Mohon tunggu...
Satria Adhika Nur Ilham
Satria Adhika Nur Ilham Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nominasi Best in Spesific Interest Kompasiana Awards 2022 dan 2023 | Movie Enthusiast of KOMiK 2022

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review "Burning Days", Drama Politik yang Pelik dan Mengundang Rasa Penasaran

5 Agustus 2024   09:06 Diperbarui: 5 Agustus 2024   09:08 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu adegan dalam film Burning Days. Sumber foto: Source: 2022 Ay Yapim, Liman Film, Zola Yapim, Gloria Films, Pola Pandora/screendaily.com

Di bulan Agustus ini, KlikFilm banyak mengeluarkan film-film terbaru, salah satunya adalah "Burning Days" karya Ermin Alper. Memiliki judul asli "Kurak Gunler", film ini berhasil meraih penghargaan di banyak festival film. Membawa isu politik, film ini mampu mengundang rasa penasaran penonton dari awal hingga akhir. 


Di awal film Burning Days, penonton langsung diperlihatkan pemandangan lubang besar di antara padang pasir. Apakah sinkhole ini bisa dicegah --- dan apakah pengeboran air tanah yang mungkin menyebabkannya bisa dilanjutkan --- adalah salah satu kasus yang akan diselidiki oleh kantor Emre (Selahattin Paal). 

Hal ini kemungkinan akan membuatnya berseteru dengan tokoh besar setempat yang kampanye pemilihan ulang walikotanya didasarkan pada janji menyelesaikan krisis air kota. Saat dia menyatakan keberatannya untuk menghadiri makan malam di rumah walikota, Zeynep merespons dengan anggukan dan senyuman sinis. Konflik kepentingan seperti ini adalah hal yang biasa di sini.

Benar saja, putra walikota Sahin (Erol Babaoglu) dan rekannya yang selalu tersenyum, Kemal (Erdem enocak), segera muncul di kantor Emre, seolah-olah datang untuk menyambutnya, tetapi sebenarnya mereka datang untuk menilai Emre. Keceriaan mereka yang penuh tipu daya tidak ditanggapi: Emre menunjukkan ketidakpedulian terhadap orang-orang desa ini dengan pembicaraan kamar ganti mereka tentang rumah bordil dan perburuan babi hutan. 

Meski mendapat peringatan samar dari Murat (Ekin Ko), editor surat kabar oposisi, Emre tetap pergi ke tempat makan malam yang penuh malapetaka dengan walikota. Keesokan harinya, dia terbangun dengan mabuk raki dan kenangan yang samar-samar tentang malam itu, yang berujung pada munculnya kasus pemerkosaan brutal terhadap Peknez (Eylul Ersoz), gadis Roma yang menunjukkan tanda-tanda keterbelakangan mental, yang datang untuk menari bagi para pria. Apakah Emre terlibat dalam kasus tersebut?

Salah satu adegan dalam film Burning Days. Sumber foto: IMDb
Salah satu adegan dalam film Burning Days. Sumber foto: IMDb

Yang membuat "Burning Days" menjadi thriller kriminal yang sangat menarik adalah cara film ini berjalan di dua jalur paralel, dengan Emre yang ingin membawa pemerkosa ke pengadilan, sambil juga menekan bukti-bukti yang mungkin menunjukkan keterlibatannya dalam kejahatan tersebut.

Film ini memiliki banyak konflik, sehingga membuat saya sebagai penonton terkadang bingung dengan penceritaannya. Terlalu banyak yang ingin disampaikan, walaupun sebenarnya semua konflik yang hadir dalam film ini mengerucut pada satu konflik utama, yaitu busuknya politik.

Akting dari jajaran pemainnya berhasil memainkan emosi para penonton. Beberapa kali saya dan teman-teman berdiskusi tatkala menonton filmnya, sembari bertanya-tanya, apa yang sebetulnya disembunyikan oleh karakter-karakternya? Khususnya di babak akhir film, di mana konfliknya semakin memanas.

Salah satu adegan dalam film Burning Days. Sumber foto: IMDb
Salah satu adegan dalam film Burning Days. Sumber foto: IMDb

Hal yang paling saya sukai dari Burning Days adalah sinematografi-nya yang luar biasa indah. Sang sutradara dan penata kamera berhasil menyorot tiap adegan dengan tepat, sehingga membuat penonton merasakan nuansa yang ada dalam filmnya. Tatkala filmnya menyorot gurun yang gersang dan krisis air, saya seakan diajak untuk ikut merasakan betapa sulitnya hidup di daerah tersebut.

Namun, tatkala menyorot rumah para pejabat, ternyata di dalamnya terdapat kamar mandi yang penuh dengan air. Ermin Alper memperlihatkan kesenjangan antara rumah pejabat dan rakyat, dan turut membuat penonton bertanya-tanya, apakah ternyata selama ini pejabat-lah yang merampas hak air milik warga?

Hal ini patut diapresiasi berkat pengarahan sinematografer dan divisi artistik, Christos Karamanis, yang berhasil membuat nuansa dalam filmnya terasa lebih hidup dan disesuaikan dengan cerita yang ingin disampaikan dalam filmnya.

Salah satu adegan dalam film Burning Days. Sumber foto: Source: 2022 Ay Yapim, Liman Film, Zola Yapim, Gloria Films, Pola Pandora/screendaily.com
Salah satu adegan dalam film Burning Days. Sumber foto: Source: 2022 Ay Yapim, Liman Film, Zola Yapim, Gloria Films, Pola Pandora/screendaily.com

Overall, Burning Days berhasil memancing rasa penasaran saya sejak awal hingga akhir film. Unsur politiknya membuat penontonnya jadi mencurigai semua karakter dalam filmnya, yang justru membuat pengalaman menontonnya menjadi lebih menegangkan. Isu yang diangkat dalam film ini juga cukup relate dengan kondisi politik beberapa negara.

Burning Days dapat kamu saksikan di platform KlikFilm.

Rating pribadi: 7/10

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun