Beberapa kali saya dibuat was-was, bahkan seakan-akan diajak untuk merasakan apa yang dirasakan oleh para korban ketika berhadapan dengan Pearl. Didukung dengan akting pemainnya yang sempurna, membuat pendekatan horornya terasa lebih mencekam.
Akting para pemainnya yang layak dapat penghargaan
Mia Goth yang berperan sebagai Pearl hadir dengan akting yang memukau. Ekspresi muka, gestur tubuh, hingga sorot mata pada adegan tertentu mampu menghidupkan karakter Pearl yang kadang naif, namun terlihat seperti ada yang 'tidak beres'.
Keanehan yang ada pada Pearl mampu diperankan dengan sangat baik oleh Goth, apalagi puncak dari film ini, adegan long take di mana Mia Goth harus melakukan monolog selama 9 menit tanpa cut pada adegan Pearl yang tengah curhat dengan saudari iparnya, Misty (Emma Jenkins-Purro).Â
Monolog yang ia lakukan bukan hanya sekedar bercakap-cakap biasa. Butuh emosi yang dalam, ekspresi muka, serta artikulasi dan intonasi yang tepat untuk menunjukkan seberapa menderitanya Pearl dan apa motivasi ia melakukan hal-hal yang tak wajar tersebut. Dan tentu saja, Mia Goth berhasil melakukannya.
Juga pada adegan terakhir di mana Pearl tersenyum ke arah penontonnya. Sebuah senyuman yang terpaksa, lebih dari itu, senyuman yang semakin membuat Pearl terasa creepy.Â
Tak hanya itu, Mia Goth juga menghadirkan emosi yang kuat pada senyumannya, yang membuat penokohan karakter Pearl benar-benar terasa kuat dan solid.
Juga tokoh-tokoh pendukung, seperti Ruth, ibunya Pearl yang diperankan oleh Tandi Wright, berhasil menunjukkan sosok ibu yang berperangai keras, di sisi lain juga merupakan ibu yang rapuh, yang kesehariannya hanya membantu suaminya yang lumpuh dan mengurus rumahnya.Â
Adegan perdebatan antara Ruth dengan Pearl benar-benar hadir dengan intens. Apalagi ketika ibunya terkena 'sesuatu' lalu pearl panik dan malah memperburuk keadaan. Dialog di meja makan menunjukkan bahwa Ruth bukan sekedar ibu yang 'keras' tanpa arti, ia juga punya motivasi yang kuat yang membuatnya terpaksa melakukan hal tersebut.
Projectionist tanpa nama (David Corenswet) yang sekilas terlihat seperti laki-laki manipulatif yang menipu wanita dengan buaian rayu dan kata-kata indah, ternyata di luar dugaan. Penokohannya unik dan di luar ekspektasi saya. Walau memang, belum jelas apakah Projectionist ini benar-benar jatuh cinta dengan Pearl atau tidak.