Mohon tunggu...
Satria Adhika Nur Ilham
Satria Adhika Nur Ilham Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nominasi Best in Spesific Interest Kompasiana Awards 2022 dan 2023 | Movie Enthusiast of KOMiK 2022

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Review Handsome Guys, Film Horor Komedi yang Absurd dan Penuh Gelak Tawa

5 Juli 2024   09:36 Diperbarui: 5 Juli 2024   12:15 1286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster film "Handsome Guys". Sumber foto: CBI Pictures

Film komedi merupakan salah satu genre film favorit saya. Dengan menonton film komedi, saya diajak untuk tertawa lepas dan melupakan sejenak hiruk-pikuk masalah duniawi. Bagi saya, menonton film komedi dapat menjadi metode healing yang cocok untuk menghilangkan stres sejenak.

Pada Selasa (02/07/2024), saya berkesempatan untuk hadir dalam screening film "Handsome Guys" di CGV Grand Indonesia. Film yang mengusung genre horor komedi ini merupakan adaptasi dari film Amerika tahun 2010 yang berjudul "Tucker & Dale vs. Evil". Film ini juga menjadi debut penyutradaraan Nam Dong-Hyeob.


Handsome Guys bercerita tentang dua saudara, yakni Jae-pil (Lee Sung-min) dan Sang-Koo (Lee Hee-Joon) yang memiliki sifat unik. Di balik tampang mereka yang terlihat garang, sejatinya mereka berdua memiliki kepribadian yang lembut. Mereka memiliki impian untuk tinggal di pedesaan, dan akhirnya impian mereka tercapai. 

Mereka berdua tak sengaja bertemu kumpulan remaja anak sekolah di supermarket. Akibat tampang mereka yang terlihat garang, anak-anak sekolah tersebut salah paham dan menyangka mereka berdua adalah pelaku kriminal. Begitu juga dengan pihak kepolisian tatkala tak sengaja bertemu dengan mereka di jalan, polisi mencurigai mereka sebagai pelaku kriminal.

Dalam perjalanan menuju rumah, Jae-Pil dan Sang-Koo menemukan keanehan di jalan. Tak hanya itu, ternyata ruang bawah tanah di rumah yang baru mereka tempati ternyata menyimpan sebuah rahasia yang tersegel, dan segel itu mulai menyeruak dan mengeluarkan roh jahat yang terbangun kembali.

Akankah mereka berdua berhasil menghadapinya? Apa yang ada dalam segel rahasia tersebut?

Jawabannya dapat kamu temukan dengan menonton film ini di bioskop. "Handsome Guys" ditulis dan disutradarai oleh Nam Dong-Hyeob. Film ini dibintangi oleh Lee Sung-Min, Lee Hee-Jun, Gong Seung-Yeon, Park Ji Hwan, dan Lee Kyoo-Hung. Berdurasi 1 jam 41 menit, apa yang membuat film ini menarik untuk ditonton?

Yuk simak, ini ulasannya!

Film Komedi Berkedok Horor

Still cuts film
Still cuts film "Handsome Guys". Sumber foto: CBI Pictures.

Sebagai film horor komedi, Handsome Guys berhasil tampil totalitas. Sejak awal hingga akhir durasi, saya sebagai penonton tak berhenti dibuat tertawa lepas dengan tingkah laku dan kekonyolan yang dilakukan oleh karakter-karakternya. Punchline komedi-nya berhasil mengundang gelak tawa, seakan tak kehabisan ide untuk membuat penontonnya tertawa terpingkal-pingkal. 

Naskahnya cukup cerdik untuk menghadirkan momen-momen lucu yang "tidak disengaja" secara natural dengan penempatan adegan yang tepat. Set up tempat dan produksi serta director art di film ini juga patut diapresiasi berkat kemampuannya mem-build up rumah dan nuansa yang mendukung "dua orang udik" ini terlihat seperti kriminal sungguhan. 

