Mohon tunggu...
Satria Adhika Nur Ilham
Satria Adhika Nur Ilham Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nominasi Best in Spesific Interest Kompasiana Awards 2022 dan 2023 | Movie Enthusiast of KOMiK 2022

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Review "Panduan Mempersiapkan Perpisahan", Romantisme Jogja yang Terasa Hampa

27 Februari 2023   22:39 Diperbarui: 2 Maret 2023   00:06 1275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Di setiap sudut Jogja membawa cerita masing-masing bagi pengunjungnya. Sama sepertiku yang punya cerita denganmu di sana." 

Jogja dikenal dengan kota romantis, tempat singgah bagi banyak orang yang hendak mencari ketenangan hidup. Pertemuan-pertemuan di Jogja khas dengan kesederhanannya, yang walau sejatinya biasa saja, namun dapat menjadi kisah romantis yang menghangatkan rasa.

Setidaknya hal tersebut yang ingin ditunjukkan dalam Panduan Mempersiapkan Perpisahan. Film romansa terbaru garapan Adriyanto Dewo yang diadaptasi dari sebuah buku berjudul Eminus Delore. 


Panduan Mempersiapkan Perpisahan bercerita tentang Bara (Daffa Wardhana), penulis fiksi dan puisi yang bertemu dengan Demi (Lutesha). Pertemuan mereka diawali dengan sederhana, berupa obrolan kecil pasca mengikuti seminar dan pertemuan tak sengaja di perpustakaan. Dari pertemuan sederhana itulah yang mulai menimbulkan kedekatan dalam hubungan mereka. 

Demi berasal dari Jakarta, ia berjanji kepada Bara, bahwa setiap kali ia ke Jogja, ia akan selalu mengunjungi Bara. Janjinya ditepati, ia selalu bersama Bara ketika di Jogja. Menghabiskan waktu, berbincang di kafe membahas film, berkemah, dan kegiatan lain mereka lakukan layaknya pasangan.

Tiap kali Demi ke Jogja, ia tak pernah menetap lama. Ia selalu meninggalkan Bara tanpa alasan, dan datang sesuka hati. Bara menahan perasaan rindu, acapkali berubah menjadi perasaan kesal karena ketidakjelasan hubungan mereka. Alhasil, Bara pun bertanya, apa status hubungan mereka yang sebenarnya?

Lantas, apa yang membuat film ini menarik untuk ditonton? Sebelum menontonnya, yuk simak review berikut ini!

3 Babak yang Terasa Hambar

Sumber foto: Bioskop Online
Sumber foto: Bioskop Online

Panduan Mempersiapkan Perpisahan terbagi menjadi 3 babak; bertemu, bersama, dan berpisah. Hal ini sebetulnya adalah pilihan yang tepat, karena penonton diajak merasakan emosi yang berbeda di tiap babaknya. Perasaan manis hingga pahitnya menjalani hubungan dapat dieksplorasi lebih dalam.

Sayangnya, film ini gagal menghadirkan emosi dan kesan tersebut. Dari awal hingga akhir, yang ada hanyalah perasaan hambar yang saya rasakan. Tak ada perasaan manis nan baper di babak bertemu dan bersama, pun perasaan sesak dan sedih di babak berpisah. Entah mengapa, dari awal hingga akhir film ini terasa begitu suram dan hampa.

Durasi yang terlalu singkat juga membuat film ini terasa terburu-buru, seperti hanya ingin menunjukkan sisi 'patah hati' dari sebuah hubungan. Padahal, jika film ini sedikit saja menambah porsi romantisme dan kemesraan dalam hubungan kedua karakternya, niscaya momen 'berpisah' akan lebih terasa menyesakkan bagi para penontonnya.

Hubungan tanpa kepastian yang seharusnya dapat dieksplor lebih dalam

Sumber foto: Bioskop Online
Sumber foto: Bioskop Online

Panduan Mempersiapkan Perpisahan membawa premis yang menarik, yakni tentang hubungan tanpa status. Demi yang cenderung impulsif dan bersikap semaunya, dipertemukan dengan Bara yang kaku dan tak berani memulai hubungan, namun Bara mengharapkan kepastian. 

Bara banyak berharap, tapi tak sama sekali berusaha untuk mewujudkannya. Sebagaimana banyak laki-laki yang cenderung ingin menguasai dan memiliki, bukan berusaha sabar dan memahami.

Andai film ini mampu mengeksplorasi permasalahan di atas dengan lebih dalam, saya yakin filmnya tak akan terasa kosong dan hambar. Namun sayangnya, film ini hanya melemparkan permasalahan tersebut ke permukaan, lantas membiarkannya tergeletak tanpa diulik lebih dalam.

Menjadikan Jogja sebagai latar bercerita adalah pilihan yang tepat

Sumber foto: Bioskop Online
Sumber foto: Bioskop Online

Sebagaimana premis utamanya, sejatinya menjadikan Jogja sebagai latar tempat ceritanya merupakan pilihan yang tepat. Jogja seakan-akan mewakili nasib karakter Bara, yang hanya dijadikan tempat singgah sebentar, bukan menjadi tempat tinggal.

Sebagaimana kita yang ketika berlibur memutuskan untuk pergi ke Jogja, lantas beberapa hari kemudian kita pulang kembali ke ibu kota. Walau sebentar, Jogja tetap memberikan kesan yang spesial bagi para pengunjungnya.

Bukan panduan, ini adalah kisah yang sebaiknya jadi pembelajaran

Sumber foto: Bioskop Online
Sumber foto: Bioskop Online

Awalnya saya mengira Panduan Mempersiapkan Perpisahan benar-benar menghadirkan panduan secara literal, yakni langkah dan contoh nyata untuk mengantisipasi dan bersiap akan perpisahan. 

Namun nyatanya, film ini lebih tepat jika dipahami sebagai kisah patah hati yang dapat menjadi bahan pembelajaran agar kita tak mengalaminya.

Ya, saya pribadi merepresentasikan film ini sebagai "Jika tidak ingin hubunganmu cepat berpisah, maka janganlah seperti Bara yang banyak mau tapi tak ada usaha. Juga jangan seperti Demi yang datang dan pergi dengan seenaknya."

Karakterisasi keduanya sejatinya menarik karena saling berlawanan. Hanya saja karakter Bara terasa begitu lemah dan kosong, seperti tak punya tujuan hidup. Mungkin sang sutradara ingin menunjukkan bahwa penulis fiksi dan puisi biasanya memiliki sifat yang cenderung introvert dan kaku, hanya saja saya rasa karakterisasinya terlalu berlebihan. 

Pasti ada perbedaan tingkah laku ketika bersama seseorang yang disuka dan ketika sedang berada di tempat asing. Tapi karakter Bara tak menunjukkan hal itu. Emosinya sebelum dan sesudah bertemu Demi tetap terlihat hampa. Mungkin penyebab utamanya adalah debut akting Daffa Wardhana yang kurang bertenaga.

Daffa Wardhana yang berperan sebagai Bara kurang mampu tampil prima. Kekakuannya dalam berdialog, bergestur, hingga berekspresi begitu terlihat, terutama ketika film ini mulai menuju puncak. Alhasil, penonton tak akan merasa bersimpati dengan karakternya.

Berbeda halnya dengan Lutesha, yang lagi-lagi tampil sempurna dengan aktingnya yang natural dan mendalami peran. Ekspresi wajah, caranya bertutur, benar-benar terasa real dan tak terlihat sedang berakting. Lutesha mampu menghadirkan bobot di tiap dialognya, dan ditambahkan lagi dengan warna yang berbeda.

Selain itu, Lutesha juga berperan besar dalam menghadirkan chemistry romantis antara karakter Demi dan Bara. Alhasil, tatapan cinta dari karakter Demi akan membuat penonton bersimpati pada karakternya.

Shoot kamera yang cantik dan visualnya yang menggunakan dua warna berbeda

Sumber foto: Bioskop Online
Sumber foto: Bioskop Online

Panduan Mempersiapkan Perpisahan memiliki visual yang cantik. Andrianto Dewo tampak berusaha memaksimalkan shoot kamera dari sudut-sudut sederhana yang menambah warna emosi dalam filmnya. Alhasil, saya sebagai penonton dimanjakan dengan pemandangan-pemandangan dari kafe, perpustakaan, hingga rumah dan beberapa tempat di Jogja yang disorot secara indah.

Film ini juga berusaha memperindah sisi sinematiknya dengan menggunakan dua visual warna yang berbeda, yakni hitam putih dan berwarna. Harapannya, hitam putih dapat membuat penonton merasakan patah hati dan sakitnya perasaan cinta, dan berwarna dapat membuat penonton merasakan manisnya romantisme dari hubungan mereka.

Namun harapan tersebut nampaknya tak berhasil dihadirkan dalam filmnya. Penggunaan dua visual warna yang berbeda lebih terlihat sebagai gimmick belaka. Tak ada perbedaan emosi yang signifikan dari transisi kedua warnanya. 

Begitu pula dengan bait-bait puisi yang ditampilkan, dengan voice over dari karakter Bara berupa puisi ataupun suasana hati yang sebetulnya sudah diwakilkan dalam adegan. Kesan puitis yang ingin dibangun justru hanya sebagai hiasan saja, tanpa substansi yang jelas. Alhasil, tak ada emosi yang terbangun karenanya.

Sumber foto: Instagram @bioskoponlineid
Sumber foto: Instagram @bioskoponlineid

Overall, Panduan Mempersiapkan Perpisahan kurang mampu menghadirkan romantisme Jogja yang mengena di hati. Hubungan kedua karakter utamanya terasa hambar, dan konklusi di akhir pun tak memiliki arah yang jelas. Apakah penonton harus mengamini kesalahan Bara, atau justru berpihak pada patah hatinya?

Walaupun punya banyak kekurangan, Panduan Mempersiapkan Perpisahan tetap dapat dinikmati sebagai tontonan yang dapat dijadikan pelajaran dalam menjalani hubungan. Jangan jadi seperti Bara, yang bertanya mengenai kejelasan hubungan, tapi dirinya sendiri tak ada effort untuk memulai.

Film Panduan Mempersiapkan Perpisahan dapat kamu tonton di Bioskop Online.

Rating pribadi : 6/10

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun