Mohon tunggu...
Satria Adhika Nur Ilham
Satria Adhika Nur Ilham Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nominasi Best in Spesific Interest Kompasiana Awards 2022 dan 2023 | Movie Enthusiast of KOMiK 2022

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Review Guardians of The Galaxy Vol 3: Penutup Trilogi yang Spesial, Manis, dan Menyenangkan

6 Mei 2023   09:05 Diperbarui: 7 Mei 2023   20:34 1331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Guardians of The Galaxy Vol. 3 layak menjadi film marvel terbaik pasca Endgame.

Berbicara mengenai film-film buatan Marvel pasca Endgame, banyak diantara kita yang mungkin kecewa. Kebanyakan filmnya cenderung hambar juga tak menawarkan sesuatu yang baru. 

Sebutlah beberapa film yang mengecewakan seperti Ant-Man and The Wasp: Quantumania, Thor: Love and Thunder, juga Doctor Strange: In The Multiverse of Madness yang dinanti-nanti namun berujung kecewa. 

Sebagai penggemar film Marvel, saya tentu merasa khawatir dengan kelanjutan dari perjalanan para superhero yang sudah memasuki fase 5 ini.

Namun ternyata kekhawatiran saya dapat terpatahkan berkat kehadiran film Guardians of The Galaxy Vol. 3. Penutup dari trilogi Guardians of The Galaxy yang digadang-gadang menjadi film terbaik setelah Endgame, ternyata memang terbukti benar.


Guardians of The Galaxy Vol 3 bercerita tentang misi penyelamatan tim penjaga galaksi untuk menyelamatkan Rocket yang sekarat setelah diserang oleh Adam Warlock secara tiba-tiba. Tim Guardians harus mencari cara untuk menyembuhkan Rocket yang ternyata telah menjadi buronan High Evolutionary yang merupakan penciptanya.

Akankah tim Guardians of The Galaxy berhasil menyelamatkan Rocket? Akankah ini jadi perjalanan terakhir mereka?

Temukan jawabannya di film ini. Berdurasi 2 jam 29 menit dan disutradarai oleh James Gunn, apa yang membuat film ini menarik untuk ditonton?

Menyorot masa lalu dari karakter Rocket

Sumber foto : Marvel Studios
Sumber foto : Marvel Studios

Guardians of The Galaxy Vol 3 dapat dikatakan sebagai filmnya Rocket, di mana keseluruhan konflik berpusat pada masa lalunya. Eksplorasi masa lalu dari karakter Rocket berhasil dibangun dengan efektif melalui peletakan adegan flashback yang tepat. 

Flashback yang dihadirkan oleh James Gunn tak hanya sekadar numpang lewat, melainkan juga punya peran yang signifikan dalam membangun ceritanya. Penonton diajak untuk bersimpati pada karakter Rocket, ketika ia menjadi kelinci percobaan oleh High Evolutionary, hingga ia berusaha lepas dan menyelamatkan teman-temannya.

Emosi tersebut tak hanya dibangun berkat naskahnya yang kuat dan dalam, melainkan juga CGI yang luar biasa detail. Bagaimana sorot mata sendu, sorot bagian tubuh yang terluka akibat penyiksaan, juga penggambaran konfliknya yang cukup kelam, mampu membuat penonton merasakan rasa sakit yang dialami oleh karakter Rocket.

Porsi tiap karakter yang cukup dan penokohan yang konsisten

Sumber foto : Marvel Studios
Sumber foto : Marvel Studios

Walau banyak menyorot masa lalu Rocket, bukan berarti perkembangan karakter-karakter lain di Guardians of The Galaxy Vol. 3 menjadi terabaikan. James Gunn mampu dengan piawai menghadirkan pengenalan dan development masing-masing karakter dengan baik.

Peter Quill (Chris Pratt), yang merindukan Gamora (Zoe Saldana) yang dulu, kini menghadapi konflik dengan Gamora yang sekarang tak mengenal dan tidak mencintainya. Konflik dan resolusinya ditampilkan dengan menunjukkan bentuk pendewasaan karakter masing-masing, tanpa membuat Gamora secara instan sadar dan mencintai Quill.

Nebula (Karen Gillan) muncul dengan karakter yang lebih tenang dan dewasa dibanding dua film sebelumnya, sementara Mantis (Pom Klementieff) dan Drax (Dave Bautista) tetap humoris namun dengan pengembangan karakter yang membuat penonton semakin terhubung dengan mereka.

Sumber foto : Marvel Studios
Sumber foto : Marvel Studios

Begitu pula dengan kehadiran karakter baru seperti Adam Warlock (Will Poulter). Motivasi dan latar belakang karakternya cukup berhasil digali dengan baik, walau mungkin development karakternya kurang dieksplorasi lebih dalam. Mengingat karena film ini fokusnya adalah cerita para Guardian, maka hal tersebut dapat dimaklumi.

High Revolutionary sebagai villain utama mampu hadir mengintimidasi. Tiap kali karakternya muncul, penonton dibuat bergidik ngeri dengan kebengisan sosoknya yang memang layak untuk dibenci. High Revolutionary juga sejatinya menggambarkan sosok yang mendambakan "kesempurnaan" dan rela melakukan apapun demi mengejar "kesempurnaan" itu. 

Hal yang patut diapresiasi dalam film ini adalah soal penokohan yang konsisten. James Gunn berhasil menjaga konsistensi tersebut. Salah satunya adalah komedi yang keluar secara natural tanpa menghilangkan sifat-sifat asli yang dibawa oleh setiap karakter. 

