Mohon tunggu...
Satria Adhika Nur Ilham
Satria Adhika Nur Ilham Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nominasi Best in Spesific Interest Kompasiana Awards 2022 dan 2023 | Movie Enthusiast of KOMiK 2022

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Review "Puss in Boots: The Last Wish", Lebih Kelam, Epik, dan Menggambarkan Keinginan Manusia

7 Januari 2023   11:37 Diperbarui: 7 Januari 2023   14:40 6161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : pussinbootsmovie.ca

Dengan referensi kisah dongeng tersebut, film ini mampu merubah ceritanya menjadi lebih kelam, tanpa menghilangkan keaslian dari dongeng pendahulunya. 

Film ini juga mampu mengeksplorasi karakter-karakter yang ada dengan lebih kreatif dan dalam, sehingga dapat menghadirkan simpati penonton pada tiap karakternya.

Animasi yang menggabungkan elemen 3d dan 2d

Sumber foto : dreamworks.com
Sumber foto : dreamworks.com

Dibanding film pertamanya, kualitas animasinya jauh berkembang pesat di film keduanya ini. "Puss in Boots : The Last Wish" menggabungkan animasi 3d dan 2d yang membuatnya terlihat seperti "Spider-Man : Into The Spider Verse". 

Penggabungan animasinya ini juga membuatnya terlihat lebih kreatif, imajinatif, dan berwarna layaknya buku ilustrasi bergambar yang terlihat 'hidup'. Hal tersebut juga yang menimbukan kesan dinamis saat karakternya bergerak.

Villain yang badass dan mengintimidasi

Sumber foto : Imdb
Sumber foto : Imdb

Jarang sekali film animasi berani menghadirkan villain yang sekuat dan semenyeramkan ini. Ya! Puss in Boots : The Last Wish memberikan pengalaman menonton yang berbeda, terutama ketika musuh-musuhnya muncul dan berhadapan dengan Puss in Boots.

Serigala bermata merah, dengan tatapannya yang tajam, suaranya yang khas dan berat, dan selalu bersiul ketika bertemu Puss berhasil menghadirkan nuansa creepy. Suasana yang tadinya ceria, mendadak hening dan tegang. Bak malaikat maut, ia berhasil mengintimidasi Puss dan membuat penonton merasa khawatir. 

Big Jack Horner juga berhasil menjadi villain ikonik yang sadis. Ia tak lagi memiliki hati nurani. Ia tak peduli dengan pasukannya, apapun yang ia inginkan harus dipenuhi, dan hidupnya penuh dengan ambisi duniawi. Bahkan ketika serangga yang bijak menasihatinya, tak berhasil menyentuh hatinya sama sekali.

Untuk film animasi, Big Jack Horner bisa dikategorikan sebagai villain terjahat dalam sejarah. Tak main-main, film ini berani menghadirkan kejahatan Big Jack Horner secara totalitas, dan mungkin akan kurang cocok bila dilihat anak-anak. Salah satu adegan yang cukup sadis ketika ia menjadikan karyawannya sebagai jembatan untuk menyebrang, dan melintasinya begitu saja. 

Motivasi karakter yang kuat dan menggambarkan sifat manusia

Sumber foto : animationmagazine.net
Sumber foto : animationmagazine.net

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun