Mohon tunggu...
Satria Adhika Nur Ilham
Satria Adhika Nur Ilham Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nominasi Best in Spesific Interest Kompasiana Awards 2022 dan 2023 | Movie Enthusiast of KOMiK 2022

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"The Glory" dan Fakta Menyesakkan Kasus Bullying di Korea Selatan

18 Januari 2023   21:47 Diperbarui: 21 Januari 2023   19:15 3013
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak main-main, pembullyan yang dilakukannya ini dilakukan dengan penyedot debu. Ia juga telah mengambil 50.000 won, berkisar 45 dolar amerika dari korban dan mengancam akan menyebarkan fakta bahwa ibunya berasal dari Vietnam jika ia menolak untuk membayar.

Menurut survei National Youth Policy Institute pada tahun 2012, sekitar 23,4 persen pemuda Korea berpikir untuk bunuh diri. Alasannya beragam, namun yang paling dominan adalah kekhawatiran tentang prestasi akademik. Disusul masalah keluarga dan kekerasan di sekolah, masing-masing 23,7 persen dan 7,6 persen.

Melihat angka bunuh diri dan perundungan di Korea Selatan yang cukup tinggi, membuat banyak orang bertanya-tanya, mengapa Korea begitu tinggi tingkat perundungannya?

Alasan mengapa kasus perundungan begitu tinggi di Korea Selatan

Tentunya ada banyak faktor yang menyebabkan sekolah-sekolah di Korea memiliki tingkat kasus bullying yang tinggi. Berikut beberapa faktornya :

1. Adanya kelompok yang mengklaim sebagai "Orang yang Kuat"

Adegan bullying drakor The Glory. (Foto: dok. Netflix)
Adegan bullying drakor The Glory. (Foto: dok. Netflix)

Sebetulnya di negara manapun, selalu ada orang-orang yang merasa dirinya kuat. Ia menganggap dirinya lebih superior dari orang lain, dan menganggap orang lain rendah dan berhak untuk dijelekkan. Perilakunya beragam, mulai dari sekadar iseng menjahili teman, hingga yang paling parah adalah bullying.

Dalam lingkup sekolah, ketika siswa yang merasa dirinya kuat dan suka merundung jumlahnya lebih dominan, maka siswa yang tadinya merupakan anak yang baik, bisa saja ia memutuskan untuk bergabung dengan kelompok yang gemar merundung. Daripada dirundung, aku lebih baik ikut dengan para perundung, pikirnya. 

Dalam drama "The Glory" juga dapat terlihat, bahwasannya tak semua perundung Moon Dong-Eun merupakan orang kaya dan punya kuasa. Ada juga yang terlahir dari keluarga miskin, dan mereka terpaksa bergabung untuk menjadi perundung, demi menyelamatkan dirinya sendiri.

2. Indikasi sukses di Korea yang sangat sempit

Sumber foto: Netflix/The Glory
Sumber foto: Netflix/The Glory

Kebanyakan dari orang Korea menganggap bahwasannya kesuksesan hanya dapat ia raih di kota Seoul. Sedangkan jika bekerja di kota lain, maka hidupnya akan biasa-biasa saja dan kurang sukses.

Pandangan tersebut menyebabkan kota Seoul menjadi pusat dari seluruh aktivitas masyarakat Korea. Bekerja, hidup, kuliah, berumah tangga, indikator kesuksesannya adalah ketika melakukannya di Seoul. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun