Mohon tunggu...
Satria Adhika Nur Ilham
Satria Adhika Nur Ilham Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nominasi Best in Spesific Interest Kompasiana Awards 2022 dan 2023 | Movie Enthusiast of KOMiK 2022

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Review Single In Seoul, Menggali Makna Sebenarnya dari Hidup Melajang

3 Januari 2024   13:23 Diperbarui: 4 Januari 2024   00:30 886
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Young-Ho (Lee Dong-Wook) yang memutuskan hidup melajang. Sumber foto: CBI Pictures

Young-Ho (Lee Dong-Wook) yang memutuskan hidup melajang. Sumber foto: CBI Pictures
Young-Ho (Lee Dong-Wook) yang memutuskan hidup melajang. Sumber foto: CBI Pictures

Dalam Single in Seoul, karakter protagonis diceritakan sebagai seseorang yang pernah menjalani hubungan romansa yang berakhir gagal, bukan murni sejak awal memutuskan hidup melajang. Akibat kandasnya hubungan di masa lalu, Young-Ho merasa dirinya lebih baik sendirian untuk menikmati hidup.

Kondisi ini pernah dibahas oleh seorang penulis buku (Having Sex, Want Intimacy), Jill. P. Weber Ph.D dari American University. Ia mengatakan bahwasannya pada dasarnya, manusia memiliki respon naluriah fisiologis saat berhadapan dengan ancaman.

Kondisi ini berlaku juga pada seseorang yang pernah mengalami trauma hubungan percintaan di masa lalu, baik secara fisik maupun emosional. Mereka yang pernah mengalami trauma akan membangun respons, baik berupa penolakan untuk menjalin hubungan, maupun keputusan untuk melajang. Hal ini merupakan bentuk pertahanan natural yang bertujuan untuk menghindari pengulangan kejadian yang sama.

Namun, apakah keputusannya untuk hidup melajang merupakan keputusan yang salah? Jawabannya tidak. Dalam Single in Seoul, Young-Ho hidup melajang dikarenakan ia merasa kehilangan dirinya sendiri tatkala berpacaran. Ia menjadi tidak bebas dalam melakukan yang ia mau. Hal tersebutlah yang membuatnya memutuskah hidup melajang. 

Ketika Young-Ho mulai menjalani hidup sebagai lajang, ia menjadi lebih mengenal dirinya sendiri, dan tahu apa yang ia inginkan.

LeslieBeth Wish, seorang psikoterapis klinis berlisensi, pernah mengatakan bahwa ketika seseorang memutuskan untuk hidup melajang, dia dapat menggunakan waktu untuk memperkaya pengetahuan akan kebutuhan emosional dalam suatu hubungan. Ia juga menambahkan bahwa saat seseorang melajang, pada dasarnya ia sedang belajar untuk menjadi lebih mandiri. 

Terapis perkawinan, Nicole Richardson, mengungkap manfaat dari hal tersebut, "Orang-orang mandiri yang paham perasaannya dapat menjadi pasangan terbaik", ucapnya.

Perbedaan Prespektif Dalam Memaknai Masa Lalu

Cinta pertama Young-Ho (Esom) yang juga menulis esai, sumber foto: CBI Pictures
Cinta pertama Young-Ho (Esom) yang juga menulis esai, sumber foto: CBI Pictures

Single in Seoul memiliki penceritaan yang unik, dengan menghadirkan sedikit plot twist yang mengubah prespektif penonton. Ada satu momen dimana nantinya mantan dari Young-Ho (Esom) menulis prespektif yang berbeda dalam esai yang ia tulis. Yakni tatkala menulis kejadian ketika keduanya memutuskan untuk berpisah. 

Mantan Young-Ho, yang mana juga ikut menullis seri esai berjudul 'Single in The City', menuliskan bahwa sikap Young-Ho yang mengekang dan terlalu posesif menyebabkan ia kehilangan dirinya sendiri. Sebaliknya, Young-Ho menuliskan bahwa sikap mantannya yang berubah acuh dan lebih mengutamakan pria lain membuat hubungan mereka hancur. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun