Mohon tunggu...
Satria Adhika Nur Ilham
Satria Adhika Nur Ilham Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nominasi Best in Spesific Interest Kompasiana Awards 2022 dan 2023 | Movie Enthusiast of KOMiK 2022

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Review Sewu Dino, Berhasil Menjadi Film Horor Atmosferik yang Mencekam

20 April 2023   00:09 Diperbarui: 20 April 2023   16:45 4401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Universe dari cerita karya SimpleMan, Sumber foto: MD Pictures

Menurut saya, Sewu Dino berhasil membuka universe ceritanya dengan cukup baik. Beberapa karakter pendukung yang tak terlalu dieksplorasi dan sengaja ditahan untuk film selanjutnya berhasil mengundang rasa penasaran penonton. Menonton film ini membuat saya sebagai penonton merasa antusias dengan lanjutan filmnya. 

Unsur horor yang cukup gore

Film Sewu Dino (instagram.com/sewudinomovie) 
Film Sewu Dino (instagram.com/sewudinomovie) 

Dibanding film-film karya Kimo Stamboel yang lain (Ratu Ilmu Hitam, Jailangkung Sandekala), Sewu Dino terlihat lebih kalem dalam menampilkan adegan yang berdarah-darah. Ciri khasnya tetap terlihat, seperti kala memperlihatkan luka menjijikan, telinga robek, tertusuk, dan adegan-adegan lain.

Namun, kehadiran adegan-adegan tersebut cenderung lebih minimalis, tak terlalu ditunjukkan secara jelas dan brutal. Alih-alih menjadi kekurangan, justru hal tersebut menjadi kelebihan. Unsur gore-nya memang minim, tapi tiap kali adegan tersebut muncul, mampu membuat penonton menahan napas. 

Adegan ketika Della kesurupan juga terlihat realistis. Walau make-up nya kurang menyeramkan, ia tetap berhasil membuat penonton was-was dan merasa waspada berkat kuatnya pendalaman karakter Della yang diperankan oleh Gisellma Firmansyah. Tiap panggilannya terdengar, kala matanya menatap tajam, disanalah penonton tak akan merasa tenang.

Hanya saja, Kimo tampak lemah dalam mengeksplorasi klimaks yang seharusnya memaksimalkan unsur gore-nya. Kimo tampaknya membatasi eksplorasinya demi meraih target penonton yang lebih luas, dengan rating 13+. Jika Kimo menghadirkan klimaks yang lebih brutal seperti pada Ivanna dan Ratu Ilmu Hitam, kemungkinan rating usianya akan berubah menjadi 17+. 

Chemistry kuat antar para pemain

Film Sewu Dino (instagram.com/sewudinomovie) 
Film Sewu Dino (instagram.com/sewudinomovie) 

Mengambil latar Jawa Timur pada tahun 2003, film ini berhasil menggambarkan nuansa tahun tersebut dengan cukup akurat. Trio Mikha-Givina-Agla berhasil membawakan dialog bahasa Jawa dengan meyakinkan. 

Karakter Sri yang diperankan oleh Mikha Tambayong berhasil dibawakan dengan baik meskipun terkadang penokohan karakternya terasa inkonsisten. Givina Likita Dewi yang berperan sebagai Erna mampu memberikan sedikit humor yang mampu memberikan ruang bernapas bagi penonton di tengah atmosfer yang mencekam.

Agla Artalidia yang berperan sebagai Dini juga berhasil memancing rasa penasaran penonton terhadap karakternya yang cenderung pendiam. Chemistry antara Mikha-Givina-Agla hadir dengan solid, dan didukung oleh pemeran pendukung seperti Rio Dewanto, Marthino Lio, Pritt Timothy, dan pemain lainnya.

Penampilan pemeran pendukung tersebut mampu memantik rasa penasaran penonton terhadap karakter yang mereka perankan. Dengan begitu, film Sewu Dino sukses membangun chemistry yang kuat antara para pemain dan berhasil membawa penontonnya hanyut dalam ceritanya yang mencekam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun