Mohon tunggu...
Satria Adhika Nur Ilham
Satria Adhika Nur Ilham Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nominasi Best in Spesific Interest Kompasiana Awards 2022 dan 2023 | Movie Enthusiast of KOMiK 2022

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Kabur", Judul Film yang Akan Kubuat Bila Diberi Kesempatan Membuat Film

7 April 2023   14:27 Diperbarui: 7 April 2023   14:31 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pesantren, sumber : Mubaladah.id

Ya, tantangan menulis Hari Film Nasional yang diadakan oleh KOMIK Kompasiana telah memasuki tantangan terakhir. Saya rasa di antara tantangan-tantangan sebelumnya, ini yang paling sulit. 

Kamu akan membuat film apa jika diberi kesempatan menjadi sutradara atau produser film nasional?

Saya sendiri tak ada niatan untuk terjun ke dalam dunia produksi film. Ada beberapa hal yang membuat saya enggan untuk terjun ke dalamnya. Saya lebih memilih sebagai orang yang menikmati dan mengkritik hasil dari film itu sendiri.

Namun, jika diberi kesempatan untuk membuat film, saya ingin mengangkat topik yang jarang diangkat dalam film Indonesia. Ya, mengenai pesantren modern. 

Dalam film-film Indonesia sebelumnya, pesantren seringkali hanya digambarkan sebagai tempat tradisional yang indah dan bertujuan untuk memperdalam ilmu agama. Santri-santrinya juga digambarkan sebagai orang-orang yang baik, beradab, dan berprestasi tinggi. 

Namun, belum ada film Indonesia yang benar-benar mengeksplorasi pesantren dengan memperlihatkan sisi yang lebih kompleks dan memperlihatkan kisah-kisah yang jarang diceritakan sebelumnya.

Saya ingin mengangkat topik ini karena saya percaya bahwa pesantren modern memiliki banyak aspek yang menarik untuk dieksplorasi. Di sisi satu, pesantren adalah tempat yang dapat memberikan pendidikan dan pelatihan agama yang baik bagi para santri, namun di sisi lain, pesantren juga harus mampu menghadapi berbagai tantangan dan perubahan zaman. 

Bagaimana pesantren dapat beradaptasi dengan perubahan zaman dan mengatasi tantangan-tantangan tersebut, menjadi salah satu aspek menarik yang dapat diangkat dalam film. Karena hal tersebutlah saya ingin membuat film berjudul Kabur.

"Kabur", sebuah film tentang pencarian arti dari pesantren

Sumber foto: Edit Pribadi
Sumber foto: Edit Pribadi

Kabur, sebuah film yang berlatar pesantren modern, mengangkat kisah kehidupan pesantren yang lebih kompleks. Film ini bercerita tentang Zainal, seorang santri yang awalnya dikenal sebagai santri yang rajin, jago bahasa Arab, dan disiplin. 

Namun, ketika memasuki tahun kedua di pesantren, Zainal berubah drastis. Ia jarang masuk kelas, jarang ikut halaqoh, dan diduga menyelundupkan HP.

Ternyata, Zainal menyelundupkan HP untuk berkomunikasi dengan pacarnya yang dikenalnya melalui anonymous chat di telegram. Awalnya, hanya itu yang dilakukannya, namun lama kelamaan kenakalannya semakin banyak. Zainal mulai merokok, bolos, dan melakukan pelanggaran lainnya.

Suatu hari, rahasia Zainal terbongkar ketika Ustadz Hakim menemukan rokok yang tersimpan di kamarnya. Akibatnya, Zainal dijauhi oleh teman-temannya dan dimusuhi oleh kawan-kawan yang juga melanggar. Akibatnya, potensi terbongkarnya rahasia santri lain yang melanggar pun semakin besar.

Setelah dihukum, Zainal merasa labil dan penuh tekanan batin. Ia memutuskan untuk kabur karena ia merasa terisolasi di dalam pesantren. Namun, ia bingung ingin kembali ke mana karena pulang ke rumah akan mengecewakan orangtuanya.

Ustadz Hakim semakin curiga dengan perubahan drastis Zainal semenjak tahun kedua. Padahal, kondisi pondok dan jumlah pelanggarannya tidak sebesar tahun sebelumnya. Apakah ada rahasia besar yang ditutupi oleh santri-santri di pesantren?

KABUR akan fokus pada pencarian Zainal dan membawa pertanyaan besar mengenai arti pesantren dan sisi pesantren yang lain. Film ini juga merupakan perjalanan refleksi diri untuk menemukan arti santri yang sesungguhnya.

Mengapa saya ingin membuat film berjudul Kabur?

Ilustrasi pesantren, sumber : Mubaladah.id
Ilustrasi pesantren, sumber : Mubaladah.id

Saya memiliki keinginan kuat untuk memproduksi sebuah film yang bisa menjadi cerminan bagi masyarakat mengenai kehidupan di pesantren modern. 

Terlalu sering kita mendengar pandangan yang terlalu berlebihan terhadap pesantren, di mana pesantren dianggap sebagai bengkel ajaib yang mampu mengubah orang dalam sekejap.

