Kau atlet yang sudah paling sering kalah di pertandingan pemilihan nanti. Kau membuat tangga dengan pengalaman kalahmu. Coba pikirkan. Kini tanggamulah yang paling tinggi. Naiklah perlahan, dan raih yang kau inginkan -Back Yi-jin-
Drama Korea Twenty Five Twenty One berhasil menghadirkan cerita yang konsisten hingga akhir episode. Tidak hanya menampilkan hubungan persahabatan dan percintaan yang dialami oleh Na Hee-Do, tetapi juga menunjukkan langkah-langkah yang diambilnya untuk menjadi seorang atlet anggar profesional.
Saya sangat mengapresiasi perhatian drama ini terhadap detail-detail kecil yang memiliki makna.
Hee-Do yang kerap menulis evaluasi mengenai latihan yang ia lakukan setiap hari di buku hariannya, lalu mengamati Ko Yu-Rim yang tengah berlatih, bagaimana ia menghadapi lawan dan bagaimana ia menyikapi kekalahannya, benar-benar mampu membuat saya merefleksi diri mengenai apa yang harus saya lakukan untuk mengejar mimpi saya.
Tidak hanya fokus pada Hee-Do, drama ini juga menggambarkan perjuangan Back Yi-Jin yang menghadapi kegagalan dan kesulitan dalam hidupnya. Meskipun harus melalui proses yang panjang, Yi-Jin mampu bangkit dan akhirnya menjadi seorang jurnalis di media ternama. Hal ini mengajarkan bahwa hidup yang tidak sesuai dengan impian kita tidak selalu buruk.
Twenty Five Twenty One menunjukkan bahwasannya dalam meraih impian, dibutuhkan proses yang amat panjang. Drama ini juga mengajak kita untuk melihat betapa bersemangatnya para karakter dalam menjalani proses tersebut.Â
Walau banyak tantangan, namun proses tersebutlah yang membuat para karakternya menjadi tumbuh dan berkembang.
2. Couple goals yang sesungguhnya
Semua orang ingin memiliki hati yang kuat, yang tidak takut kalah dan gagal sepertimu. Aku ingin bisa jadi sepertimu yang begitu. Mungkin karena itu, setiap kali mentalku melemah, aku ingin bertemu denganmu. - Back Yi-jin -
Unsur romansa yang ada dalam drama ini bukanlah romansa penuh gombal yang berlebihan.Â