Porsi komedi yang seimbang

Sumber foto : Marvel Studios
Sumber foto : Marvel Studios

Walau mengusung konflik yang lebih kelam, Guardians of The Galaxy Vol. 3 tetap mampu menghadirkan humor khas-nya dengan tepat sasaran. Komedinya juga menunjukkan kedekatan antar karakter. Semakin dekat hubungannya, semakin sering juga karakter tersebut berkelakar.

Nilai positif dalam penggunaan komedi di film ini adalah ketika komedi-nya keluar, film ini tak lupa dengan penokohan karakter yang dibangun sedari awal.

Aksi yang unggul dan cukup brutal

Sumber foto : Marvel Studios
Sumber foto : Marvel Studios

Dengan rating 13+, James Gunn menjadi sedikit lebih leluasa dalam menampilkan kekerasan yang 'brutal' dalam film Guardians of The Galaxy Vol. 3. Terbukti, adegan pembuka ketika menampilkan baku hantam Adam Warlock dengan para Guardians mampu membuat penonton merasa tegang berkat kehadiran aksi yang menampilkan kekerasan yang cukup sadis.

Namun, tanpa mengandalkan kekerasan yang brutal sekalipun, sejatinya sajian aksi yang disuguhkan sudah mampu membuat penonton merasa kagum. 

Aksi-nya hadir di atas rata-rata film buatan Marvel lainnya. Koreografinya yang khas, ditambah dengan shot kamera yang piawai menyorot adegan aksi dalam sudut pengambilan gambar yang cantik, semakin meningkatkan keseruan menontonnya.

Visualisasi yang ciamik

Sumber foto : Marvel Studios
Sumber foto : Marvel Studios

Guardians of The Galaxy Vol. 3 juga unggul dari segi visual. Visualisasi dari alam semesta dan beberapa planet yang dikunjungi benar-benar terlihat realistis. Tak hanya itu, penggambarannya juga unik. 

Misalnya, planet Orgosphere yang diluar terlihat menjijikan karena bentuk planetnya bak bagian dalam tubuh manusia, namun ternyata di dalam terlihat indah dengan kecanggihan teknologi yang ada.

Penggunaan efek visual yang ciamik dalam Guardians of the Galaxy Vol. 3 juga dilengkapi dengan desain produksi yang detail dan rumit, yang menciptakan dunia fiksi yang kompleks dan fantastis. Penggunaan tata rias dan kostum yang kreatif juga menambahkan dimensi visual yang menarik dalam film ini.

Ya, kualitas CGI dalam film ini meningkat pesat dibandingkan dengan film-film Marvel sebelumnya. Penggunaan CGI-nya berhasil menciptakan kesan realistis dan fantastis, sehingga mampu membangun atmosfer dan dunia fiksi yang imersif, dan menjadi salah satu daya tarik utama dalam film ini.

Musik mixtape yang lebih beragam

Sumber foto : Marvel Studios
Sumber foto : Marvel Studios

Ciri khas utama dalam trilogi Guardians of The Galaxy juga terletak pada penggunaan musik yang cukup banyak dalam filmnya. Melalui mixtape yang dimiliki, tiap kali para Guardians pergi berjelajah, selalu ada musik khas dari tahun 90an hingga 2000an yang mengiringi.

Dalam Guardians of The Galaxy Vol. 3, musik yang hadir tak hanya sekadar musik pembangkit semangat ketika adegan aksi, melainkan juga banyak menghadirkan musik yang cukup sendu. Bahkan sejak awal film ini dimulai, James Gunn seakan menegaskan bahwa konflik dalam film ini akan lebih serius.

Penggunaan musik yang beragam ini tentu tak hanya menjadi penghias film saja, melainkan juga mampu menambah bobot emosi yang cukup dalam di hati penonton. 

Adakalanya penonton akan semakin merasa antusias dan semangat berkat kehadiran musik di babak aksi, juga penonton akan semakin merasa bersimpati dan ikut merasakan masalah personal yang dirasakan para karakternya lewat musik sendu yang menyayat hati.

Penutup trilogi yang manis dan hangat

Sumber foto : Marvel Studios
Sumber foto : Marvel Studios

Overall, Guardians of The Galaxy Vol. 3 berhasil menjadi penutup trilogi yang manis dan hangat. Sudah lama saya tak merasakan perasaan seperti ini ketika menonton film superhero, yang mana berhasil membuat saya menangis dan tertawa ketika menontonnya. 

Konfliknya memang lebih kelam, namun unsur komedi juga hadir cukup dominan, yang akan membuat penonton merasakan mixed feeling ketika menontonnya. CGI dan visualisasi dari semesta yang dihadirkan mampu membuat saya sebagai penonton takjub, seakan-akan ikut masuk ke dalam petualangan mereka.

Aksinya cukup brutal, didukung dengan musik yang beragam, semakin menambah keseruan dalam menontonnya. 

James Gunn berhasil menutup kisah Guardians of the Galaxy dengan karakterisasi serta konklusi yang adil bagi tiap karakternya, memberikan pengalaman yang intim dan emosional bagi penonton yang telah mengikuti kisah ini sejak awal. Ini semua merupakan hasil dari proses yang baik dalam keseluruhan film triloginya.

Guardians of The Galaxy Vol. 3 layak dikatakan sebagai film terbaik Marvel setelah Endgame. 

Untuk pengalaman menonton yang lebih maksimal, usahakan untuk tidak melihat spoiler. Jangan langsung beranjak pergi ketika film usai, karena ada 2 credit scene yang cukup penting.

Skor pribadi : 9/10

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun