Padahal, film juga dibuat berdasarkan riset kejadian di dunia nyata. Jadi yang ada di dalamnya tak murni fiksi, beberapa film bahkan ada yang diambil dari kejadian nyata.Â
Ada guruku yang pernah berkata, "Untuk apa pergi ke bioskop dan menonton film? Mengapa mau membeli tiket demi menonton cerita yang isinya penuh kebohongan?"
Sewaktu mendengarnya, aku hanya tersenyum. Jujur, sejatinya aku tidak ingin orang-orang terdekatku, terutama yang tidak menyukai film, tahu bahwa aku adalah penulis artikel film. Aku tak mau mendengar mereka menceramahiku soal tak ada manfaat dari apa yang aku tulis.
Jika kamu suka menonton film, pasti kamu memahami mengapa film itu banyak diminati orang-orang. Dalam sebuah karya film, ada naskah yang kuat yang memuat nilai-nilai penting dalam ceritanya.Â
Sejatinya, film bukanlah hanya karya hiburan yang dapat membuat orang tertawa, melainkan juga dapat menjadi media atau sarana dalam memahami dinamika sosial, memahami perasaan orang-lain, bahkan memahami profesi, latar belakang, isu, dan berbagai hal yang ada di luar sana.Â
Dengan menonton film, dapat menambah ilmu pengetahuan lewat contoh langsung yang dihadirkan dalam adegan-adegannya. Cobalah untuk menonton film-film yang mengangkat sebuah tema yang belum kamu ketahui. Jangan hanya menonton film aksi dan horror, cobalah untuk menonton genre yang berbeda.
Awal mula diriku mencoba memahami karya film
Dulu, sewaktu SMP, ketika menonton film aku hanya menonton yang sedang tren saja. Film-film box office televisi, film horror, atau film romansa yang banyak quotes bucinnya. Aku hanya menikmati film sebagai sebuah karya hiburan biasa.Â
Ketika pandemi, aku memutuskan untuk mencoba menjadi penulis artikel. Topik yang pertama ada di benakku adalah tentang ulasan film.Â
Tentu, aku butuh riset. Aku menonton begitu banyak review film di Youtube, yang paling sering adalah dari channel Sumatran Bigfoot, yang mereview banyak film, mulai dari film lokal, hingga film-film yang menang penghargaan di festival film.
Pengalamanku mencoba menonton film bergenre berbeda sejatinya bermula dari drakor, lalu ketika diriku sudah beradaptasi dengan drakor, aku mencoba menonton film-film dari negara lain.Â