Mohon tunggu...
Satria Adhika Nur Ilham
Satria Adhika Nur Ilham Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nominasi Best in Spesific Interest Kompasiana Awards 2022 dan 2023 | Movie Enthusiast of KOMiK 2022

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Review "Mencuri Raden Saleh", Film Heist Indonesia yang Penuh Kejutan dan Totalitas

30 Agustus 2022   16:29 Diperbarui: 1 September 2022   01:00 4461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sering terdengar oleh saya, ketika sedang atau ingin menonton film Indonesia, ada yang meremehkan dan berkata "Apa bagusnya film Indonesia? Genre-genrenya tak jauh dari horror dan romansa. Itupun kualitasnya tak sebagus film-film luar, pemainnya juga itu-itu saja."

Sepertinya perkataan di atas sudah tak relevan lagi sekarang, apalagi di tahun ini film Indonesia sedang bagus-bagusnya. Genre-nya semakin beragam, Ya! Mencuri Raden Saleh adalah salah satunya.

"Mencuri Raden Saleh" bercerita tentang Piko (Iqbal Ramadhan), seorang mahasiswa yang keahliannya adalah melukis. Namun, karena ia sangat membutuhkan uang, ia memanfaatkan keahliannya untuk membuat lukisan palsu. Ucup (Angga Yunanda) adalah teman yang membantunya, keahliannya adalah mengambil data-data mengenai lukisan yang ia curi dari situs-situs penting, ya Ucup adalah Hacker.

Mereka berdua yang sedang bingung bagaimana cara mendapatkan uang untuk membebaskan ayahnya Piko, tiba-tiba saja diberi tawaran untuk mencuri lukisan Raden Saleh di Istana Presiden dengan cara menukarnya dengan yang palsu. Tak main-main, mereka diberikan tawaran sejumlah milyaran rupiah.

Mereka yang sempat bingung akhirnya mengiyakan tawaran tersebut. Mereka akhirnya membentuk tim yang terdiri dari Ucup, Piko, Sarah (Aghniny Haque), Gofar (Umay Shahab), Tuktuk (Ari Irham), dan Fella (Rachel Amanda). Masing-masing dari mereka memiliki keahlian yang berbeda dalam membantu pencurian besar ini. 

Akankah mereka berhasil? Temukan jawabannya dengan menonton film ini!

Ilustrasi film Mencuri Raden Saleh, sumber foto : Instagram @mencuriradensalehfilm
Ilustrasi film Mencuri Raden Saleh, sumber foto : Instagram @mencuriradensalehfilm

Saya baru saja menonton film ini, dan saya berani mengatakan bahwa ini merupakan salah satu film Indonesia yang totalitas dalam menghadirkan cerita dengan genre yang jarang ada, yakni heist.

Lantas, apa yang membuat film ini layak untuk ditonton? Yuk simak, ini review-nya!

Sumber foto : Imdb
Sumber foto : Imdb

Plot dalam film ini terbilang asyik untuk diikuti. Tak butuh teori berat tentang politik ala-ala pencurian di film-film barat, film ini mampu menawarkan sesuatu yang ringan namun tetap berisi, yakni dengan menjadikan anak muda sebagai karakter utama.

Dengan menjadikan anak muda sebagai karakter utama, nampaknya Angga Dwimas Sasongko paham betul bahwa pencurian dalam film ini tak boleh langsung berhasil dengan cara-cara keren seperti film pencurian pada umumnya. 

Film ini dengan perlahan membangun ceritanya dan menunjukkan bahwa para remaja ini hanyalah pencuri amatiran yang terpaksa mencuri.

Sumber foto : Youtube/Visinema Pictures
Sumber foto : Youtube/Visinema Pictures

Dengan latar belakang dari masing-masing karakter yang diberikan sejak paruh awal film ini dimulai, penonton diajak untuk mampu memahami apa yang menjadi landasan motivasi para komplotan ini untuk mencuri. 

Alasan mereka juga realistis, mulai dari hutang orangtua, biaya kuliah, dan berbagai permasalahan yang juga dialami oleh remaja sekarang.

Konflik batin berkenaan dengan uang juga dialami oleh mereka, apalagi dengan adanya dialog adegan Piko bersama Ucup yang tengah menghadapi konflik batin, dengan mengatakan

"Kami bukan pencuri pak! Tugas kami membuat lukisan palsu yang sama persis dengan lukisan asli."

Namun ketika diberikan tawaran berupa uang sejumlah milyaran rupiah, mereka langsung mengiyakan. Konflik batin mengenai uang ini memang bisa terjadi kepada siapa saja, tak hanya anak muda. Apalagi jika kemiskinan, hutang, dan kebutuhan melanda, mau tak mau mereka mengambil pekerjaan apapun yang ada.

Sumber foto : Visinema
Sumber foto : Visinema

Tak bisa disalahkan juga bila film ini kurang mengeksplor masalah internal setiap karakternya lebih dalam. Ya! hanya keluarga Piko yang benar-benar disorot hingga akhir film ini. 

Wajar saja, jika ditampilkan semua, durasinya bisa lebih panjang, dan alangkah baiknya jika hal tersebut ditampilkan nanti.

Seperti yang saya bilang diatas, pencurian yang dilakukan oleh para anak muda ini dibuat tak langsung berhasil mulus. Rencana yang mereka anggap sudah sempurna itu ternyata masih punya banyak celah yang dapat menjadikan mereka gagal. 

Ya! Film ini berhasil menunjukkan bahwa mereka bukanlah pencuri profesional, mereka hanyalah remaja yang menjadi pencuri amatiran. Hal tersebut juga yang membuat karakter-karakter di film ini mulai berkembang.

Sehingga ketika paruh kedua film ini berjalan, penonton akan merasakan kagum nan tegang dengan rencana serta aksi mereka yang perlahan mulai lebih baik. 

Hal ini juga menunjukkan bahwa anak muda ini belajar dari kesalahan. Solidaritas dan kerjasama antar karakternya akan membuat penontonnya semakin mencintai film ini.

Karakter yang ada dalam film Mencuri Raden Saleh, sumber foto: Visinema
Karakter yang ada dalam film Mencuri Raden Saleh, sumber foto: Visinema

Masing-masing karakter mengisi perannya dengan sangat baik. Tak ada karakter yang terlalu menonjol di film ini. Semua sesuai porsi, dengan skill keahlian masing-masing yang membantu jalannya pencurian lukisan ini.

Piko (Iqbal Ramadhan) tampil dengan cerdas, bagaimana ia mampu memalsukan dan melukis lukisan dengan sama persis seperti yang asli akan membuat penontonnya terkagum-kagum. Karakternya yang paling banyak mengeluarkan berbagai emosi, dan sisi akting seorang Iqbal Ramadhan benar-benar tereksplor di film ini.

Ucup (Angga Yunanda) tampil dengan cool, dengan gayanya yang menjadi pemimpin komplotan pencurian ini. Ide-ide yang dikeluarkan oleh Ucup dihadirkan dengan cerdas dan masuk akal, yang akan membuat penontonnya mengangguk-angguk setuju dengan idenya.

Gofar (Umay Shahab) tampil dengan menghibur, celetuk bicaranya terdengar natural, komedi yang ia keluarkan pun terasa nyata, tak seperti dibuat-buat. Penonton akan dengan mudah mencintai karakternya, dan tertawa dengan komedinya.

Tuktuk (Ari Irham) terlihat keren ketika aksi balap-balapan di jalanan Kota Tua, chemistry-nya dengan Gofar (Umay Shahab) juga membuat penonton percaya bahwa mereka adalah kakak adik. Sayangnya, latar belakang dan proses Tuktuk menjadi pembalap jalanan yang hebat belum berhasil dieksplor lebih dalam. 

Sarah (Aghniny Haque) tampil dengan memukau. Kita tahu bahwa Aghniny memang atlet beladiri, tapi di film inilah kualitas bela diri Aghniny benar-benar ditunjukkan. Kamera yang menyorot ketika adegan aksi yang ia lakukan juga berhasil memukau saya sebagai penonton. Aksinya dengan gaun berwarna merah adalah puncaknya.

Fella (Rachel Amanda) tampil dengan elegan dan berkelas. Kualitas akting seorang Rachel Amanda meningkat pesat di film ini. Kita akan dengan mudah merasa kagum dan merasa bahwa Fella merupakan karakter yang paling keren, terutama cara bagaimana ia berperan besar dalam membantu komplotan ini untuk melakukan pencurian.

Dan selain dari akting para pemain utamanya tadi, pemeran pendukungnya seperti ayahnya Piko, hingga Permadi, mampu hadir dengan baik dan mampu membuat emosi para penontonnya terpacu.

Sumber foto : Youtube/Visinema Pictures
Sumber foto : Youtube/Visinema Pictures

Film ini juga amat kental menyindir unsur politik, melalui karakter Permadi yang digambarkan sebagai mantan presiden yang turun dikarenakan kasus yang dilakukan oleh anaknya, sehingga membuatnya terpaksa mundur. Kemudian Permadi berencana untuk balas dendam dengan mencuri lukisan di Istana Presiden.

Kejadian Permadi ini sejatinya menunjukkan betapa kejinya seseorang dalam masalah politik, hal apapun dapat ia lakukan demi menggapai kekayaan.

Sumber foto : Instagram @mencuriradensalehfilm
Sumber foto : Instagram @mencuriradensalehfilm

Sebagai film yang mengangkat tema pencurian lukisan, "Mencuri Raden Saleh" juga benar-benar totalitas dalam menghadirkan lukisan-lukisannya. 

Sehingga para penonton akan dibuat paham bagaimana proses membuat lukisan, nilai dari sebuah lukisan, hingga bagaimana kasus pemalsuan lukisan sulit sekali untuk diselidiki oleh kepolisian.

Juga makna dari lukisan penangkapan Raden Saleh dijelaskan secara singkat dan jelas di babak menjelang akhir film. 

Penonton jadi paham bahwa sejatinya lukisan ini bermakna perlawanan terhadap ketidakadilan. Yang dimana hal ini juga dialami oleh Piko dan kawan-kawannya yang tengah dipermainkan oleh Permadi.

Sumber foto : Instagram @mencuriradensalehfilm
Sumber foto : Instagram @mencuriradensalehfilm

Penempatan produk iklan pada film ini memang tidak terlalu mengganggu. Namun tetap saja, di beberapa adegan terasa terlalu sering disorot, namun untungnya tak membuat cerita di film ini menjadi buyar karena iklan. 

Hanya saja, beberapa kali perhatian saya jadi terfokus pada produk iklannya. Namun Setidaknya film ini mampu meletakkannya dengan cukup rapih, lebih baik dibandingkan kebanyakan film Indonesia pada umumnya. Semoga saja di film selanjutya, penempatan produknya bisa lebih rapih lagi agar tidak mengganggu fokus penonton.

Sumber foto : Visinema
Sumber foto : Visinema

Musik skoring film heist yang ditampilkan di film ini sukses menghidupkan nuansa heist yang ada di dalam filmnya. Sekilas, mungkin akan mirip dengan "Ocean Eleven". Tapi jelas, film ini berbeda. 

Sinematografi yang dihadirkan oleh Angga Dwimas Sasongko dihadirkan dengan ciamik. Kita akan melihat suasana yang berbeda dari tempat dekat stasiun Jakarta Kota, yang dihias jadi arena balapan liar para pemuda.

Shoot kamera ketika adegan kejar-kejaran dan aksi juga membuat penontonnya seakan-akan ikut terhanyut dalam ceritanya, dan merasakan ketegangan yang ada.

Sumber foto : Screenshot/Youtube Visinema
Sumber foto : Screenshot/Youtube Visinema

Dan satu hal lagi yang saya suka dari film ini adalah DIALOGNYA!. Dialognya benar-benar khas pemuda Jakarta yang mungkin terkesan kasar, tapi memang itulah bahasa yang digunakan oleh remaja sekarang. 

Dialognya yang ceplas ceplos ini pun yang membuat penonton selalu terhibur ketika menonton filmnya.

Sumber foto : Visinema
Sumber foto : Visinema

Overall, "Mencuri Raden Saleh" adalah paket lengkap bagi kamu pencinta film heist. Mulai dari planning, perekrutan, dan eksekusi, ditampilkan secara perlahan sehingga menghasilkan klimaks yang mengagumkan. 

Plot Twist yang dihadirkan cukup mampu membuat penontonnya terkejut, walau banyak juga plot twist yang mudah ditebak dan terkesan terlalu tiba-tiba. 

Bagian akhir film ini adalah puncak plot twitst yang akan membuat penontonnya terkagum-kagum. Saya pikir plotnya sudah tertebak, tapi ternyata ada banyak kejutan yang diberikan.

Kalau bicara soal durasi, bagi saya tetap terasa lama. Tapi, saya menikmatinya. Tidak ada scene yang membuat bosan, semua adegan dihadirkan secara totalitas sehingga penonton ramai bertepuk tangan ketika film ini selesai.


Skor pribadi : 8,7/10 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun