Thailand dikenal dengan filmnya yang memiliki humor yang segar dan mampu mengundang tawa, hal tersebut juga yang menjadi daya tarik utama dalam film My Precious.
Di dalam studio, hampir seluruh penonton tak bisa menahan tawa karena kelucuan yang dihadirkan. Nanon dan kawan-kawannya sukses menciptakan atmosfer persahabatan yang penuh dengan kelucuan.Â
Meskipun demikian, ada beberapa lelucon yang terasa agak vulgar. Namun, jika melihatnya dalam konteks "SMA", pastinya kita pernah memiliki teman-teman yang nyeleneh seperti yang ada dalam film ini.
Berhasil menyorot dinamika karakter dengan ciamik
Jika film romansa komedi drama lainnya biasanya hanya fokus pada satu periode, misalnya masa SMA atau masa pasca SMA/kuliah, My Precious berhasil menyoroti kedua periode tersebut dalam satu film. Hal ini memungkinkan penonton untuk melihat dinamika karakter, termasuk perubahan cara berpikir karakter-karakter tersebut dari masa SMA hingga ke masa kuliah.Â
Alhasil, hal ini memberikan pemahaman kepada penonton mengenai perbedaan cinta antara masa SMA dan masa dewasa, serta bagaimana perasaan cinta berubah seiring dengan bertambahnya usia dan pengalaman.Â
Chemistry Nanon dan Film Rachanun yang terjalin manis
Nanon Korapat mampu memerankan karakter Tong dengan sangat baik. Bagaimana tengilnya ia, dan sifat kekanak-kanakan Tong yang benar-benar tidak hilang, namun berkat kepiawaian Nanon dalam berekspresi dan bergestur, kita bisa melihat bagaimana dia berubah menjadi lebih baik karena Lin. Ketika diperlukan adegan komedi, ia mampu menghadirkannya dengan kocak dan mengundang tawa.Â
Film Rachanun, yang memerankan Lin, juga tampil memikat. Meskipun awalnya karakternya terasa cerewet dan tegas, ia mampu menjalin chemistry yang manis dan kuat dengan Nanon. Saat melihat keduanya bersama, saya sebagai penonton tidak bisa berhenti tersenyum.
Selain itu, karakter-karakter lain juga mampu menghidupkan nuansa filmnya menjadi lebih ceria dan mampu mengundang tawa. Kehadiran teman-teman Tong, orang-tua Tong, dan karakter lainnya berhasil diberi porsi yang pas sehingga mampu menghidupkan nuansa dalam filmnya.
Sinematografi dan aspek sinematik yang kurang diperhatikan