Mohon tunggu...
Satria Adhika Nur Ilham
Satria Adhika Nur Ilham Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nominasi Best in Spesific Interest Kompasiana Awards 2022 dan 2023 | Movie Enthusiast of KOMiK 2022

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Mengingat Kembali Masa Awal-Awal Menulis di Kompasiana

12 Maret 2021   09:29 Diperbarui: 12 Maret 2021   09:31 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diari, mengapa belakangan ini aku sulit sekali konsisten untuk menulis?

Sudah hampir seminggu aku tak menulis artikel di Kompasiana. Sebenarnya, niat sedari awal sudah ada, namun karena diri yang masih malas dan bingung mau menulis apa. Jadilah aku tak kunjung berusaha menulis di Kompasiana.

Kalau dihitung-hitung, sudah hampir 6 bulan aku bergabung di Kompasiana. Jumlah waktu yang cukup lama. Hal itu yang membuatku merenungi satu hal, "Apakah aku akan terus malas-malasan seperti ini? Sudah sejauh ini, masa aku menyerah begitu saja?"

Mungkin, salah satu cara untuk mengembalikan mood menulisku adalah dengan mengingat dan bercerita bagaimana awal mula aku menulis di Kompasiana. Diari, kompasianer, dan teman-teman lainnya, maukah kalian mendengar ceritaku?

asasa-png-604ad1d0d541df179857b532.png
asasa-png-604ad1d0d541df179857b532.png
halaman artikel saya, sumber : kompasiana.com

Awal mula aku menulis di Kompasiana bermula pada keinginan besarku untuk menulis. Aku sudah menulis di berbagai platform, khususnya menulis cerita pendek dan novel yang akhirnya tak kunjung selesai. Entah kenapa, aku masih merasa belum nyaman menulis hal itu dan rasanya terlalu sulit untuk menyelesaikan novel yang butuh puluhan ribu kata.

Aku memutuskan untuk mencoba menulis artikel, karena awalnya aku juga membaca kalau menulis artikel bisa mendapat uang tambahan. "Wah, lumayan buat nabung!" ucapku antusias dahulu. Jadi, kalau bisa disimpulkan dari awal, hal yang penting dipikirkan ketika ingin menulis adalah niat dan tujuan. Apa tujuanmu untuk menulis?

Dulu, tujuanku adalah untuk mendapat K-Rewards. Mohon, jangan ditertawakan. Aku masih pelajar dan uang adalah hal yang dibutuhkan oleh semua orang. Namun, belakangan ini aku sadar, jika uang adalah tujuan utama, maka kamu akan berhenti menulis jika sudah punya banyak uang. Apa jangan-jangan, hal itu yang membuatku malas dan tidak mood menulis?

Mungkin saja. Oleh karena itu, salah satu cara untuk konsisten menulis adalah perhatikan apa niat dan tujuanmu untuk menulis. 

"Jika tujuanmu hanya duniawi, maka jika dunia sudah didapat, kau akan berhenti semangat untuk menulis. Namun, jika niat dan tujuanmu adalah bermanfaat untuk sesama, maka kamu akan terus berusaha menulis dengan konsisten dan menghadirkan konten yang bermanfaat."

Kembali lagi ke cerita tadi, setelah saya mendaftarkan diri di kompasiana, saya mendapatkan sebuah tantangan baru. Ya, saya belum pernah menulis artikel. Saya harus belajar dan mencoba untuk menggunakan bahasa yang baik dalam menulis.

Jadilah di awal pertama saya menulis, saya memasukkan cerita pendek saya berjudul Cerpen : Mawar, Dito, dan Rahasia. Tentu, artikel tersebut tak mendapat artikel pilihan karena saya pernah mempublikasikannya di media lain. Namun, karena masih awal, saya belum tahu kalau artikel pilihan itu menandakan bahwa konten yang kita buat adalah original dan asli buatan sendiri.

Singkat cerita, setelah aku telusuri, aku memutuskan untuk memperbanyak artikel mengenai ulasan film karena memang film adalah kesukaanku dan paling mudah untuk ditulis.

Artikel pertama mengenai film yang aku tulis adalah ulasan film "Sabar Ini Ujian" yang ternyata tak juga mendapat label pilihan. Padahal, setelah aku baca kembali, artikel tersebut tak ada bedanya dengan ulasan-ulasan filmku yang masuk ke label pilihan.

Namun, kalau mau direnungkan, dari situ aku belajar, bahwa aku masih belum cukup baik untuk menulis artikel film. Jadilah aku kembali mencermati artikel kompasianer lain yang juga menulis ulasan film. Jadilah hasil tulisanku yang masuk ke artikel utama, ulasan film "Rentang Kisah".

Belajar dari pengalaman tadi, langkah kedua untuk konsisten menulis adalah dengan terus berusaha belajar dan membaca. 

"Jika kamu hanya menulis saja tanpa membaca, maka tulisanmu akan begitu-gitu saja tanpa ada perkembangan. Terkadang, jumlah views yang sedikit, atau artikel yang tak masuk label pilihan menunjukkan bahwa kita perlu belajar dan membaca lebih banyak lagi."

Baiklah, saya akan lanjut membagikan langkah selanjutnya. Sudah siap? 

Aku terus menerus menulis di Kompasiana. Bulan pertama, bulan kedua, bulan ketiga, aku masih belum mendapat K-Reward karena jumlah pembacaku yang belum banyak dan tulisanku yang masih sedikit. Aku sudah hampir menyerah, namun muncul lomba blog marathon awal tahun. Jadilah semangatku terpacu kembali.

Lagi-lagi, ini masalah niat dan tujuan. Namun, di satu hari, ketika blog marathon masih berlangsung, aku baru saja membuka twitter dan menemukan sebuah keresahan mengenai omongan seseorang tentang animasi nussa, ya! Denny Siregar. Jujur, aku amat geram dan ingin sekali membantah statement-nya. Jadilah aku menulis artikel bantahan mengenai tuduhan yang disampaikan kepada animasi Nussa.

Tanpa kusangka, artikel itu menjadi salah satu artikel populer di hari tersebut dan berhasil menembus angka 1.000 views dalam satu hari. Kaget, sudah pasti. Tak kusangka banyak orang yang sependapat dengan argumenku, walau ada beberapa orang yang juga menyudutkanku di media sosial. Namun, itu seru. Jujur, itu adalah hal paling seru yang pernah kualami ketika menulis.

Yap, jika kamu mendengar cerita tadi, kamu bisa menyimpulkan bahwa langkah ketiga untuk konsisten menulis adalah dengan menulis berdasarkan keresahan. 

"Jika kamu menulis berdasarkan keresahan, kamu akan merasa lebih lega karena bisa mengutarakan pendapatmu dan kamu akan terus berusaha menghadirkan tulisan yang berkualitas. Kamu tidak akan asal menulis dan kamu akan berusaha membuat tulisanmu sebaik mungkin dan bisa dibaca oleh berbagai kalangan."

Sementara, mungkin itu yang baru aku simpulkan dari ceritaku yang aku ingat pagi ini. Ternyata benar ya, mengingat masa-masa dulu awal menulis bisa membantu meningkatkan mood dalam menulis.

Baiklah, terima kasih telah mendengarkan ceritaku hari ini. Semoga, besok dan seterusnya aku bisa kembali konsisten dalam menulis artikel. Banyak film dan tema lain menanti untuk dijadikan tulisan. Tunggu, aku pasti akan kembali!

Sekian diari, semoga saya, kamu, kalian, dan kita semua bisa menulis sesuatu yang bermanfaat untuk bangsa ini dan mampu menjadi orang yang bermanfaat bagi sesama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun