Mohon tunggu...
Satria Adhika Nur Ilham
Satria Adhika Nur Ilham Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nominasi Best in Spesific Interest Kompasiana Awards 2022 dan 2023 | Movie Enthusiast of KOMiK 2022

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Review "Cek Toko Sebelah 2", Film Komedi Keluarga yang Manis dan Hangat di Akhir Tahun

23 Desember 2022   22:27 Diperbarui: 24 Desember 2022   18:42 1577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ernest dikenal dengan film bergenre komedi keluarga yang ia buat. Beberapa karya filmnya yang terkenal yakni "Cek Toko Sebelah", "Imperfect", "Susah Sinyal", dan beberapa film lainnya.

Di tahun ini, setelah sebelumnya sedikit mengecewakan dalam "Teka Teki Tika", Ernest kembali membuat film yang kali ini merupakan lanjutan dari film "Cek Toko Sebelah".

"Cek Toko Sebelah 2" jawabannya. Melanjutkan dari film pertamanya, di film keduanya ini lebih menyorot hubungan romansa antara Erwin (Ernest Prakasa) dan Natalie (Laura Basuki), juga hubungan suami istri antara Yohan (Dion Wiyoko) dan Ayu (Adina Wirasti).


Erwin yang ingin menikah dengan Natalie, harus menghadapi Ibunya Natalie, yang memaksanya untuk memilih antara karier atau cinta. 

Di sisi lain, memang ada perbedaan kelas sosial diantara Erwin dan Natalie. Natalie akan mewarisi perusahaan ibunya, sedangkan Erwin hanyalah karyawan kantor.

Juga konflik antara Yohan dan Ayu, sepasang suami istri yang saling berbeda pendapat mengenai pilihan untuk mempunyai anak. 

Ayu tidak ingin punya anak, karena belum siap dengan tanggung jawab yang besar. Namun, Yohan ingin sekali Ayu memiliki anak, apalagi ia juga didesak oleh Ayahnya, Koh Afuk yang ingin memiliki cucu.

Lantas dengan konflik yang dialami oleh masing-masing keluarga Koh Afuk menjadikan keluarga tersebut kembali terlibat dalam masalah. Masalah keluarga yang relate, juga hubungan orang-tua dan anak, akan membuat penontonnya merasa dekat dengan filmnya.

Penasaran, apa yang membuat film ini menarik untuk ditonton? Yuk simak, ini review-nya!

Judul yang tidak merepresentasikan isi filmnya

Sumber: screenshot YouTube.com/@StarvisionPLUS
Sumber: screenshot YouTube.com/@StarvisionPLUS

Ya, walau film ini berjudul "Cek Toko Sebelah 2", namun tak ada satu pun narasi atau dialog yang membahas mengenai toko yang mereka buat sebagaimana di film pertamanya. Sepertinya film ini lebih baik diberi judul "Koh Afuk Family, from Cek Toko Sebelah".

Sepertinya Ernest sengaja tak mengubah judulnya dikarenakan penonton yang sudah familiar dengan Cek Toko Sebelah. Juga karena tokoh dan konflik yang melanjutkan dari film pertamanya.

Konflik yang relate dengan kehidupan

Sumber foto: Starvision via parapuan.co
Sumber foto: Starvision via parapuan.co

Film ini berbicara soal pernikahan beda kelas sosial, dimana Erwin hanyalah karyawan biasa, dan Natalie adalah pewaris perusahaan ibunya. Beberapa orang mungkin akan menganggap bahwa pernikahan tersebut hanya akan menjatuhkan harga diri sang laki-laki.

Padahal, tak ada salahnya jika perempuan juga punya pekerjaan yang lebih baik, asalkan sang laki-laki tidak memanfaatkan sang perempuan untuk mendapatkan hasil dari penghasilannya.

Sumber foto : yunoya.id/Starvision
Sumber foto : yunoya.id/Starvision

Kesederhanaan dalam hubungan mereka membuat film ini berhasil menunjukkan bahwa dalam menjalin hubungan, tak perlu berlebihan dan menghamburkan uang dalam menghadirkan kesan romantis.

Seperti Erwin dan Natalie yang mengawali pertemuan mereka lewat warung makan mie dan makan mie bersama-sama. 

Juga ketika mereka menghabiskan waktu kosong dengan bermain monopoli bersama, membuat romansa yang sederhana itu justru membuat penontonnya merasa gemas ketika melihat mereka.

Sumber foto: Starvision via jatim.antaranews.com
Sumber foto: Starvision via jatim.antaranews.com

Juga isu mengenai childfree yang dihadirkan lewat pasangan Yohan dan Ayu. Dalam film ini, saya sebagai penonton akhirnya mengerti mengapa sebagian orang tidak ingin punya anak, karena memang tanggung jawabnya begitu besar, dan mendidik anak tidaklah mudah. Juga bisa saja ada trauma yang mendasari pilihan tersebut.

Berat memang, ketika hidup dalam masyarakat yang seakan-akan mewajibkan punya anak ketika sudah menikah. Paksaan berupa sindiran halus juga seringkali menyakiti hidup pasangan, yang membuat mereka terbebani dengan ekspektasi orang-orang.

Saya suka bagaimana film ini menunjukkan bagaimana pilihan "childfree" diambil, namun tidak berusaha untuk menyalahkan atau mengkampanyekan hal tersebut. Karena pada hakikatnya, punya anak atau tidak adalah pilihan masing-masing.

Komedi yang luwes dan proporsional

Sumber foto: Starvision
Sumber foto: Starvision

Tak seperti kebanyakan film komedi Indonesia di tahun ini yang seringkali menghadirkan komedi yang bertabrakan dengan dramanya. "Cek Toko Sebelah 2" berhasil mencegah hal tersebut terjadi.

Bagi saya, humor yang dihadirkan dalam Cek Toko Sebelah 2 ini natural, dan berhasil membuat satu studio tertawa ketika saya menontonnya. Namun kembali lagi, sejatinya standar humor masing-masing orang berbeda.

Namun saya yakin, jika kamu memiliki selera humor yang receh, alias mudah tertawa, kamu akan terhibur ketika menonton film ini!

Manis, emosional, dan hangat

Sumber foto: seleb.tempo.co/Starvision
Sumber foto: seleb.tempo.co/Starvision

Film ini mampu menyeimbangkan porsi komedi dengan dramanya dengan amat sangat baik.

Bagaimana film ini di awal memberikan nuansa manis lewat hubungan romansa Erwin dan Natalie yang menggemaskan. Lalu membawa kita dalam problematika Erwin dengan calon mertuanya, juga beratnya Ayu yang ditekan untuk memiliki anak. 

Lantas ketika mencapai klimaks, boom! Seluruh emosi berhasil tersampaikan juga dirasakan dengan baik oleh penontonnya.

Ketiga konflik yang berbeda, hubungan pra-pernikahan, pasca-pernikahan, serta orang-tua dan anak, berhasil menghadirkan cerita yang berkesinambungan hingga akhir film.

Konflik puncak di akhir film juga dijawab secara perlahan dan tidak terkesan buru-buru. Tempo yang pas membuat film berdurasi 2 jam ini tidak terasa lama, juga berhasil menghasilkan ending yang emosional dan heartwarming.

Akting para pemainnya solid memperkuat film ini

Sumber foto: kompas.com/Starvision
Sumber foto: kompas.com/Starvision

Ya, yang menjadi perhatian saya sejak awal durasi awal film ini adalah Laura Basuki. Tak bisa dipungkiri bahwa melakukan recast pada karakter Natalie yang awalnya diperankan oleh Giselle merupakan pilihan yang tepat.

Laura yang sudah berpengalaman dalam dunia akting membuat setiap emosi yang dikeluarkan oleh karakter Natalie benar-benar menghasilkan kesan yang berbeda.

Ketika scene ia tersenyum, saya dapat merasakan "cinta" di dalamnya. Ketika Laura meluap pada klimaks konflik, saya dapat merasakan emosi serta rasa muak dalam dirinya.

Laura yang tampil luwes juga berhasil membuat karakter Erwin yang diperankan Ernest hadir lebih natural dan tidak terkesan kaku.

Apresiasi sebesar-besarnya untuk Adinia Wirasti yang berhasil memerankan karakter Maya dengan natural. Bagaimana ia mengontrol ekspresi, gestur tubuh, serta kontak mata untuk menunjukkan penolakannya ketika ia dituntut untuk memiliki anak benar-benar berhasil dilakukan dengan baik.

Dion Wiyoko yang berperan sebagai Yohan juga mampu berperan menjadi suami sebagaimana adanya.

Pemeran pendukung lainnya, seperti Widuri Puteri yang tampil manis dan menghibur, juga Asri Welas dengan gaya-nya yang khas, ditambah dengan para komika yang hadir membuat film ini terasa begitu berwarna.

Cek Toko Sebelah 2, jadi drama komedi keluarga terfavorit bagi saya di tahun ini

Sumber foto: dok. Starvision
Sumber foto: dok. Starvision

Dari banyaknya film komedi keluarga Indonesia yang tayang di tahun ini, bagi saya yang paling berkesan di hati adalah "Cek Toko Sebelah 2".

Sebuah perpaduan yang pas, antara romansa dan drama keluarga, dengan isu yang relate dengan kehidupan saat ini membuat film ini terasa dekat dan personal.

Komedinya juga tidak terkesan kasar, dan lebih ramah keluarga. Lucu dan natural, dengan penempatannya yang tepat dan porsinya yang pas berhasil menjadikan penontonnya dapat tertawa lepas ketika menontonnya.

Jujur, sebuah perasaan yang menyenangkan ketika menonton film ini di bioskop. Saya dan penonton lain dapat tertawa bersama, gemas, serta merasakan sedih. Hangatnya film ini berhasil membekas dalam hati saya.

Skor pribadi : 8.5/10

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun