera perlahan mendekat menyorot wajah karakternya. Hal ini tentu menambah perasaan dag dig dug tatkala menonton.
Akting Pemain yang Mengundang Rasa Penasaran
"Don't Come Home" tidak hanya didukung oleh cerita dan sinematografinya yang apik, melainkan juga didukung dengan akting para pemeran yang berkualitas. Woranut Bhirombhakdi sebagai Varee amat piawai dalam berekspresi, membuat penonton penasaran apa yang sebenarnya karakternya alami karena gerak-gerik karakternya yang mengundang pertanyaan.