Ya, walau film ini berjudul "Cek Toko Sebelah 2", namun tak ada satu pun narasi atau dialog yang membahas mengenai toko yang mereka buat sebagaimana di film pertamanya. Sepertinya film ini lebih baik diberi judul "Koh Afuk Family, from Cek Toko Sebelah".
Sepertinya Ernest sengaja tak mengubah judulnya dikarenakan penonton yang sudah familiar dengan Cek Toko Sebelah. Juga karena tokoh dan konflik yang melanjutkan dari film pertamanya.
Konflik yang relate dengan kehidupan
Film ini berbicara soal pernikahan beda kelas sosial, dimana Erwin hanyalah karyawan biasa, dan Natalie adalah pewaris perusahaan ibunya. Beberapa orang mungkin akan menganggap bahwa pernikahan tersebut hanya akan menjatuhkan harga diri sang laki-laki.
Padahal, tak ada salahnya jika perempuan juga punya pekerjaan yang lebih baik, asalkan sang laki-laki tidak memanfaatkan sang perempuan untuk mendapatkan hasil dari penghasilannya.
Kesederhanaan dalam hubungan mereka membuat film ini berhasil menunjukkan bahwa dalam menjalin hubungan, tak perlu berlebihan dan menghamburkan uang dalam menghadirkan kesan romantis.
Seperti Erwin dan Natalie yang mengawali pertemuan mereka lewat warung makan mie dan makan mie bersama-sama.Â
Juga ketika mereka menghabiskan waktu kosong dengan bermain monopoli bersama, membuat romansa yang sederhana itu justru membuat penontonnya merasa gemas ketika melihat mereka.