Mohon tunggu...
Satria Adhika Nur Ilham
Satria Adhika Nur Ilham Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nominasi Best in Spesific Interest Kompasiana Awards 2022 dan 2023 | Movie Enthusiast of KOMiK 2022

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Budi Pekerti", Tuntutan Menjadi Individu Sempurna di Era Digital

7 November 2023   16:23 Diperbarui: 8 November 2023   15:28 1901
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prani (Ine Febriyanti) dan anaknya, Muklas (Angga Yunanda). Sumber foto: Instagram/@filmbudipekerti

Penyutradaraan Wregas yang sangat memperhatikan detail emosi setiap karakternya, baik melalui ekspresi maupun gestur, berhasil diinterpretasikan dengan sangat baik oleh para aktor dan aktris yang memerankan karakter-karakter dalam film ini. 

Ine Febriyanti yang berperan sebagai Bu Prani sukses membawakan kompleksitas karakternya dengan brilian. ambiguitas karakternya. Ia mampu menggambarkan ambiguitas dalam hati Prani dengan sangat mendalam. 

Apa yang sebenarnya berkecamuk dalam hati Prani? Apakah pria yang ia tegur di depan penjual putu memang benar-benar menyerobot antrian, atau sama seperti para netizen di media sosial, Prani sudah lebih dulu berprasangka? Apakah metode refleksi yang ia terapkan pada Gor merupakan metode yang tepat, atau memang ternyata punya cela?

Bu Prani memang bukanlah sosok yang sempurna, demikian juga metode refleksi yang ia gunakan. Ketidaksempurnaan itu berhasil disampaikan dengan baik melalui ekspresi wajahnya dan gerakan tubuh yang diperlihatkan dalam sorotan close-up, mengundang penonton untuk ikut merasakan perasaan dan konflik batin yang dirasakan oleh Bu Prani. 

Angga Yunanda yang berperan sebagai Mukhlas dan Prilly Latuconsina yang berperan sebagai Tita juga turut memperkuat nuansa dalam film ini. Penggunaan bahasa Jawa yang fasih, disertai dengan selipan comic timing yang tepat mampu mencairkan suasana di tengah situasi yang sedang runyam. 

Chemistry Angga, Ine Febriyanti, Dwi Sasono, dan Prilly Latuconsina berhasil dijalin dengan solid dan menjadi penggerak rasa dalam film "Budi Pekerti".

Skoring Musik yang menambah bobot emosi

Penggunaan skoring musik dalam film ini juga hadir dengan porsi yang tepat. Munculnya musik-musik DJ yang lirik-liriknya bak meledek Bu Prani membuat saya teringat dengan sebuah video pendek yang viral di sosial media, yang kemudian dijadikan remix dan lagu DJ dan diparodikan oleh banyak orang.

Peletakan musik skoring dalam film ini juga sesuai dengan adegan yang tengah ditampilkan, khususnya pada bagian akhir film yang menggunakan soundtrack berjudul "Dan Hujan I" karya Gardika Gigih. Air mata saya tak berhenti mengalir tatkala lagu ini terdengar, sembari melihat akhir dari film yang terasa menyesakkan dada. 

Cuplikan film
Cuplikan film "Budi Pekerti" karya Wregas Bhanuteja. Sumber foto: Screenshot YouTube Rekata Studio

Itulah review saya mengenai film "Budi Pekerti", apakah kamu tertarik untuk menontonnya?

Secara keseluruhan, "Budi Pekerti" berhasil menghadirkan kritik sosial dalam ceritanya yang mewakilkan keresahan banyak orang. Naskahnya disusun dengan rapih oleh Wregas, dengan beragam keresahan yang hadir, mulai dari dampak dari cyber bullying, viralitas sosial media, kritik pada institusi pendidikan, hingga perihal kesehatan mental. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun