Juga ketika SMP, banyak teman-teman saya yang menganggap bahwa kalau "Nggak ngerokok nggak keren". Maka walaupun aturan di sekolah sudah sangat tegas menyatakan hukuman bagi yang merokok, tetap saja teman-teman saya tak memedulikannya.
Banyaknya jumlah perokok anak dan remaja semakin terbukti dengan adanya hasil dari berbagai lembaga survey dan riset, salah satunya adalah data dari Muhammadiyah Tobacco Control Network pada tahun lalu.
“Ada 18,8 persen pelajar usia 13-15 tahun yang merupakan perokok aktif, sementara 57,8 persen pelajar usia 13-15 tahun terpapar asap rokok,” ungkap drg. Agus Suprapto, M.Kes, selaku Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko PMK, dalam acara virtual talkshow yang digelar Muhammadiyah Tobacco Control Network, Sabtu (27/11).
Juga hasil dari Data Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 – 2018 menunjukkan bahwa prevalensi perokok mengalami peningkatan terutama pada perempuan dan usia lebih muda (10-14 tahun). Selain itu, peningkatan prevalensi perokok usia 10-18 tahun juga meningkat dari 7,1% (tahun 2013) menjadi 9,1% (tahun 2018).
Dilansir dari pom.go.id, Data lain menunjukkan bahwa usia mulai merokok anak kurang dari 20 tahun mencapai 75% (dua pertiga jumlah perokok di Indonesia di dominasi oleh perokok usaia kurang dari 20 tahun). Sebanyak 23,1% memulai merokok pada rentang 10-14 tahun dan 52,1% memulai merokok pada rentang 15-19 tahun.
Dari data yang ada tersebut, maka timbullah sebuah pertanyaan besar, "Apa yang membuat anak-anak dan remaja tertarik untuk merokok?"
Anak-Anak dan Remaja Tahu Bahwa Rokok Itu Berbahaya
Jawaban bahwa "Mereka tidak tahu bahwa rokok itu berbahaya bagi kesehatan mereka" rasanya kini sudah tak relevan. Mengapa? Karena dalam bungkus rokok itu sendiri sudah jelas tertera kalimat "Merokok membunuhmu".
Sedangkan untuk vape atau rokok elektrik, banyak yang salah kaprah dan menganggap vape lebih baik daripada rokok. Padahal, dua-duanya sama-sama berbahaya.
Namun tetap saja, setelah diberi tahu soal bahaya merokok, banyak anak dan remaja yang tetap melakukannya. Berikut beberapa penyebab yang ada:
1. Sosok panutan atau sosok terdekat yang juga perokok