Evil Dead adalah sebuah franchise horor yang pertama kali muncul pada tahun 1981 dengan judul The Evil Dead. Film yang disutradarai oleh Sam Raimi ini menjadi sangat sukses, sehingga kemudian dibuat beberapa kali dengan judul yang sama, seperti Evil Dead (2013) dan yang terbaru Evil Dead Rise (2023).
Evil Dead Rise membawa cerita ke tempat yang lebih dekat dengan kehidupan kita sehari-hari, yakni sebuah apartemen sempit yang sudah dalam kondisi tak baik. Film ini merupakan terobosan yang lebih modern jika dibandingkan dengan film sebelumnya, Evil Dead (2013), yang berlatar di sebuah hutan.
Namun, apakah kualitas horornya tetap terjaga?
Evil Dead Rise mengisahkan Ellie (Alyssa Sutherland), seorang ibu rumah tangga yang memiliki tiga anak, Danny (Morgan Davies), Bridget (Gabrielle Echols), dan Kassie (Nell Fisher). Meskipun seringkali diabaikan dan tidak dihargai oleh anak-anaknya, Ellie tetap sabar dan menjalankan tugasnya sebagai seorang ibu.
Suatu hari, Beth (Lily Sullivan), saudara perempuan Ellie, datang berkunjung. Mereka mengobrol dan berbagi masalah, lalu Ellie meminta anak-anaknya untuk memesan pizza. Namun, kejadian gempa bumi singkat mengubah segalanya ketika Danny menemukan sebuah ruangan kosong di bawah tanah.
Di dalam ruangan tersebut, Danny menemukan kitab Necronomicon yang akan membawa malapetaka bagi keluarga mereka.
Evil Dead Rise merupakan film yang disutradarai oleh Lee Cronin, berdurasi 96 menit, apa yang membuat film ini menarik untuk ditonton?
Bagi penggemar film horor, tentu sudah familiar dengan film yang membawakan premis berupa setan yang muncul akibat dari membuka suatu benda yang dianggap keramat, yang dalam Evil Dead Rise direpresentasikan dalam bentuk kitab Necromonicon.Â
Lee Cronin sebagai penulis naskah sekaligus sutradara belum mampu memberikan kebaruan yang berarti dalam filmnya. Terutama dari segi naskah dan motivasi karakter yang terasa dangkal. Bagaimana bisa seseorang tidak takut ketika menemukan buku yang dikunci oleh semacam benda tajam yang hanya bisa terbuka dengan darah?
Namun anehnya, naskahnya yang kurang believable tersebut yang justru membuat sensasi menontonnya semakin menarik. Penonton mungkin akan menertawakan kebodohan karakternya yang terus nekat membuka Necromonicon, namun di sisi lain, penonton dibuat tegang dan penasaran mengenai hal apa yang akan terjadi selanjutnya.
Walaupun premis cerita dalam Evil Dead Rise terasa familiar, Lee Cronin mampu memberikan modifikasi yang cukup signifikan dengan banyak unsur horor yang lebih modern. Jika dalam film pendahulunya teror disebarkan melalui akar dan pintu basement, Cronin memodifikasinya dengan kabel dan pintu lift yang macet.
Alhasil, para penggemar franchise Evil Dead pasti akan merasa senang dengan kebaruan tersebut. Unsur horornya berhasil dibangun melalui tempat yang mungkin dekat dengan keseharian kita, seperti ruang makan, kamar mandi, hingga lift dan kamar tidur.
Evil Dead Rise jelas merupakan kabar gembira bagi para pecinta film horor bergenre gore.Â
Film ini menyajikan adegan kekerasan yang terbilang brutal, seperti tubuh yang tertusuk, kepala yang putus, hingga bola mata yang keluar. Selain itu, unsur-unsur khas dari Evil Dead seperti Gergaji Mesin, tangan terpotong, dan banjir darah juga berhasil dihadirkan dengan baik dalam film ini.Â
Adegan gore yang mengerikan dan jijik ini berhasil memancing rasa penasaran dan mengguncang adrenalin para penonton. Meskipun sebagian penonton mungkin menutup mukanya karena ketakutan, hal tersebut justru menambah intensitas film ini.Â
Build-up horor dalam film ini disajikan perlahan-lahan, mulai dari adegan horor biasa hingga adegan yang paling sadis. Puncaknya adalah ketika seluruh karakter yang kesurupan digabungkan menjadi sebuah monster bernama Marauder, yang didukung dengan kualitas CGI yang mumpuni.Â
Selain itu, Evil Dead Rise juga menunjukkan bahwa barang-barang yang ada di sekitar kita bisa dimanfaatkan menjadi horor gore yang menyeramkan. Penggunaan parutan, pisau dapur, gunting, dan benda-benda sederhana lainnya berhasil memberikan nuansa horor yang intens dan mendebarkan.Â
Walau sepanjang film berjalan penonton dibuat tegang dengan kebrutalan unsur gore serta seramnya melihat Ellie yang kesurupan, film ini tetap mampu menyelipkan beberapa komedi gelap, salah satunya adalah adegan keselak bola mata, yang sejatinya merupakan referensi menggelitik untuk Evil Dead II.Â
Tidak hanya unsur gore-nya yang membuat penonton bergidik ngeri, akting Alyssa Sutherland sebagai Ellie juga menjadi daya tarik utama dalam film ini. Ia berhasil memainkan 2 karakter yang sangat berbeda, seorang ibu yang penyayang dan iblis kejam dengan wajah menakutkan.Â
Aktingnya yang totalitas juga didukung dengan tata rias yang mumpuni, dan mampu menghadirkan sosok iblis yang mencekam namun tetap terasa realistis.Â
Terakhir, Evil Dead Rise ini juga berhasil membangun atmosfer horor melalui tata kamera yang dinamis dan piawai dalam menyorot adegan horor dengan variasi yang baik. Adegan favorit saya adalah ketika ketiga anak Ellie mengintip di balik pintu dan kamera yang seperti sedang mengintip menyorot Ellie yang sedang membunuh tetangganya.Â
Jangan lupakan kualitas produksi dan set yang meyakinkan. Penonton seperti diajak masuk ke dalam apartemen kecil yang sempit, namun terasa bak neraka yang penuh dengan darah dan mayat.Â
Overall, Evil Dead Rise adalah film horor gore yang memuaskan dan penuh darah. Intensitas horornya mampu naik perlahan lahan hingga meledak di babak akhir. Didukung dengan akting Alyssa Sutherland yang piawai berekspresi, juga tata rias dan tata kamera yang semakin meningkatkan atmosfer horor di film ini.
Film ini jelas tidak cocok untuk ditonton oleh anak-anak karena adegan gore-nya yang sangat intens. Namun, bagi para pecinta film horor, Evil Dead Rise adalah pilihan yang sangat tepat dan merupakan salah satu film horor terbaik di awal tahun 2023 ini.
Rating pribadi : 8/10
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H