Dengan dialog yang sesekali menyindir fenomena sosial, keimanan, serta stigma terhadap perempuan, berhasil mengajak penonton untuk merenungkan sejenak tentang makna dari isu yang disampaikan.
Alurnya berjalan stabil, tak terasa terlalu cepat atau lambat. Karakter di film ini hanya berfokus pada 4 orang, yakni Reem (Maisa Abdelhadi), Huda (Manal Awad), Yousef, dan Hasan (Ali Suliman). Sebuah keputusan yang tepat untuk dapat fokus dalam menyampaikan ceritanya.
Film yang hanya cocok bagi sebagian orang
"Huda's Salon" tentunya tak dapat dinikmati oleh semua orang. Adegan-adegannya mungkin akan menimbulkan kontroversi, segi penceritaannya mungkin akan menyebabkan sebagian penonton merasa kebingungan. Ya! butuh keseriusan dalam menonton film ini, agar dapat memahami pesan yang disampaikannya secara utuh.
Nilai feminisme yang begitu kuat
"Huda's Salon" menunjukkan dilema perempuan di Palestina. Bagaimana seringkali perempuan ditundukkan oleh laki-laki dalam hidup mereka. Mulai dari ayah, suami, kerabat, hingga orang sekitar yang membuat perempuan seringkali tertekan dan rentan terhadap perekrutan.
Hubungan Reem dengan Yousef adalah problematika pernikahan yang seringkali dialami oleh banyak pasangan. Bagaimana rasa curiga dapat menimbulkan efek psikologis yang begitu dalam. Yang menimbulkan pertanyaan, "Bagaimana Reem dapat setia terhadap Yousef, jika Yousef saja selalu curiga dan tidak menaruh rasa percaya pada pasangannya?"
Ya, "Huda's Salon" sukses menunjukkan berbagai dilema perempuan yang terjadi, bukan hanya di Palestina. Terlebih lagi, film ini menunjukkan perlawanan seorang perempuan dalam menghadapi tragedi yang ada.Â
Menimbulkan pertanyaan dalam endingnya
Konsep penceritaan yang menarik dibawa dengan baik hingga akhir. Transformasi karakter seorang Reem yang tadinya baik-baik saja, lalu dijebak dan terancam, begitu menyesakkan ketika melihatnya.Â
Di akhir filmnya, "Huda's Salon" menimbulkan sebuah pertanyaan penting, siapakah yang jahat dalam film ini?
Apakah yang jahat adalah orang-orang yang bersembunyi di sekitar rumah Reem, untuk membunuh dan menculiknya, padahal mereka sama-sama warga Palestina. Ataukah yang berkhianat yang jahat? Atau Huda, polisi yang menginterogasi sang pengkhianat?