Naskahnya memang terlihat bak seperti parodi dari film-film horor populer, dengan beberapa referensi pop culture seperti Train To Busan. Formula-nya mungkin akan terkesan medioker bagi para penggemar film komedi, namun bagi saya pribadi, Handsome Guys mampu mengemas ceritanya dengan baik dan mampu mencapai tujuan utama filmnya, yakni untuk membuat penonton tertawa. Ya, hanya di film ini, setan seakan tak ada harga dirinya.

Alih-alih disebut sebagai film horor komedi, saya merasa lebih tepat jika Handsome Guys dikatakan sebagai film komedi 'berkedok' horor. Ya, film ini lebih berfokus pada adegan komedi sehingga momen-momen seram pun dikemas dengan jokes dan adegan komedik yang sangat menghibur.

Elemen Gore yang Cukup Sadis

Still cuts film
Still cuts film "Handsome Guys". Sumber foto: CBI Pictures.

Tak hanya kuat dari segi komedi-nya, Handsome Guys juga memiliki elemen gore yang menambah keseruan film ini. Uniknya, mayoritas adegan gore didominasi oleh tindakan tak disengaja yang dilakukan oleh karakter-karakternya. 

Alhasil, tatkala karakternya tak sengaja terkena suatu benda tajam, maupun terkena bahaya lainnya, penonton dibuat 'ngeri' dan takut dengan nasib yang terjadi pada tiap karakter.

Selain itu, unsur gore yang ada dalam film ini juga tampil cukup terang-terangan, walau tidak diperlihatkan secara keseluruhan. Hal ini tentu membuat saya sebagai penonton beberapa kali menutup mata karena tak tega melihat karakternya mengalami sesuatu yang sadis.

Hal ini yang menjadi keunikan Handsome Guys, di mana elemen gore ternyata dapat menjadi daya tarik lebih dalam sebuah film bergenre horor komedi.

Menghibur Walau Mudah Dilupakan

Still cuts film
Still cuts film "Handsome Guys". Sumber foto: CBI Pictures.

Di balik beberapa kelebihan, sejatinya Handsome Guys merupakan film yang mudah dilupakan oleh penontonnya. Filmnya memang menyenangkan ketika ditonton, namun setelah selesai penonton dapat dengan mudah melupakannya. 

Mengapa? Handsome Guys terlalu fokus ke dalam komedi, sehingga luput menciptakan momen momen yang mengena di hati, maupun momen "menakutkan" yang membuat penontonnya teringat hingga terbawa mimpi. Ya, sang sutradara dan penulis naskah film ini seharusnya mampu belajar dari film-film komedi Thailand yang tak hanya menghibur, melainkan juga mampu berbekas di hati penonton.

Stereotip Mengenai Hubungan Wajah dan Tindakan Kriminal

Still cuts film
Still cuts film "Handsome Guys". Sumber foto: CBI Pictures.

Handsome Guys sejatinya membawa sebuah isu yang menarik walau tidak terlalu dieksplor secara lebih dalam. Ya, film ini menunjukkan bagaimana orang-orang berwajah 'sangar' dan berpenampilan ala preman seringkali disalahpahami dan dituduh sebagai pelaku kriminal. Stereotip mengenai menghakimi seseorang 'penjahat' hanya karena tampilannya masih terus berkembang hingga kini.

Padahal, tidak semua orang berwajah sangar merupakan penjahat, dan tidak semua orang berwajah lembut merupakan orang baik. Tindakan kriminalitas tak bisa hanya dinilai dari penampilan luar saja, melainkan juga perlu dinilai dari motif dan tindakan kriminal yang ia lakukan.

Hal ini pernah dibahas dalam sebuah artikel berjudul "Facial stereotypes of good guys and bad guys: A replication and extension" dari University of Missouri, Coloumbia yang ditulis oleh Alvin G. Goldstein, June E. Chance & Barbara Gilbert pada 2013. 

Penelitian menunjukkan bahwa orang memiliki stereotip tertentu tentang penampilan berbagai jenis penjahat, seperti pemerkosa, perampok bersenjata, dan pencuri. Stereotip ini memengaruhi cara orang memproses dan menafsirkan informasi tentang wajah seseorang. 

Peserta secara konsisten mengidentifikasi wajah tertentu sebagai milik penjahat atau bukan penjahat, menunjukkan adanya stereotip sosial yang sama. Wajah yang dianggap "sangar" atau "menakutkan" lebih sering diasosiasikan dengan aktivitas kriminal. 

Studi ini menyoroti potensi pengaruh stereotip ini terhadap penilaian hukum. Juri dan saksi mungkin dipengaruhi oleh persepsi kriminalitas berdasarkan penampilan terdakwa, yang dapat menyebabkan putusan dan identifikasi yang bias. 

Stereotip ini dapat memiliki konsekuensi sosial yang lebih luas, yang mengarah pada diskriminasi dan stigma terhadap individu yang sesuai dengan profil wajah tertentu. Orang dengan fitur wajah yang "sangar" atau "menakutkan" mungkin mengalami perlakuan yang tidak adil dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk interaksi dengan penegak hukum dan sistem peradilan. 

Penelitian ini menekankan dampak signifikan dari stereotip wajah terhadap persepsi sosial dan hasil hukum. Individu yang dianggap memiliki wajah yang terlihat kriminal lebih mungkin untuk dinilai secara keras dan tidak adil, menyoroti perlunya kesadaran dan mitigasi terhadap bias semacam itu dalam proses peradilan dan interaksi sosial sehari-hari. 

Chemistry Kuat dari Para Pemain

Still cuts film
Still cuts film "Handsome Guys". Sumber foto: CBI Pictures.

Jokes dan komedi dalam Handsome Guys tak akan terasa lucu bila akting dari pemainnya buruk. Untungnya, para aktor dalam film ini berhasil memerankan karakter-karakternya dengan sangat baik dan totalitas. 

Kita akan melihat performa maksimal dari Lee He Joon dan Lee Sung Min yang berhasil memerankan karakternya yang penuh kelakukan absurd nan konyol. Kepiawaian mereka dalam berekspresi membuat penonton tak berhenti tertawa melihat tingkah laku karakternya yang lucu.

Gong Seung-yeon sebagai Mina juga tampil prima. Ia mampu memerankan karakternya yang terjebak dalam pertemanan toxic dan salah paham terhadap dua karakter utama. Penonton akan dibuat terhibur dengan kesalahpahaman yang terjadi di antara para karakter yang ada pada film ini.

Experience yang Maksimal Jika Menontonnya di Bioskop

Still cuts film
Still cuts film "Handsome Guys". Sumber foto: CBI Pictures.

Meskipun film ini tak menawarkan sinematografi yang "wah" untuk ditonton di layar bioskop, sejatinya Handsome Guys menawaran hal lain, yakni experience tertawa bersama penonton satu studio. 

Ya, hal tersebut saya rasakan ketika menonton film ini di bioskop. Dengan skoring musik yang mendukung, penonton diajak untuk melihat keseruan dari film yang menggabungkan unsur komedi, horor, dan gore ini.

Still cuts film
Still cuts film "Handsome Guys". Sumber foto: CBI Pictures.

Itulah review saya mengenai film Handsome Guys. Apakah kamu tertarik untuk menontonnya?

Overall, Handsome Guys berhasil menjadi film komedi yang totalitas dalam menghibur penonton. Kehadiran elemen gore turut menambah keseruan dalam film ini. Dengan akting para pemain yang totalitas dan skoring musik yang mendukung, Handsome Guys berhasil membuat penontonnya tak berhenti tertawa di sepanjang durasi.

Handsome Guys sangat cocok untuk ditonton bagi kamu yang membutuhkan tontonan untuk refreshing dan menghilangkan stress. Selain itu, film ini lebih cocok untuk ditonton bersama-sama, baik bersama teman maupun pasangan, agar experience dalam film ini bisa kamu dapatkan.

Rating pribadi: 7.6/10

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun