Mohon tunggu...
Satria Adhika Nur Ilham
Satria Adhika Nur Ilham Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nominasi Best in Spesific Interest Kompasiana Awards 2022 dan 2023 | Movie Enthusiast of KOMiK 2022

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Review Sewu Dino, Berhasil Menjadi Film Horor Atmosferik yang Mencekam

20 April 2023   00:09 Diperbarui: 20 April 2023   16:45 4401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film Sewu Dino (instagram.com/sewudinomovie) 

Pasca kesuksesan film KKN di Desa Penari, nampaknya karya-karya thread dari SimpleMan semakin dilirik untuk dijadikan film. Selain cerita horornya yang mencekam, adanya pasar pembaca yang luas membuat potensi penonton filmnya akan lebih besar.

Potensi penonton film Sewu Dino, salah satu karya SimpleMan yang paling menyeramkan, cukup besar karena ceritanya yang mencekam dan banyak dibaca oleh para penggemar.

Film Sewu Dino diproduksi oleh MD Pictures dan disutradarai oleh Kimo Stamboel. Berdurasi 107 menit, film ini diperankan oleh Mikha Tambayong, Givina Lukita Dewi, Agla Artalidia, Rio Dewanto, Marthino Lio, Gisselma Firmansyah, dan aktor serta aktris lainnya.


Sewu Dino bercerita tentang Sri (Mikha Tambayong) yang memutuskan melamar pekerjaan di keluarga Karsa Atmojo yang misterius demi membiayai pengobatan ayahnya. Setelah melamar, ia diharuskan untuk menepati janjinya dan tidak lari dari tugasnya. 

Sri bersama dengan dua pekerja lain, Dini (Agla Artalidia) dan Erna (Givina Lukitha), dibawa ke kabin di tengah hutan. Mereka ditugaskan untuk melakukan ritual Basuh Sedo. 

Ritual tersebut mewajibkan mereka untuk memandikan Della (Gisselma Firmansyah), yang tubuhnya dirasuki Sangarturih, disebabkan terkena santet. 

Konon, santet tersebut akan hilang bila ritualnya terus dilakukan selama 1000 hari. Selain itu, mereka juga diharuskan menjaga Della agar tak kabur kemana-mana.

Akankah ritual mereka berhasil? 

Penasaran, apa yang membuat film ini menarik untuk ditonton? Yuk simak, ini review-nya!

Berhasil membangun atmosfer mencekam

Film Sewu Dino (instagram.com/sewudinomovie) 
Film Sewu Dino (instagram.com/sewudinomovie) 

Sewu Dino yang digarap oleh Kimo Stamboel berhasil menghadirkan nuansa horor yang fresh dan jarang ditemukan pada film horor Indonesia kebanyakan. Ya, yakni film horor yang murni membangun nuansa horornya dengan natural, tanpa perlu mengandalkan jumpscare yang berlebihan. 

Meskipun berjalan pelan, film ini mampu menaikkan tensi ketegangan dan memikat perhatian penonton.

Film ini merupakan adaptasi dari thread karya SimpleMan dan terlihat jelas bahwa Sewu Dino merupakan kemajuan besar dibandingkan dengan KKN di Desa Penari. 

Penulis naskah Agasyah Karim dan Khalid Kashogi mampu bercerita dengan lebih rapih dan detail, menciptakan horor yang tidak hanya menakut-nakuti, tetapi juga memberikan jawaban penting pada ceritanya.

Hal-hal sederhana seperti; ketika mengambil air, ketika Sangarturih dengan lirih memanggil ketiga karakter utamanya, ketika menyetel kaset, mampu meningkatkan intensitas adegannya. Horor yang dibangun dengan pelan di awal, berhasil meledak dengan cukup baik di akhir.

Atmosfer horornya juga didukung oleh sinematografinya yang cantik sekaligus mencekam, serta kualitas produksi yang meningkat pesat dibanding film horor lokal lainnya. Beberapa shot-nya mengingatkan saya pada film horor dari negara luar, seperti In The Tall Grass dan Insidious, serta beberapa adegan kerasukan yang cukup mencekam seperti di film The Medium. 

Scoring musicnya juga terdengar berbeda dibandingkan dengan horor lokal lain. Walau banyak yang merasa terganggu, saya rasa film ini sudah tepat dalam menempatkan skoring musiknya, digunakan hanya pada adegan yang memang diperlukan. 

Beberapa adegan horor dibangun dengan nuansa hening dan atmosfer natural, sehingga menciptakan ketegangan yang kuat. Sewu Dino sukses membawa pengalaman horor yang berbeda dari film horor lokal lainnya.