Namun, dalam kenyataannya, kehidupan di pesantren sangat kompleks dan penuh dengan tantangan. 

Oleh karena itu, melalui film ini, saya ingin menyoroti sisi kompleksitas kehidupan pesantren dan menampilkan karakter-karakter yang kompleks. Salah satunya adalah kisah Zainal, seorang santri rajin dan disiplin yang berubah drastis di tahun kedua.

Dalam film ini, saya ingin mengangkat isu-isu sosial yang terjadi di kalangan remaja pesantren modern, seperti pergaulan bebas, penyalahgunaan teknologi, dan bahkan rokok. 

Namun, tidak hanya mengangkat masalah tersebut, film ini juga ingin menunjukkan sisi lain dari kehidupan pesantren, seperti kebersamaan, nilai-nilai religius, dan persaudaraan yang terjalin di antara para santri.

Tak hanya itu, film ini juga ingin membahas kasus kabur dari pesantren yang terbilang cukup banyak di Indonesia. Penyebabnya beragam, namun jarang diangkat dan diperlihatkan ke khayalak umum. Oleh karena itu, saya ingin mengambil sudut pandang dari santri yang kabur dalam film ini.

Saya percaya bahwa film ini bisa memberikan sudut pandang yang lebih realistis dan menyajikan sisi-sisi kehidupan di pesantren yang belum banyak diketahui oleh masyarakat luas. 

Saya berharap film ini bisa menjadi inspirasi dan motivasi bagi banyak orang, khususnya bagi generasi muda, untuk mengenal dan memahami kehidupan di pesantren dengan lebih baik.

Ini aktor-aktor yang akan saya pilih untuk memerankan karakter dalam film saya

Arswendy Bening Swara menjadi Ustadz di film Khanzab (Foto: Celebrity.okezone.com) 
Arswendy Bening Swara menjadi Ustadz di film Khanzab (Foto: Celebrity.okezone.com) 

Saya sangat berharap agar para pemain dalam film ini bisa menggambarkan karakter-karakternya dengan baik. Saya menginginkan Bio One sebagai Zainal, pemeran utama. Selain mempunyai kemampuan akting yang baik, Bio One juga dikenal sebagai aktor muda yang sukses memerankan karakter-karakter remaja. 

Arswendy Bening yang akan memerankan Ustadz Hakim adalah pilihan saya karena kemampuan aktingnya yang sangat baik dan cocok untuk memerankan sosok Ustadz yang tegas namun memiliki perhatian yang besar terhadap para santri. 

Selain itu, Angga Yunanda sebagai teman yang suka merokok dan Chicco Kurniawan sebagai anak baik-baik yang membantu Ustadz Hakim dalam mencari Zainal juga akan menjadi pilihan yang tepat.

Ini tim kreatif yang akan saya ajak untuk turut ikut dalam pembuatan film Kabur

Riri Riza, salah satu sutradara yang dikenal dengan film-film bagus yang ia buat. Sumber foto :  (Instagram @rizariri) 
Riri Riza, salah satu sutradara yang dikenal dengan film-film bagus yang ia buat. Sumber foto :  (Instagram @rizariri) 

Sebagai film pertama, tentunya saya tak bisa membuat segala sesuatunya sendiri. Apalagi saya tak memiliki latar belakang di dunia perfilman. Oleh karena itu, saya ingin menggandeng orang-orang hebat yang nantinya dapat membuat film ini memiliki kualitas yang baik.

Saya ingin mengajak Riri Riza untuk menjadi penulis skenario dan sutradara dalam film ini, karena Riri Riza adalah salah satu sutradara terbaik Indonesia dan sangat ahli dalam mengangkat tema-tema yang kompleks. Sementara itu, untuk urusan produksi, saya ingin mengajak Mira Lesmana yang sudah banyak membantu memproduksi film-film yang berkualitas.

Dalam proses pembuatan film Kabur, saya akan memberikan kebebasan kepada tim kreatif untuk berkreasi. Saya yakin dengan dukungan dana yang cukup dan tim kreatif yang handal, film ini akan menjadi karya yang sangat berharga dan mampu menggambarkan kehidupan pesantren modern dengan baik. 

Saya berharap film ini bisa menjadi tontonan yang inspiratif bagi masyarakat Indonesia, terutama bagi para remaja untuk mengeksplorasi kehidupan di pesantren dan memahami arti sebenarnya dari menjadi seorang santri.

Itulah rencana saya jika suatu saat saya diberikan kesempatan untuk membuat film. Bagaimana pendapatmu? Apakah tema ini menarik untuk dijadikan sebuah karya film?

Membuat film tentunya bukanlah hal yang mudah. Butuh dana serta proses yang begitu panjang. Apalagi membuat skrip naskah yang perlu melakukan riset dan waktu yang lama agar dapat menghasilkan cerita yang berkualitas. 

Ini hanyalah angan-angan saya saja jika suatu saat diberi kesempatan untuk membuat sebuah film. Semoga saja ide cerita ini bisa dijadikan referensi yang menarik untuk film Indonesia kedepannya, agar mengangkat cerita mengenai pesantren dalam pandangan yang lebih luas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun