Anak-anak di zaman ini tak lagi sibuk bermain kelereng maupun petak umpet. Kini, anak-anak justru lebih tertarik untuk membuka TikTok dan melihat Instagram. Kalau bosan, mereka akan menonton Youtube dan mencari konten kreator favoritnya.
Ketika sedang asyik scroll Tiktok, tiba-tiba saja muncul video di mana seseorang mengisap vape dan membentuk asap yang dapat divariasikan bentuknya. Ada yang berbentuk lingkaran, ada yang namanya "Bane Inhale", dan berbagai bentuk lainnya.Â
Melihat video tersebut, anak-anak akan dengan mudah merasa kagum dan menganggap bahwa mengisap vape adalah sesuatu yang keren. Apalagi vape itu memiliki beragam rasa, ada rasa coklat, pisang, caramel, dan berbagai rasa lainnya.
Dengan konten video yang mempromosikan vape tersebut, dapat dengan mudah membuat pandangan anak terhadap vape menjadi berubah.Â
Apalagi opini dari konten kreator yang menolak dilarangnya rokok kian marak, mereka seakan-akan mengajak anak-anak muda untuk tak perlu mendengarkan hal-hal mengenai bahaya rokok. Malah, terkadang mereka menjadikan bahaya rokok sebagai jokes bercandaan dan membuat bahaya tadi seakan omong kosong belaka.
Hal ini juga didukung oleh komentar-komentar negatif para perokok yang melihat postingan berupa larangan rokok dan bahaya rokok. Biasanya jika ada pemberitaan soal bahaya rokok, netizen penggemar rokok akan langsung menyerang akun tersebut.Â
Melihat komentar negatif terhadap bahaya rokok, akan dengan mudah mempengaruhi mindset anak-anak dan remaja yang masih labil. Dengan mudah mereka akan mencari pembenaran atas tindakan merokok yang mereka lakukan.
3. Akses untuk membeli yang sangat mudah didapatkan
Ketika pergi ke warung, tak jarang saya melihat anak remaja dengan mudahnya dapat membeli rokok. Penjualnya tak melarang, tak peduli akan umur, yang penting dapat penghasilan. Banyak juga anak-anak yang membeli rokok dengan alasan bahwa ayahnya yang menitip kepadanya, padahal tidak.