Membuka universe SimpleMan dengan apik

Universe dari cerita karya SimpleMan, Sumber foto: MD Pictures
Universe dari cerita karya SimpleMan, Sumber foto: MD Pictures

Setelah menonton Sewu Dino, penonton mungkin akan bertanya-tanya mengenai nasib dari beberapa karakternya yang masih menyimpan misteri. Seperti tentang tokoh Sugik yang menjadi supir keluarga Atmojo, misteri keluarga Atmojo yang belum terungkap, dan misteri-misteri lainnya.

Menurut saya, Sewu Dino berhasil membuka universe ceritanya dengan cukup baik. Beberapa karakter pendukung yang tak terlalu dieksplorasi dan sengaja ditahan untuk film selanjutnya berhasil mengundang rasa penasaran penonton. Menonton film ini membuat saya sebagai penonton merasa antusias dengan lanjutan filmnya. 

Unsur horor yang cukup gore

Film Sewu Dino (instagram.com/sewudinomovie) 
Film Sewu Dino (instagram.com/sewudinomovie) 

Dibanding film-film karya Kimo Stamboel yang lain (Ratu Ilmu Hitam, Jailangkung Sandekala), Sewu Dino terlihat lebih kalem dalam menampilkan adegan yang berdarah-darah. Ciri khasnya tetap terlihat, seperti kala memperlihatkan luka menjijikan, telinga robek, tertusuk, dan adegan-adegan lain.

Namun, kehadiran adegan-adegan tersebut cenderung lebih minimalis, tak terlalu ditunjukkan secara jelas dan brutal. Alih-alih menjadi kekurangan, justru hal tersebut menjadi kelebihan. Unsur gore-nya memang minim, tapi tiap kali adegan tersebut muncul, mampu membuat penonton menahan napas. 

Adegan ketika Della kesurupan juga terlihat realistis. Walau make-up nya kurang menyeramkan, ia tetap berhasil membuat penonton was-was dan merasa waspada berkat kuatnya pendalaman karakter Della yang diperankan oleh Gisellma Firmansyah. Tiap panggilannya terdengar, kala matanya menatap tajam, disanalah penonton tak akan merasa tenang.

Hanya saja, Kimo tampak lemah dalam mengeksplorasi klimaks yang seharusnya memaksimalkan unsur gore-nya. Kimo tampaknya membatasi eksplorasinya demi meraih target penonton yang lebih luas, dengan rating 13+. Jika Kimo menghadirkan klimaks yang lebih brutal seperti pada Ivanna dan Ratu Ilmu Hitam, kemungkinan rating usianya akan berubah menjadi 17+. 

Chemistry kuat antar para pemain

Film Sewu Dino (instagram.com/sewudinomovie) 
Film Sewu Dino (instagram.com/sewudinomovie) 

Mengambil latar Jawa Timur pada tahun 2003, film ini berhasil menggambarkan nuansa tahun tersebut dengan cukup akurat. Trio Mikha-Givina-Agla berhasil membawakan dialog bahasa Jawa dengan meyakinkan. 

Karakter Sri yang diperankan oleh Mikha Tambayong berhasil dibawakan dengan baik meskipun terkadang penokohan karakternya terasa inkonsisten. Givina Likita Dewi yang berperan sebagai Erna mampu memberikan sedikit humor yang mampu memberikan ruang bernapas bagi penonton di tengah atmosfer yang mencekam.

Agla Artalidia yang berperan sebagai Dini juga berhasil memancing rasa penasaran penonton terhadap karakternya yang cenderung pendiam. Chemistry antara Mikha-Givina-Agla hadir dengan solid, dan didukung oleh pemeran pendukung seperti Rio Dewanto, Marthino Lio, Pritt Timothy, dan pemain lainnya.

Penampilan pemeran pendukung tersebut mampu memantik rasa penasaran penonton terhadap karakter yang mereka perankan. Dengan begitu, film Sewu Dino sukses membangun chemistry yang kuat antara para pemain dan berhasil membawa penontonnya hanyut dalam ceritanya yang mencekam.

Itulah review saya mengenai film Sewu Dino. Apakah kamu tertarik untuk menontonnya?

Sewu Dino berhasil menjadi angin segar bagi genre horor perfilman lokal di tahun 2023 ini. Kimo berhasil membuatnya tampil berbeda, dengan narasi slow burn yang mencekam. 

Horor atmosferik yang diusungnya juga berhasil menjadi daya tarik utama dalam membangun rasa takut sekaligus penasaran yang akan dirasakan oleh para penontonnya.

Jajaran pemain dengan akting berdialog bahasa Jawa yang meyakinkan, didukung dengan pilihan shot-nya yang terasa mahal seperti film horor luar, dan unsur gore-nya yang cukup kuat mampu menjadikan Sewu Dino sebagai film horor yang sangat layak ditonton bersama teman, keluarga, maupun pasangan di kala libur lebaran. 

Skor prbadi : 8/10

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun