Horor dan Romansa masih mendominasi
Walaupun ada begitu banyak genre baru yang hadir, horor dan romansa tetap meraih jumlah penonton terbanyak sepanjang dua tahun belakangan ini. Ada beberapa faktor yang menyebabkan genre horor dan romansa tetap laris manis di pasaran.
Pertama, penonton Indonesia masih gemar dengan cerita mistis yang menegangkan. Banyak penonton yang senang menantang diri sendiri dengan menonton film horor, terutama jika menonton bersama pasangan.
KKN di Desa Penari menjadi film Indonesia terlaris sepanjang masa, dengan meraih lebih dari 9 juta penonton. Ada pula Pengabdi Setan 2 yang meraih lebih dari 6 juta penonton. Di tahun 2023, hadir Waktu Maghrib yang membawa unsur mitos lokal yang seringkali dibicarakan, dan berhasil meraih lebih dari 2 juta penonton.
Kedua, cerita romansa yang masih digemari bukanlah yang membahas perihal hubungan secara mendalam, melainkan juga memasukkan unsur aksi. Seperti Sayap-Sayap Patah yang membawa isu terorisme, juga Argantara yang membawa permasalahan konflik antar dua kubu sekolah.
Hal ini dibuktikan dengan peraihan jumlah penonton Argantara yang mencapai lebih dari 1 juta penonton, juga Sayap-Sayap Patah yang meraih lebih dari 2 juta penonton.
Aktor yang memiliki banyak fans, salah satu strategi film sukses
Fenomena ini dapat diobservasi pada film Mencuri Raden Saleh yang menawarkan genre baru, yaitu heist. Meskipun demikian, film tersebut mampu meraih jumlah penonton yang signifikan berkat cerita yang solid dan intens, serta pengaruh aktor dan aktris-nya yang memiliki basis fans yang besar seperti Iqbal Ramadhan, Angga Yunanda, dan Aghiny Haque.
Film Argantara juga meraih kesuksesan berkat kehadiran Aliando Syarief yang akhirnya kembali terlihat di layar lebar. Padahal, film tersebut menuai kritik dari kalangan kritikus film karena dianggap meromantisasi nikah dini.