Juga isu mengenai childfree yang dihadirkan lewat pasangan Yohan dan Ayu. Dalam film ini, saya sebagai penonton akhirnya mengerti mengapa sebagian orang tidak ingin punya anak, karena memang tanggung jawabnya begitu besar, dan mendidik anak tidaklah mudah. Juga bisa saja ada trauma yang mendasari pilihan tersebut.
Berat memang, ketika hidup dalam masyarakat yang seakan-akan mewajibkan punya anak ketika sudah menikah. Paksaan berupa sindiran halus juga seringkali menyakiti hidup pasangan, yang membuat mereka terbebani dengan ekspektasi orang-orang.
Saya suka bagaimana film ini menunjukkan bagaimana pilihan "childfree" diambil, namun tidak berusaha untuk menyalahkan atau mengkampanyekan hal tersebut. Karena pada hakikatnya, punya anak atau tidak adalah pilihan masing-masing.
Komedi yang luwes dan proporsional
Tak seperti kebanyakan film komedi Indonesia di tahun ini yang seringkali menghadirkan komedi yang bertabrakan dengan dramanya. "Cek Toko Sebelah 2" berhasil mencegah hal tersebut terjadi.
Bagi saya, humor yang dihadirkan dalam Cek Toko Sebelah 2 ini natural, dan berhasil membuat satu studio tertawa ketika saya menontonnya. Namun kembali lagi, sejatinya standar humor masing-masing orang berbeda.
Namun saya yakin, jika kamu memiliki selera humor yang receh, alias mudah tertawa, kamu akan terhibur ketika menonton film ini!
Manis, emosional, dan hangat