Mohon tunggu...
Satria Adhika Nur Ilham
Satria Adhika Nur Ilham Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nominasi Best in Spesific Interest Kompasiana Awards 2022 dan 2023 | Movie Enthusiast of KOMiK 2022

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Review Film Sleep Call, Ketika Dunia Maya Menjadi Tempat Pelarian dari Kejamnya Dunia Nyata

9 September 2023   08:15 Diperbarui: 10 September 2023   19:16 1957
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dina (Laura Basuki) melakukan aktivitas sleep call di malam hari, Sumber foto: IDN Pictures

Film Sleep Call sejatinya menunjukkan tentang ketakutan terbesar manusia, yakni ketika hidup tak mempunyai 'uang'. Bagaimana banyaknya uang yang dimiliki seseorang dapat mempengaruhi posisi dan martabatnya di dunia nyata.

Hal ini ditunjukkan melalui karakter Dina, yang hidupnya penuh tekanan di lingkungan kerja yang toxic, namun ia tetap bertahan agar tetap dapat melunasi hutangnya dan mendapat uang. Berbagai cara Dina lakukan, walau harus memarahi orang dan membiarkan dirinya dimanfaatkan.

Tak hanya itu, film Sleep Call juga menunjukkan perihal perbedaan kelas sosial, tatkala Dina bersama rekan kerjanya datang ke acara pesta yang diadakan bosnya, disana dipisahkan antara makanan tamu penting dengan makanan karyawan biasa di tempat yang berbeda. 

Tatkala para atasan dan 'tamu penting' tertawa melihat Dina dan kawan-kawan terbasahi oleh alat penyiram air, penonton seakan diajak untuk menertawakan jurang kelas.

Tema yang diangkat mengenai uang menjadikan Sleep Call terasa relate dan dekat bagi kehidupan banyak orang, yang terkadang rela meminjam uang di perusahaan pinjol demi membeli kebutuhan atau sekadar untuk bersenang-senang. Film ini membuat kita dapat melihat bahwa uang memiliki peran penting dalam kehidupan seseorang.

Namun perlu diakui bahwa terkadang Sleep Call terlalu berambisi dalam menyampaikan isunya, sehingga terasa terlalu over dan ada beberapa adegan yang tidak terlalu dibutuhkan.

Plot yang Membolak-balikan Perspektif Penonton

Dina (Laura Basuki) melakukan aktivitas sleep call di malam hari, Sumber foto: IDN Pictures
Dina (Laura Basuki) melakukan aktivitas sleep call di malam hari, Sumber foto: IDN Pictures

Plot dalam film Sleep Call disusun bak teka-teki, dengan alur non linear. Sleep Call membagi fokus penonton pada 2 dunia, yakni dunia nyata dan dunia khayal/mimpi yang dialami karakternya tatkala melakukan sleep call. Hal ini membuat saya sedikit kebingungan dengan gaya penceritaannya yang terkadang terasa jumpy. 

Namun, jika diperhatikan lebih dalam, sejatinya Fajar Nugros sengaja ingin membolak-balikan perspektif penonton mengenai siapa pelaku utama yang ada di film ini.

Film ini memiliki alur yang cepat sehingga tidak membuat penonton bosan. Sleep Call juga banyak menghadirkan detail-detail penting yang kelak akan berpengaruh di ending. Detail-detail kecil dan penting yang dihadirkan di awal kelak akan mengubah prespektif penontonnya di akhir film, sehingga saya sebagai penonton merasa terkejut tatkala hadir twist yang mengejutkan.

Naskah buatan Husein M. Atmodjo dan sang sutradara, Fajar Nugros cukup piawai dalam membawakan ceritanya hingga mampu menghadirkan klimaks yang berkesan.

Lebih Banyak Berbicara Soal Pinjaman Online

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun