Di awal film, kita diperlihatkan bagaimana Rendra dan pekerjaannya. Dengan backsound musik rock, serta tampilan bagaimana salon tato tempat ia bekerja digambarkan dengan baik dan mampu membuat penonton memiliki gambaran tentang pekerjaannya.
Juga diperlihatkan bagaimana hubungan Mirah dan Wisnu yang terlihat romantis, layaknya suami istri pada umumnya.Â
Hingga akhirnya diperlihatkan ketika scene Mirah menelepon suaminya dan menanyakan mengapa ia tidak pulang ke rumah, dan suaminya menjawab "Lembur". Penonton akan mulai curiga dengan hubungan suaminya.
Plot cerita yang familiar layaknya film bertema perselingkuhan pada umumnya
Layaknya film bertema perselingkuhan pada umumnya, film ini tak memiliki plot yang khas dan menawarkan sesuatu yang baru. Konfliknya sederhana, dan dalam beberapa bagian terasa terlalu dibuat-buat.Â
Salah satunya ketika scene flashback ke masa lalu dimana ia ditinggalkan oleh orangtuanya, lalu tiba-tiba saja ia ditabrak oleh mobil. Yang menurut saya efeknya terlalu sinetron-able.
Permasalahan masa lalu Rendra rasanya terlalu dibuat misterius, bahkan hingga akhir film, tak begitu jelas siapa orang yang dia hindari dan membuatnya pergi jauh dari kampung halamannya sendiri.Â
Flashback yang dihadirkan tidak membuat penonton lebih bersimpati pada karakternya, justru penonton akan merasakan konflik film ini terasa telalu dilebih-lebihkan.
Chemistry yang solid dari para pemainnya mampu menghidupkan filmnya
Untungnya, chemistry antar pemainnya dibangun dengan baik dan cukup mampu untuk menghidupkan suasana dalam ceritanya. Terlebih lagi dua pemain utama, yakni Jeff Smith sebagai Rendra, dan Jihane Almirah sebagai Mirah. Chemistry mereka dalam membangun sebuah hubungan sederhana akan benar-benar terasa ke hati para penontonnya.