Pengarahan Acho kuat dalam hal komedi, namun adakalanya kurang dalam sisi drama. Beberapa dialog dalam adegan drama terasa kaku dan kurang natural, entah Acho sengaja menjadikannya sebagai parodi dari film-film drama (sebagaimana adegan di akhir tatkala Bene bertemu kembali dengan wanita yang hendak ia nikahi), atau memang kurang mampu bertutur secara rapi.
Acho cukup piawai dalam menempatkan porsi yang pas antara adegan komikal dan drama. Sehingga, walau terkendala penggunaan bahasa-bahasa yang terlalu baku, penonton tetap dapat merasakan emosi yang dikeluarkan dari tiap karakternya, dan mampu menyentuh hati penonton.
Chemistry kuat antar pemain
Akting para pemain yang didominasi oleh komika berhasil menghidupkan suasana komedi dalam film ini. Penonton tak berhenti diajak menertawakan kekonyolan karakter-karakternya.Â
Hanya saja, tatkala berhadapan dengan adegan drama, beberapa aktor dari background komika kurang mampu menyampaikan emosi yang dirasakan oleh karakternya secara natural.
Ending yang Terburu-buru
Dikarenakan film ini bergenre komedi, adakalanya Acho terlalu sering menyorot dialog-dialog komikal yang sebetulnya kurang subtansial, sehingga membuat durasi film ini membengkak hingga 2 jam. Alhasil, tatkala konfliknya menghadapi klimaks, Acho terasa terburu-buru dalam penyelesaiannya.
Itulah review saya mengenai film Agak Laen. Apakah kamu tertarik untuk menontonnya?
Keberhasilan Agak Laen dalam menghadirkan kesegaran dan hiburan yang maksimal dalam ceritanya nyatanya mampu membuat penonton tertarik. Terbukti, film ini telah mencapai 2 juta lebih penonton hanya dalam waktu 7 hari penayangan. Sebuah gambaran bahwasannya penonton sudah mulai menerima keragaman cerita yang ada dalam industri perfilman kita.
Imajinari sejauh ini berhasil membuktikan bahwasannya film-film yang dibuat mampu menghadirkan kualitas dan mengembangkan potensi sinema Indonesia yang selama ini masih terpendam.
Rating pribadi : 8/10